34. Pacar Baru

30.7K 2K 432
                                    

Bumi masih dibelenggu kegelapan, namun dibalik itu matahari tengah naik keatas bumi. Di bumi sendiri, dari sekian banyak aktivitas manusia, ada sebuah motor yang ditumpangi dua manusia melaju dengan kecepatan sedang.

Kenzo, cowok itu tengah mengendarai motor dengan fokus. Tubuhnya hanya terbalut celana jeans dan kaos hitam. Sedangkan dibelakangnya terdapat Kinzy yang tengah memeluk Kenzo erat dengan tubuh terbalut dress navy dan juga jaket kulit hitam milik Kenzo.

Ya, mereka kini dalam perjalanan rumah Kinzy setelah tadi mereka terbangun dari mimpi dengan posisi bersisian dan berada di satu ranjang.

Setelah sampai di depan rumah, Kinzy langsung turun dan menatap Kenzo sambil tersenyum.

"Zy, gue mau ngomong sesuatu sama lo." ucap Kenzo.

"Apa Kenzo?"

"Gue mau kita putus."

***

"Eh, si curut satu mana? Tumben belom nongol." tanya Lian kepada kedua temannya.

Kini Liam, Arsya, dan Dimas tengah berada di kantin untuk menghabiskan waktu istirahat mereka. Kenzo sendiri entah kemana, sedari tadi dia belum terlihat bahkan dia tidak mengikuti empat jam pelajaran pertama.

"Tau. Mati kali." sahut Arsya.

"Nggak masuk kali." sahut Dimas.

"Nggak mungkin, dia bolos abis sama bokap." ucap Lian disertai tawa.

"Enakkan juga gue hidup sendiri, bebass." sambungnya.

"Serah!"

"Guys!"

Arsya, Lian, dan Dimas mengalihkan pandangan nya menatap sumber suara dan menemukan Kenzo yang tengah berdiri bersisian dengan seorang cewek, ohya jangan lupakan tangan mereka yang berkaitan.

"Kenalin ini Dinda, pacar baru gue."

Mendengar itu, Arsya, Lian dan Dimas hanya bisa melongo.  Terutama Arsya. Kenapa? Karena cewek di samping Kenzo adalah cewek yang disukainya.

Bagai di sambar petir di siang bolong, jantung Arsya seakan berhenti berdetak. Dia tidak salah dengar kan?

Tiba-tiba suara tawa Lian menggelegar disana, "lo bercanda kan?"

"Nggak, gue beneran pacaran sama Dinda, iya kan honey?" tanya Kenzo sambil merangkulkan lengannya di bahu Dinda yang dijawab anggukan oleh Dinda.

Lagi-lagi Dimas dan Lian dibuat tidak percaya dan hanya bisa melongo sedangkan Arsya? Wajahnya sudah murung sekarang apalagi hatinya. Hatinya terasa teriris-iris, sakit!

Lian bangkit dan langsung menarik tangan Kenzo, "gue perlu ngomong." Hal itu juga diikuti Dimas yang langsung menyusul kepergian dua manusia itu.

Arsya? Dia masih diam ditempatnya. Dia tidak menyangka dengan apa yang terjadi. Padahal dia sendiri berniat akan menembak Dinda besok dan dia sudah mempersiapkan segalanya, namun itu kandas sia-sia karena dia kalah start dengan sahabatnya sendiri.

Lian membawa Kenzo keluar dari kantin dan mendorongnya ke dinding, "Ken, lo gila ya?!"

"Gue masih waras."

"Lo tau kan Arsya dari dulu suka sama Dinda." ucap Dimas.

"Iya, gue tau."

"Ya terus kenapa lo pacarin Dinda, pinter?" tanya Lian gemas.

"Arsya belum nembak Dinda kan?" tanya Kenzo yang diangguki dua orang didepannya.

"Jadi, gue bebas dong macarin Dinda."

K [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang