Dengan telah menggunakan seragam lengkap, Kinzy berlari menyusuri koridor rumah sakit dengan senyum yang terus mengembang. Di belakangnya, Kenzo, Kenzie, dan Kevin berjalan mengiringinya.
Kinzy memasuki sebuah kamar rawat, tempat Arsya sekarang berada. Senyum Kinzy mengembang melihat seorang cowok yang terbaring di brankar dengan mata yang terbuka.
"Abang," ucap Kinzy membuat Arsya menoleh.
Kinzy berlari mendekati Arsya kemudian langsung memeluknya. Senyum tercetak di bibir pucat Arsya.
"Kinzy kangen sama abang," ucap Kinzy. Air matanya menetes. Air mata bahagia.
"Abang juga kangen sama Kinzy. Kinzy gimana? Kinzy baik-baik aja kan tanpa abang?"
Kinzy mengangguk. "Kinzy seneng abang sadar." Kinzy kembali memeluk Arsya.
Pintu kamar itu terbuka membuat Arsya menoleh. Kenzie memasuki kamar itu dengan duduk di kursi roda yang didorong Kevin. Kenzo berjalan menyusul di belakangnya.
Arsya mengerutkan kening melihat wajah Kenzo ada dua.
"Kenzo punya kembaran, bang," ucap Kinzy yang melihat kerutan di kening Arsya.
"Halo Ar," sapa Kenzo.
"Jelasin sama gue semuanya," pinta Arsya.
Kenzo tersenyum kemudian mulai menceritakan semuanya tanpa terkecuali termasuk masalah Kinzy hamil tipu-tipu.
"Sorry, Ar. Semuanya salah gue," ucap Kenzie pelan.
Arsya masih diam membuat Kinzy menyentuh tangannya lembut. "Bang?"
"Gue maafin lo," ucap Arsya yang membuat senyum terbit di wajah Kenzie juga Kinzy.
"Bang, Kinzy seneng banget akhirnya bisa ngobrol sama abang lagi. Kinzy kesepian tau nggak ada abang," ucap Kinzy.
Arsya tersenyum kecil. "Kan ada Kenzo." Tangannya mengusap puncak kepala Kinzy lembut.
"Ish tapi kan Kinzy mau sama abang juga." Kinzy mencebikkan bibirnya.
Arsya menutup matanya menghela napas pelan kemudian membuka kembali matanya.
"Abang nggak papa?" tanya Kinzy cemas.
"Abang nggak papa." Arsya kembali mengusap lembut puncak kepala Kinzy.
"Abang jangan tinggalin Kinzy lagi, ya," pinta Kinzy yang hanya dibalas senyuman oleh Arsya.
"Kinzy sekolah, kan? Udah siang sana berangkat," ucap Arsya.
"Kinzy mau di sini aja sama abang," rengek Kinzy sambil memegangi lengan Arsya yang terlihat lebih kurus.
"Nggak boleh gitu, berangkat ya."
Kinzy mengangguk pelan. "Ya udah Kinzy berangkat ya," Kinzy mencium punggung tangan Arsya. "Kinzy sayang abang." Kinzy kembali memeluk Arsya.
Arsya tersenyum, dia mengecup kening Kinzy lama. "Abang juga sayang Kinzy." Kinzy tersenyum.
"Kenzo, Kenzie, Kinzy berangkat ya. Yuk, Kepin!" ajak Kinzy.
"Gue duluan," ucap Kevin pada tiga cowok itu.
Kinzy dan Kevin melangkah keluar dari kamar rawat itu dengan diikuti pandangan dari Arsya dan Kenzo.
"Kenzo," panggil Arsya yang membuat Kenzo menoleh. Arsya tersenyum. "Gue titip Kinzy, ya."
***
Kinzy dan Kevin menuju ke sekolah dengan menggunakan motor. Senyum tak pernah lepas dari wajah Kinzy. "Kinzy seneng deh abang bangun," ucap Kinzy yang dibalas deheman oleh Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
K [✔]
Teen Fiction"Kenzo! Cepet, cipokan itu apa? Kinzy mau cipokan sama Kenzo!" "Lo beneran mau?" Kinzy mengangguk semangat. "Oke, tapi ntar ya kalo lo udah gede," ucap Kenzo sambil mengacak-acak rambut Kinzy. "Kenzo!!!" Sebuah pertemuan tak terduganya dengan Kenzo...