15. Mimi sakit

42.8K 3K 338
                                    

Sang dewi malam kini telah menampakan wujudnya. Sinarnya menyinari sebagian bumi termasuk di kamar Kinzy dengan melewati kaca yang tidak ditutup gorden.

Kinzy kini tengah merawat peliharaannya yang sedang sakit.

“Mimi, cepet sembuh ya, jangan sakit terus, Kinzy jadi sedih, temen-temen juga sedih,” ucap Kinzy sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh Mimi.

Tau, kan siapa Mimi? Tau pastilah. Siapa lagi kalau bukan boneka kucing dari Arsya.

Kinzy sangat khawatir begitu tahu kalau boneka kesayangannya masuk ke dalam kulkas. Dia langsung berlari ke bawah untuk mengambil Mimi yang ada bersama Arsya setelah Arsya teriak dan langsung memeluk Mimi yang sudah sangat dingin.

Kinzy sangat khawatir kalau Mimi sampai mati.

Setelah mengambil Mimi, Kinzy langsung berlari meninggalkan Arsya yang sedang menahan marahnya dikarenakan seluruh minuman favoritenya hilang. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Kinzy.

Jangan salahkan Kinzy yang membuang semua minuman Arsya, salah sendiri Arsya masih menyimpan minuman itu padahal Arsya tahu kalau Kinzy tak suka itu.

Dan karena itu juga, Kinzy lupa meletakkan Mimi kedalam kulkas saat tangannya sedang sibuk mengemasi seluruh minuman tersebut.

Jadi, kejadian Mimi masuk kulkas bukan hanya kesalahan Kinzy, tapi kesalahan minuman itu, termasuk pemiliknya juga.

Setelah Kinzy sampai di kamar, dia langsung melapisi tubuh Mimi dengan tiga jaket tebal miliknya kemudian melapisinya lagi dengan selimut untuk menghangatkan Mimi.

Dan jangan lupakan Kinzy yang juga mengompres Mimi dengan air hangat, takut Mimi demam.

Untung saja dia belum sampai memberi Mimi obat. Coba kalau iya, dimasukin lewat mana tuh obat?

“Mimi pasti kedinginan ya di dalem kulkas? Maafin Kinzy ya, teledor niggalin Mimi di sana.”

“Cepet sembuh ya, kasihan temen-temen pada sedih lihat Mimi sakit, iya, kan temen-temen?” tanya Kinzy kepada para peliharaannya yang lain, boneka kucing yang tertata rapi di rak boneka yang jumlahnya mencapai 177, mulai dari yang bisa digenggam ditangan sampai yang besarnya melebihi Kinzy sendiri. Bahkan rak itu hampir menutupi seluruh dinding di kamar Kinzy.

Jadi, jangan bingung kalau kamar Kinzy yang luas serasa menjadi sempit. Itu saja sebagian boneka Kinzy sudah disumbangkan ke panti asuhan.

Bisa dibayangkan kan kalau tidak disumbangkan? Penuh dah tuh.

Boneka yang berada di rak diam saja mendengar pertanyaan Kinzy, tidak mengangguk, tidak pula menggeleng, apalagi menjawab.

“Tuh kan, Mi. Semua sedih lihat Mimi sakit,” ucap Kinzy lagi kepada Mimi.

“Kinzy!! Makan dulu!!” teriak Bunda dari bawah yang sudah siap dengan makan malam bersama dengan Ayah dan Arsya tentunya.

“Iya bunda!!!”

“Temen-temen, Kinzy mau makan dulu ya, jagain Mimi ya, dadah,” ucap Kinzy sebelum meninggalkan Mimi beserta teman-temannya.

***

Setelah melaksanakan titah dari papanya, seperti inilah Kenzo sekarang. Duduk bersandar di atas kasur sambil menatap adegan demi adegan dewasa yang ada di layar laptopnya.

Sudah dua jam dia seperti itu setelah melaksanakan titah papanya walau hanya satu jam. Karena memang dia sudah paham dengan materinya hanya saja kemarin dewi fortuna sedang tak berpihak padanya.

Padahal dari semua anak di kelasnya dan mungkin juga di kelas lain, nilainyalah yang paling tinggi. Tapi itu belum memuaskan hati papanya yang ingin dirinya selalu perfect.

Mata Kenzo sedang fokus-fokusnya menatap layar laptop yang tengah menampilkan adegan hawt.

Namun, fokusnya terganggu karena suara ponsel yang berada disampingnya. Dia pun mengambil ponsel itu dan menerima video call dari teman-temannya.

“Apaan si lo semua, ganggu aja,” sungut Kenzo setelah wajah teman-temannya tampak di layar ponselnya.

“Wezz, baru masuk langsung ngegas aja ini bos,” jawab Lian.

“Kalo udah kayak gini biasanya si bos lagi refreshing mata nih,” sambung Arsya.

“Udah pasti,” sambung Dimas.

“Ya iyalah, abisnya gue bosen liatnya lo, lo, dan lo terus,” jawab Kenzo.

“Makanya cari cewek dong Ken,” ucap Lian.

“Sekalian praktekin yang udah lo lihat, hahaha,” lanjutin Lian.

“Bangke lo,” sahut Arsya.

“Berisik lo upil gajah.”

“Jigong tuyul.”

“Punuk sapi.”

“Bacot lo berdua,” potong Kenzo. “Heh, kucing garong, gue bukan lo ya yang semua cewek diembat, dicoba satu-satu. Meskipun mata gue kotor tapi gue masih perjaka tulen, jangankan itu orang bibir gue aja masih suci,” cecar Kenzo.

“Halah, palingan juga nggak sampe lulus udah nggak perjaka lagi.”

“Gue samperin bonyok lo!”

“Lo itu harus meniru abang Lian, tampang punya, duit ada, halah laris lo pasti kayak gue.”

“Lo itu bukan laris tapi murah. Dijual sama siapa aja dengan harga berapa aja mau.”

“Yah, Kenzo Kenzo, kalo cuma nonton itu kurang enak, dicoba aja pasti beuh ketagihan lo, apalagi kalo lo nyarinya yang sexy, yang-”

“Bacot!!!” seru Kenzo, Lian, dan Arsya bersamaan.

“Gue bukan buaya darat kayak lo!!” seru Kenzo.

“Lo salah lapak kalo mau promosi, kalo lo promosi didepan anak-anak yang lain mungkin mereka mau, lah elo promosi sama kita-kita  yang masih suci, apalagi tuh si Dimas, dideketin cewek aja takut.”

“Heh, badak, gue nggak takut ya, gue cuma alergi sama  cewek yang tampilannya kayak tante-tante jalang, sorry ya gue itu mahal nggak semua cewek bisa deketin gue.” cecar Dimas.

“Halah, munafik lo semua!! Lo semua itu nggak usah sok suci deh!! Kalo mau ya lakuin aja nggak usah sok jaim jaim cuih. Dahlah, gue mau main kuda-kudaan.”

Lian pun hilang.

“Ngambek dia," ucap Arsya.

“Kek cewek, ngambekan,” ucap Kenzo.

“PMS kali,” jawab Dimas.

***


Tbc...

Makasih ya udah mau baca

Jangan lupa tinggalin jejak, okey?

See u

K [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang