“Abang!! Cepetan!!” seru Kinzy sambil memukul punggung Arsya yang sedang mengendarai motor.
Wajah Kinzy terlihat sangat panik karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi sedangkan dirinya masih ada dijalan.
Motor yang ditumpangi Kinzy berhenti di parkiran sekolah tepatnya parkir di samping motor Lian yang pemiliknya masih berada di atas motor itu.
“Hallo, adek manis,” sapa Lian yang tidak ditanggapi oleh Kinzy.
Kinzy turun dari motor.
“Bang, Kinzy masuk kelas dulu ya.”
Cup!
Kinzy mencium Arsya di depan Lian yang langsung saja membuat Lian iri.
“Eh, babang Lian nggak ikutan dicium nih?” goda Lian.
“Ogah,” jawab Kinzy sebelum berlari memasuki area sekolah.
“Adek lo imut-imut tapi nyebelin,” sungut Lian.
“Makanya nggak usah genit sama adek gue. Meskipun adek gue polos tapi dia tahu mana yang berkualitas.”
“Maksudnya gue nggak berkualitas gitu?!” tanya Lian dengan suara yang sedikit dinaikkan.
Arsya hanya mengedikan bahu kemudian berjalan menjauhi Lian.
“Kemana woy?!” tanya Lian dengan berteriak.
“Basecamp!” jawab Arsya tak kalah kerasnya.
***
Kinzy berlari-lari di koridor. Dia semakin panik ketika melihat teman-temannya sudah berada di lapangan sedang meregangkan otot-otot sebelum berolahraga, sedangkan dirinya harus ke kelas dulu untuk meletakan tas.
Hari ini, jam pertama adalah pelajaran olahraga dan gurunya paling tidak suka dengan siswa atau siswi yang terlambat.
“Aduh, Kinzy telat nih,” ucap Kinzy pelan.
Kinzy sampai di kelasnya kemudian meletakkan tas di bangkunya.
Tanpa sengaja matanya mendapati seorang cowok yang sedang duduk dipojokan kelas dengan kaki berada di atas meja dan mata yang fokus pada HP ditangannya.
Kinzy mendekati cowok itu.
“Eum, hallo Kevin, kok Kevin masih ada disini?” tanya Kinzy.
Kevin merupakan teman sekelas Kinzy namun dia lebih sering menyendiri dipojokan kelas dan jarang bergaul dengan anak-anak yang lain sehingga Kinzy merasa agak canggung.
Kevin menatap Kinzy sekilas kemudian kembali menatap HPnya.
“Ke lapangan yuk, udah bel,” ajak Kinzy.
“Males.”
“Ish, nggak boleh gitu. Sekarang kan waktunya olahraga nanti Kevin dihukum sama pak Aji.”
Kevin tetap bergeming.
“Ayo Kevin,” ucap Kinzy sambil menarik lengan Kevin.
“Nggak.”
“Ish, ayo. Ntar keburu telat.”
“Ck, iya.”
Kevin mengalah dan bangkit dari tempat duduknya membuat sebuah senyuman terbit di wajah Kinzy.
Manis. Batin Kevin.
***
Kinzy dan Kevin sampai di lapangan ketika anak-anak yang lain sudah berbaris dengan pak Aji berada didepan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
K [✔]
Teen Fiction"Kenzo! Cepet, cipokan itu apa? Kinzy mau cipokan sama Kenzo!" "Lo beneran mau?" Kinzy mengangguk semangat. "Oke, tapi ntar ya kalo lo udah gede," ucap Kenzo sambil mengacak-acak rambut Kinzy. "Kenzo!!!" Sebuah pertemuan tak terduganya dengan Kenzo...