"Halo abang," sapa Kinzy yang sudah berada di ruang rawat Arsya. Cowok itu masih tertidur pulas tanpa ada niat membuka matanya.
Tangan Kinzy terulur mengusap rambut Arsya lembut. Senyum terukir di wajah Kinzy. "Abang, Kinzy kangen. Kinzy pengen ngobrol sama abang."
Di samping Kinzy, ada Kenzo yang merangkul Kinzy. Tatapannya tetap tertuju pada Arsya. Setiap mengunjungi Arsya, rasa bersalah selalu memuncak dalam dirinya. Andai saja bukan karenanya, pasti Arsya tidak akan ada di tempat ini.
"Abang, Kinzy balikan lagi sama Kenzo. Abang jangan marah ya."
Sebulir air mata Kinzy menetes. Dengan cepat Kinzy langsung menghapusnya. "Abang... bangun bang...," lirih Kinzy dengan suara serak.
Kenzo langsung mengusap lengan Kinzy lembut, memberi kekuatan.
Kinzy mendekatkan wajahnya ke wajah Arsya kemudian mengecupnya lembut. "Kinzy keluar dulu ya, bang."
Kinzy menoleh kepada Kenzo kemudian berjalan meninggalkan Kenzo sendirian. Kenzo mendekati Arsya.
"Ar, gue pengen jelasin banyak hal sama lo. Plis bangun. Gue minta maaf. Apapun yang terjadi, gue janji akan selalu jaga Kinzy, adek lo."
***
Kinzy dan Kenzo berjalan bersisian keluar dari rumah sakit dengan tangan yang saling menggenggam.
"Kenzo, Kinzy capek!" lapor Kinzy. "Gendong ya?" lanjutnya.
Tanpa menunggu persetujuan dari Kenzo, Kinzy langsung melompat ke punggung Kenzo membuat Kenzo langsung memegangi Kinzy.
Kenzo menarik hidung Kinzy yang berada di atas salah satu bahunya. "Main lompat aja," ucap Kenzo gemas.
Kinzy tertawa. Tangannya dikalungkan ke leher Kenzo. "Biarin."
Cup.
Kinzy mengecup pipi Kenzo singkat.
"Kenzo baik deh," ucap Kinzy yang diikuti cengiran.
"Pacarnya siapa dulu dong?"
"Pacarnya Kinzy!"
Cup.
Kinzy semakin mengeratkan pelukannya pada Kenzo. Dia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Kenzo.
Kenzo mendudukkan Kinzy di atas motornya. Kinzy tersenyum lebar. "Makasii Kenzo."
Kenzo tersenyum. Dia menaiki motornya dan segera menjalankannya.
Kinzy berdiri di motor Kenzo yang melaju cukup pelan. Dia memegang bahu Kenzo kemudian berteriak keras membuat Kenzo tertawa.
Setelah puas menjerit, Kinzy kembali duduk dan memeluk Kenzo erat. "Kenzo, Kinzy pengen es krim."
***
Kenzie menghentikan motornya di depan sebuah rumah mewah. Rumah Kenzo.
Satpam rumah itu langsung membukakan gerbang untuk Kenzie, mungkin mereka kira Kenzie adalah Kenzo.
Motornya berhenti. Kenzie mengarahkan matanya pada rumah di depannya. Dadanya terasa sangat sesak. Akankah kali ini takdir berpihak padanya atau justru kejadian seperti lima tahun lalu yang dia dapatkan?
Kenzie menghirup udara di sekitarnya cukup banyak untuk melegakan rasa sesak yang dia terima. Ingatan lima tahun lalu kembali terputar di otaknya.
Dengan penuh keyakinan, dia mendekati pintu rumah itu namun baru beberapa langkah, suara mobil menginterupsinya.
Seorang pria dengan setelan jas lengkap keluar dari mobil itu. Tio. Tio mendekati Kenzie yang tengah menatapnya dengan harap.
KAMU SEDANG MEMBACA
K [✔]
Teen Fiction"Kenzo! Cepet, cipokan itu apa? Kinzy mau cipokan sama Kenzo!" "Lo beneran mau?" Kinzy mengangguk semangat. "Oke, tapi ntar ya kalo lo udah gede," ucap Kenzo sambil mengacak-acak rambut Kinzy. "Kenzo!!!" Sebuah pertemuan tak terduganya dengan Kenzo...