Mentari bersinar cerah seperti halnya seorang gadis yang kini tengah duduk di jok belakang motor yang sedang dikendarai oleh seorang ketua geng motor. Kenzo.
Kinzy memeluk erat pinggang Kenzo sedangkan Kenzo sendiri tak keberatan akan hal itu. Rezeki nggak boleh ditolak katanya.
Akhirnya, setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit motor itu berhenti di sebuah sekolah yang bertuliskan SMA Nebula.
Malangnya, dewi fortuna tak berpihak pada mereka karena gerbang sekolah itu telah tertutup rapat. Maklum saja bel masuk sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu.
“Gara-gara Kenzo si, jadinya kita telat kan,” sungut Kinzy.
Kenzo hanya diam. Malas meladeni bocah seperti Kinzy. Kenzo justru mendekat ke spion motornya. Menatap wajahnya yang masih tampan di kaca spion lantas menyugar rambut dengan jarinya yang sedikit berantakan.
“Bapak satpam yang paling ganteng, bukain dong gerbangnya, Kinzy mau masuk nih,” ucap Kinzy.
“Maaf neng nggak bisa, udah masuk jadi saya nggak bisa bukain gerbang.”
“Yah, bapak masa gitu si, kan Kinzy ke sini mau belajar,” ucap Kinzy dengan wajah memelasnya.
“Nggak bisa neng, eneng urusannya nanti sama guru piket.”
Kinzy mendesah kecewa dengan bibir mengerucut. Kinzy membalikan badan menghadap Kenzo yang masih duduk santai di motornya.
“Kenzo, kita nggak bisa masuk,” lapornya.
“Emang.”
Tak lama kemudian, seorang guru keluar dari sekolah dan berjalan menuju gerbang.
“Ada yang telat, Pak Nanang?” tanya bu Rika.
“Ada bu, itu mereka berdua.”
Bu Rika menatap kedua anak muridnya yang kini tengah berada di depan gerbang sekolah. Kinzy hanya tersenyum sedangkan Kenzo tak peduli.
“Kenzo, Kenzo, saya capek ngurusin kamu, kapan si kamu mau tobat?” seru bu Rika.
“Nunggu kucing beranak kambing,” jawab Kenzo asal yang langsung mendapat pukulan dari Kinzy.
Buk.
“Nggak boleh ngomong gitu, nggak sopan,” ucap Kinzy.
“Kamu juga!" seru Bu Rika yang membuat Kinzy menoleh padanya.
Kini mata bu Rika mengarah pada Kinzy. Kinzy sendiri langsung menunduk.
“Kamu yang waktu itu sama Kenzo, kan? Yang saya hukum di perpus?” tanya Bu Rika.
“Iya ibu.”
“Dan sekarang kamu berulah lagi! sama Kenzo lagi!! ckckck.”
Kinzy hanya diam, dia tahu dia salah.
“Sekarang kalian berdua hormat bendera sampe jam kedua habis!” titah bu Rika.
“Aelah bu lama amat, sepuluh menit aja napa,” tawar Kenzo yang langsung mendapat cubitan oleh Kinzy di perut sixpacknya, eh. Membuat Kenzo mengaduh.
“Nggak boleh gitu,” ucap Kinzy pelan.
“Kamu kira ini pasar bisa ditawar!!”
“Iya, bu maaf. Kita akan hormat bendera sampe jam kedua selesai,” ucap Kinzy.
***
Di depan tiang bendera, itulah tempat Kenzo dan Kinzy berdiri sekarang. Di bawah terik matahari lagi, untung masih hangat dan sehat tapi entahlah beberapa menit lagi pasti akan buat kulit gosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
K [✔]
Dla nastolatków"Kenzo! Cepet, cipokan itu apa? Kinzy mau cipokan sama Kenzo!" "Lo beneran mau?" Kinzy mengangguk semangat. "Oke, tapi ntar ya kalo lo udah gede," ucap Kenzo sambil mengacak-acak rambut Kinzy. "Kenzo!!!" Sebuah pertemuan tak terduganya dengan Kenzo...