4 | Perlu Ya Aku Jawab?

325 79 18
                                    

Bagian 4

Perlu Ya Aku Jawab?

"Di sana kau bahkan tak sesaat pun teringat ku yang selalu mengingat."
Mawar Jingga-Juicy Luicy

_____

PULANG sekolah yang tak biasanya.

Berita mengenai Ken yang akan bertanding futsal beredar dengan cepat. Pasalnya kelas Ken yang menantang lebih dulu, padahal lumrahnya kelas Ken yang akan ditantang, karena tak ada yang meragukan skill Ken dalam bermain futsal. Sialnya kelas yang akan tanding dengan kelas Ken yaitu kelas 12 IPA 1, kelas Al.

Dan kini, mau tidak mau Ara menerima ajakan Caca untuk menyaksikan pertandingan tersebut. Bukan, bukan untuk sekadar menyaksikan lihainya permainan Ken si kapten futsal. Tetapi untuk menyemangati Al dalam diam.

Ara terkejut sekaligus kesal bukan main pada Ken. Tentunya karena Ken dengan cepat menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitar lapangan. Ditambah lagi dengan tendangan Ken barusan. Cowok itu menendang bola yang berjarak lebih dari setengah lapangan futsal dari gawang. Dan berhasil memasukkannya tanpa mengenai para pemain yang masih berdiri berpencar memenuhi lapangan.

"Ra, lihat deh. Itu Kak Ken senyum ke kamu." Caca menyenggol lengan Ara berkali-kali. Ara tidak peduli, ia masih memfokuskan atensinya hanya pada Al. Cowok itu tidak menyerah setelah melihat kehebatan Ken, malah mengumpul untuk membuat taktik bersama timnya.

"Itu Ra! Lihat dulu!" Caca memaksa sambil mengarahkan kepala Ara ke arah Ken yang berada di pinggir gawang.

Dengan terpaksa Ara melirik Ken sekejap. Tepat saat itu tatapan Al jatuh pada Ara yang sedang melirik Ken. Hingga Ara kembali memperhatikan Al, rupanya Al lebih dulu melempar tatapannya ke arah lain.

_____

Pukul sembilan malam.

Langit malam yang indah dengan hiasan bintang-gemintang dan bulan yang gompal sebagian. Angin malam menyerbak kulit dengan sapuan udara dinginnya. Kerlap-kerlip lampu perumahan menambah keindahan di setiap jengkal jalanan. Hingar-bingar kendaraan dan polusi mereda saat malam datang.

Malam yang damai.

Tetapi tidak bagi seorang gadis yang terlihat malas untuk mengantre di kasir minimarket. Cacing-cacing di perutnya berdemo pada masa yang tidak tepat, mau tidak mau Ara harus ke minimarket malam ini.

Setelah usai membayar belanjaannya, Ara keluar dari minimarket dengan satu kantong belanjaan yang tak terlalu penuh. Sekilas ia merapatkan sweater hitam yang dikenakannya. Sedetik sebelum ia melangkah, ada yang memanggilnya.

Ya ampun semesta! Sesempit itu kah intervalmu. Kenapa dia selalu mengikuti? Cowok menyebalkan!

Ken bangkit dari duduknya. Ia berjalan mendekati Ara dengan rokok di tangannya. Tepat Ken berada di hadapannya, Ara terbatuk-batuk karena asap rokok. Puntung rokok sudah Ken buang, lalu diinjaknya.

"Sorry, udah buat lo batuk-batuk," ucap Ken yang membuat Ara terbatuk sekali lagi. Tak perlu diperintah, Ken langsung mengambil permen mint lalu mengunyahnya.

"Kamu ngikutin aku ya?"

"Perlu ya gue jawab?"

Ara merotasikan bola matanya jengah. Tiba-tiba Ken memberikan helm pada Ara, dari sorot matanya ia seperti berkata, "Pakai helmnya! Kalau nggak, gue bakal makan lo!" Ara sampai bergidik menatap manik hitam jelaga milik Ken.

Helmnya sudah Ara pakai, karena terpaksa. Ken juga sudah duduk di motornya.

"Mau ke mana?"

"Nonton konser."

Ken & Ara [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang