18. Cup

50.6K 3K 107
                                    

“La la la la.”

Kinzy kini tengah bersenandung sambil jingkrak-jingkrak di pinggir jalan dengan tangan yang memeluk Mimi. Inilah cara Kinzy mengatasi kebosanannya.

Mata Kinzy tiba-tiba mendarat pada seorang cowok yang tengah duduk sendirian di taman.

Kinzy mengerutkan kening, merasa mengenali cowok itu. tak lama kemudian, dia mengetahui siapa cowok itu dan segera menemuinya.

“Kevin!!” teriak Kinzy didepan Kevin yang bertujuan untuk mengejutkannya dan itu berhasil. Terbukti dari ponsel Kevin yang terjatuh ke lantai.

“Eh, maaf Kevin,” ucap Kinzy sambil mengambil ponsel Kevin. Tapi, baru saja tangan Kinzy menyentuh ponsel Kevin, Kevin segera mengambil ponselnya.

Kinzy langsung duduk di samping Kevin.

“Kevin, Kinzy bosen nih,” lapor Kinzy.

“…”

“Kevin, Kinzy ngomong sama Kevin,” ucap Kinzy sambil mencebikkan mulutnya.

“…”

Saat Kinzy masih mencebikkan mulutnya tiba-tiba mood booster Kinzy datang yang membuat Kinzy langsung tersenyum manis.

“Keviiinnn,"ucap Kinzy dengan nada manja.

“Ada tukang es krim tuh, beliin dong,” ucap Kinzy lagi sambil bergelayut di lengan Kevin.

“…”

“Keviinn,” rengek Kinzy lagi.

“Yaudah si tinggal beli aja.”

“Hehe, Kinzy nggak bawa duit.”

“Nggak usah beli kalo gitu.”

“Ish, Kevin mah gitu, sebel Kinzy sama Kevin.”

Lagi-lagi Kinzy mencebikkan mulutnya sambil memeluk Mimi erat.

Kevin melirik ke sampingnya kemudian tersenyum simpul.

“Pak!” seru Kevin kepada tukang es krim yang baru saja melewatinya.

Bapak-bapak tukang es krim itu berhenti.

“Sana beli,” ucap Kevin.

Mata Kinzy langsung berbinar-binar mendengar itu kemudian memegang tangan Kevin.

“Beneran? Kevin yang bayarin?”

Kevin mengangguk.

“Hore!! Beli es krim!!”

Kinzy langsung berlari mendekati tukang es krim. Kevin pun menyusul Kinzy untuk membayar es krim milik Kinzy.

Beberapa detik kemudian, mereka telah kembali duduk dengan kedua tangan Kinzy yang memegang es krim rasa coklat kemudian menjilatinya satu-satu secara bergantian.

“Kevin mau??” tanyanya setelah menjilat es krim miliknya untuk yang kesekian kalinya.

Kevin menggeleng.

“Mimi mau?” tanya Kinzy pada Mimi yang kini tengah duduk dipangkuan Kevin, Kinzy lah biang keladinya.

#

Setengah jam yang lalu saat Kenzo tengah berkutik dengan file-file kantor dari papanya yang ambisius itu, dia mendapat kabar bahwa ada beberapa teman-temannya yang diserang oleh musuhnya, geng Tayzar.

Dan disinilah kini dirinya berada. Ditengah jalan raya yang penuh dengan puluhan cowok yang tengah mengeluarkan kemampuan berkelahinya masing-masing.

Kenzo melawan rivalnya dengan mudah, seperti biasanya. Tak memberikan sedikitpun celah bagi rivalnya untuk dapat menyentuhnya.

Saat kembali menyerang rivalnya, tanpa sengaja matanya mendarat pada seorang cowok yang tengah berdiri tak jauh dari tempatnya saat ini. Seorang cowok yang tengah tersenyum penuh arti menatap tawuran tersebut. Seorang cowok yang pernah dilihatnya bersama dua anggota geng Tayzar. Kevin.

Kenzo hanya melihatnya sekilas karena dia berpikir tak ada urusannya juga dengan cowok familiar itu. Sampai akhirnya matanya mendarat pada seorang cewek yang tengah berdiri di belakang pohon langsing yang berada tak jauh dari tempat tawuran tersebut.

Seketika emosinya kembali memuncak. Entah apa itu, yang pasti dia hanya ingin melindungi cewek itu sekarang.

Kenzo kembali memukul rivalnya dengan membabi buta seperti tawuran tempo lalu dan setelah itu berjalan cepat menuju cewek itu dengan beberapa kali mendapat serangan dari para musuhnya.

Mengetahui ketua geng Xaverious tengah mendekati cewek itu, salah satu anggota geng Tayzar langsung ikut mendekati cewek itu dan dengan balok kayu yang dibawanya, dia hendak memukul cewek itu.

Dan ya, bisa ditebak apa yang Kenzo lakukan. Dia berlari secepat kilat mendekati cewek itu kemudian memutarkan badan cewek itu dan mendekapnya.

Bugh!

“Argh!”

Suara benturan balok kayu dan tubuh manusia terdengar bersamaan dengan teriakan cewek yang berada dalam dekapan Kenzo.

Kenzo melepas dekapannya kemudian berbalik dan langsung menyerang orang yang telah berhasil memukul bahu kanannya tersebut.

“Bangsat!”

Kenzo kembali memukuli rivalnya sampai tak sadarkan diri, salah siapa dia berani melukai seorang Kenzo.

“Ck, bocah lo ngapain disini si?!” omel Kenzo kepada cewek itu, Kinzy.

“Kinzy cuma—“

Ucapan Kinzy terhenti karena Kenzo terlebih dahulu menarik tangan Kinzy dan membawanya menjauh dari tempat tawuran tersebut.

Melihat itu, senyum tipis kembali tercetak jelas di wajah seorang cowok yang sedari tadi mengawasi jalannya tawuran tersebut.

“Sebegitu berartinya dia buat lo, Kenzo.”

Kinzy membiarkan Kenzo menarik tangannya sambil senyum-senyum sendiri karena teringat tindakan Kenzo barusan yang menyelamatkan dirinya, bak malaikat penyelamat.

Beberapa motor berhenti didepan Kenzo, anggota geng Xaverious yang baru sampai ke tempat tawuran.

“Dimas!” seru Kenzo kepada Dimas, salah satu anggota geng Xaveriouz yang baru sampai yang hanya dibalas Dimas dengan menaikkan sebelah alisnya.

“Lo anterin bocah ini balik!” titahnya.

“Tap—“

“Nggak ada penolakan!”

Dimasa hanya bisa menatap Kenzo dengan penuh permusuhan. Dia kesini kan mau berantem, kenapa malah disuruh nganterin bocah si?

Walaupun begitu dia tetap menuruti titah dari sang ketua, dia kembali menaiki motornya dengan wajah kusut, lebih kusut dari baju yang belum disetrika.

“Lo balik bareng dia,” ucap Kenzo kepada Kinzy yang masih menatap Kenzo tanpa berkedip sambil terus tersenyum.

“Woy! Bocah!!”

Cup!

“Makasih Kenzo.”

Kinzy berlari kemudian menaiki motor Dimas, motor itupun melaju pergi dari dan meninggalkan Kenzo yang masih terdiam membeku ditempatnya mencoba mencerna apa yang telah terjadi.

Tanpa sadar, tangannya terangkat menyentuh pipinya yang dicium Kinzy, sebuah senyuman pun terbit di wajah tampan seorang Kenzo Arzeno Albar.

***

Tbc...

See u

K [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang