65. I Love You

19.7K 1.6K 188
                                    

"Malem abang," sapa Kinzy pada Arsya yang masih tertidur lelap dengan alat pernapasan yang masih setia menutupi hidung dan mulutnya.

Kinzy menggenggam tangan Arsya meletakkan punggung tangan Arsya di pipinya. Matanya terpejam merasakan kulit Arsya yang menempel pada kulitnya.

"Dunia baru abang lebih indah ya, makanya abang betah banget di sana. Kinzy capek tau nungguin abang bangun."

Suasana senyap yang hanya diisi suara elekrokardiograf membuat Kinzy selalu merasa takut. Kinzy takut abangnya akan meninggalkannya.

"Abang salah paham sama Kinzy, Kinzy nggak hamil bang."

"Rumah sepi banget tau nggak ada abang. Kinzy kadang suka ngerasa takut di rumah sendirian. Apalagi sekarang Kinzy jadi suka kesiangan bangunnya, nggak ada abang yang bangunin Kinzy."

"Kinzy bingung tau, bang. Kenzo udah ceritain semuanya sama Kinzy tapi Kinzy malah jadi bingung harus bersikap kayak gimana sama Kenzo. Kenzo baik banget sama Kinzy tapi...." Kinzy menghentikan ucapannya. Dia menghela napas pelan.

Kinzy menurunkan tangan Arsya dari pipinya. Dia meletakkan kembali tangan Arsya ke tempat semula setelah sebelumnya mengecup jari-jari Arsya. Kinzy mengusap lembut rambut Arsya penuh sayang.

"Abang cepet bangun ya, jangan tinggalin Kinzy sendirian."

Kinzy mengecup lama kening Arsya bersamaan dengan sebulir air matanya yang menetes di sana.

Seberapapun usaha Kinzy untuk terlihat kuat nyatanya Kinzy tak bisa, dia rapuh tanpa Arsya, abangnya yang selalu menjaga dan menyayanginya.

Kinzy mengusap air matanya kemudian tersenyum menatap Arsya yang masih menutup matanya tanpa ada keinginan untuk membuka mata itu walau hanya sekejap.

"Kinzy kuat kok, bang. Kinzy pasti bisa mandiri kayak yang abang bilang. Kinzy sayang abang."

Kaki Kinzy membawanya menjauh dari Arsya. Dia berjalan keluar dari  ruangan yang telah ditempati Arsya selama beberapa hari ini.

Kinzy duduk di kursi tunggu yang ada di depan ruangan Arsya. Tangannya mengambil ponsel yang berada di tas kecil yang dibawanya. Pesan dari Lian yang berada di paling atas layar ponselnya membuatnya langsung membuka pesan itu.

Adek manis, gue balik dulu ada urusan bentar
Jangan kemana-mana, tungguin sampe gue jemput
I love you

Kinzy mengerucutkan bibirnya sembari mengetikkan balasan untuk Lian.

Lian gilak!
Awas aja kalo lama, Kinzy marah sama Lian!

Kinzy menutup room chatnya dengan Lian kemudian mulai membuka pesan dari teman-temannya untuk mengurangi kebosanan.

Waktu terus berjalan, menit berganti jam tapi Lian belum juga menampakkan batang hidungnya. Kinzy bosan Kinzy ngantuk. Berulang kali Kinzy menguap lebar tanpa berniat menutupnya. Matanya juga sudah memerah menahan kantuk. Dan yang lebih membuatnya bosan adalah baterai ponselnya yang habis.

Mata Kinzy perlahan mulai menutup bersamaan dengan kepalanya yang turun ke bawah kemudian dengan cepat Kinzy membukanya lagi. Hal itu terjadi berulang-ulang.

"Ah Kinzy ngantuk banget. Tau ah bobo sini aja!" sungut Kinzy.

Dia membaringkan tubuhnya di kursi tunggu dengan posisi meringkuk menghadap samping.

Tak butuh waktu lama bagi Kinzy untuk terlelap dalam alam mimpi.

Beberapa saat kemudian, seorang cowok berjalan menuju Kinzy lebih tepatnya menuju ruangan Arsya. Dia melirik ke arah Kinzy yang masih tertidur sebelum akhirnya memasuki ruangan Arsya.

K [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang