"Nggak guna banget gue di sini. Ujung-ujungnya cuma jadi nyamuk!" sungut Lian.
Setelah mendengar tentang Kenzo dan Kenzie, dia dan Dimas langsung meluncur menemui Kenzo. Tapi mereka berdua malah jadi nyamuk.
Di depannya, Kinzy tengah menyuapi Kenzo sarapan. Dia dan Dimas cuma bisa duduk di sofa menatap itu. Miris.
"Cabut aja yuk!" ajak Lian yang diangguki oleh Dimas.
"Kenzo, gue sama Lian cabut dulu. Males jadi nyamuk!"
Kenzo mengangguk singkat.
"Hati-hati, Lian!" sahut Kinzy.
"Siap, adek manis!"
Lian dan Dimas melangkahkan kaki keluar dari ruang rawat Kenzo. Daripada ca jadi nyamuk mending pergi kan, kemana kek.
"Zy," panggil Kenzo yang dibalas deheman oleh Kinzy.
"Kamu pulang ya, istirahat. Kamu pasti capek banget jagain aku semalaman."
"Kinzy mau di sini aja."
"Zy-"
Ucapan Kenzo terhenti karena pintu ruangannya yang tiba-tiba terbuka. Kevin datang bersama dengan Kenzie yang duduk di kursi roda.
Kevin dengan terpaksa membawa Kenzie untuk bertemu Kenzo karena paksaan Kenzie. Dokter sendiri sebenarnya belum mengizinkan apalagi luka bekas operasi semalam belum kering. Tapi Kenzie bebal. Yang ada dia bisa ngamuk kalau keinginannya itu nggak dituruti.
"Kenzie, kok ko bisa ke sini?" tanya Kenzo heran.
Kenzie menatap Kenzo tajam dari kursi rodanya.
"Bodoh!"
Hanya satu kata itu yang keluar dari bibir Kenzie. Kenzo mengerutkan keningnya begitu juga dengan Kinzy. Kalau Kevin, dia masih santai.
"Maksud lo?" tanya Kenzo heran.
"Punya otak itu dipake! Buat apa lo donorin ginjal lo buat gue?! Lo bisa mati, goblok!!" maki Kenzie.
"Gue yang udah mau bunuh lo! Gue mau nabrak lo! Tapi lo malah donorin ginjal lo buat gue!! Otak lo itu dimana sih?!" lanjut Kenzie.
"Tapi lo nggak jadi nabrak gue, kan?" ucap Kenzo. "Kenapa? Karna lo nggak tega lakuin itu. Sama kayak gue yang nggak akan tega biarin lo kehilangan satu ginjal lo."
Kenzie meremas udara di sekitarnya geram. "Kalo kayak gini justru lo yang kehilangan satu ginjal lo!"
"Kehilangan satu ginjal gue nggak ada artinya daripada gue harus liat lo menderita lagi. Gue udah kehilangan mama, gue udah pergi dari papa, gue cuma punya lo. Gue nggak masalah kalo lo masih nggak mau terima gue jadi adek lo lagi. Tapi satu hal, gue nggak akan biarin lo menderita lagi."
Kenzie memegangi kepalanya dengan tangannya. Setelah apa yang dia lakukan pada Kenzo, Kenzo justru membalasnya dengan ini. Hati Kenzie mencelos. Dia merasa gagal menjadi kakak yang baik. Dia malah berusaha melukai adiknya yang justru rela berkorban untuknya.
Kenzie berusaha berdiri dari kursi roda yang langsung dibantu Kevin. Kenzie berdiri dengan menggunakan satu kakinya sebagai tumpuan.
"Bodoh!" maki Kenzie.
Tapi setelah itu, dia langsung memeluk Kenzo. Sekejap Kenzo terkejut tapi setelah itu dia tersenyum dan balas memeluk Kenzie.
"Gue udah biasa pinter, jadi sekali-kali bodoh nggak masalah," ucap Kenzo.
Kenzie tersenyum kecil. "Terserah lo," sahutnya. "Sorry ya, thanks juga."
"Nggak masalah." Kenzo menepuk pelan bahu Kenzie.
KAMU SEDANG MEMBACA
K [✔]
Fiksi Remaja"Kenzo! Cepet, cipokan itu apa? Kinzy mau cipokan sama Kenzo!" "Lo beneran mau?" Kinzy mengangguk semangat. "Oke, tapi ntar ya kalo lo udah gede," ucap Kenzo sambil mengacak-acak rambut Kinzy. "Kenzo!!!" Sebuah pertemuan tak terduganya dengan Kenzo...