"Abang!! Abang tolongin Kinzy!!"
Jantung Arsya berpacu tiga kali lebih cepat dari normal. Rasa khawatir mendominasi dirinya. Ada apa dengan adiknya?
"Zy, Zy, Kinzy kenapa? Ada apa?" tanya Arsya cemas.
Mendengar nada bicara Arsya yang berubah membuat Lian menatap Dimas bertanya tanpa suara yang dijawab Dimas dengan mengangkat bahu.
"Bang!! Boneka Kinzy ilang satu!! Masa Kinzy itung cuma 176 si, yang satu mana!!"
Arsya mendengus sebal. Memang adiknya ini sangat hebat! Hebat membuat dirinya cemas! Good job girl!
"Kinzy salah itung kali atau jatoh, coba cari aja dulu, siapa tau ada di kolong tempat tidur atau... kulkas."
"Ish nggak ada abang!! Kinzy udah muter-muter ini. Abang beliin lagi ya... ya ya ya satuuuu ajaaaa pliiisssss."
"Ck, iya iya, ntar abang beliin."
"Yeaayyy! Makasih abang!!"
Tut.. Tut..
Panggilan pun terputus meninggalkan Arsya dengan wajah sebalnya.
"Kenapa lo?" tanya Dimas.
"Biasa, boneka Kinzy ilang."
Sementara itu, didalam rumah Kinzy tengah membaringkan badannya diatas tempat tidur, "yeay boneka baru!"
Brum!! Brumm!!
Kinzy langsung menegakkan badannya mendengar suara deruman sepeda motor yang kuat dan ramai. Kinzy membuka gorden jendela kamarnya sedikit untuk mengintip keluar rumah dan mendapati beberapa motor yang tengah berhenti didepan rumahnya dengan pengendara yang berboncengan.
Kinzy berjalan menuju samping tempat tidur tatkala pengendara motor didepan rumahnya itu mengeluarkan sebuah benda bulat dari plastik yang dibawanya. Bom! Eh bukan! Batu maksudnya.
Prang!!
Satu batu mengenai jendela kamarnya membuatnya pecah berantakan disusul dengan suara kaca lain yang juga pecah dan suara batu yang mengenai dinding bahkan sampai genteng.
Tangan Kinzy terulur keatas tempat tidur dan mengambil HP yang tergeletak diatasnya.
"Abang!!!!" seru Kinzy.
"Apalagi Kinzy, kan nanti bonekanya abang beliin."
"Bukan itu abang!! Didepan ada lima eh bukan enam motor. Mereka ngelemparin batu ke rumah!! Kaca jendela kamar Kinzy juga pecah abang!!"
"Apa??!!"
Kinzy menjauhkan HP dari telinganya ketika suara Arsya terdengar naik beberapa oktaf.
"Zy, dengerin abang, sekarang Kinzy pergi ke gudang terus kunci pintunya oke?"
"Tapi gelap bang."
"Sebentar aja, abang akan pulang sekarang. Kinzy nurut kan sama abang? Jangan keluar sampe abang dateng."
"A--"
Tut.. Tut..
"--bang."
Prang!!
"Argh." teriak Kinzy sambil berlari menuju gudang sesuai perkataan Arsya.
Sesampainya di gudang, Kinzy langsung mengunci pintunya dan menuju pojokan gudang dengan diterangi senter HPnya, "abang mah jahat, masa Kinzy disuruh ngumpet disini, kan gelap, sendirian lagi, gimana kalo ada...."
Ucapan Kinzy menggantung bersamaan dengan sesuatu yang terasa merambat di punggung tangannya yang tergeletak di lantai.
Kinzy mengarahkan senter HPnya kearah tangannya dan menemukan seekor hewan yang berada disana. Hewan mungil berwarna abu-abu dengan ekor yang lumayan panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
K [✔]
Jugendliteratur"Kenzo! Cepet, cipokan itu apa? Kinzy mau cipokan sama Kenzo!" "Lo beneran mau?" Kinzy mengangguk semangat. "Oke, tapi ntar ya kalo lo udah gede," ucap Kenzo sambil mengacak-acak rambut Kinzy. "Kenzo!!!" Sebuah pertemuan tak terduganya dengan Kenzo...