"Kita baru satu bulan kenal, tapi aku merasa sangat nyaman dengan mu."
Sakura menatap Matsuri dengan senyum cerah nya. Dia terlihat tanpa beban, padahal sebenarnya dia memiliki banyak permasalahan dan beban yang selalu ditutupi nya selama ini.
"Terimakasih, aku juga senang bertemu dengan mu." jawab Matsuri tulus. Sakura menyengir lebar. Walau rasanya ia ingin menangis saja. Ia merasa terharu.
Diantara 30-an orang, hanya Matsuri yang peduli padanya. Di sekolah, semua orang selalu mengacuhkan nya. Hanya Matsuri yang mau berdekatan dengan nya.
Padahal teman sebangku nya saja terlihat tidak care padanya. Semua orang tidak peduli padanya. Padahal, Sakura sudah berusaha keras untuk membuat orang-orang menyukai nya.
Tapi... apa?
Semuanya sia-sia.
"Padahal kau baru pulang sekolah, tapi aku malah mengganggumu" kata Sakura tak enak. Matsuri menggelengkan kepala nya.
"Santai saja. Oh, apa kamu sudah membaik? Ada beberapa tugas baru yang harus dikerjakan." kata Matsuri memberi tahu. "Tugas apa saja? Kirimkan daftar nya padaku nanti." pesan Sakura memohon.
"Tenang saja... aku akan mengirimkan nya padamu."
Keduanya terus mengobrol. Sampai Matsuri meminta izin memutuskan sambungan video call nya untuk mengerjakan tugas nya, Sakura kembali dengan kesendirian nya.
Air mata mengalir begitu saja. Ia mencengkram piyama dibagian dada kiri nya. Sakit. Sakit sekali.
Ia sudah tidak masuk sekolah hampir sebulan karena sakit. Ia memberi tahu semua teman sekelas nya, mengatakan bahwa sakit nya membutuhkan waktu cukup lama untuk disembuhkan.
Mereka terlihat mengiyakan, namun Sakura tahu... dibelakang nya, mereka membicarakan bahwa itu hanya kebohongan. Tidak ada yang percaya padanya.
'Kami-sama... sampai kapan aku harus terus bertahan?. Aku tidak tahan, aku lelah, aku ingin berhenti... kumohon...'
🌸🌸
"Kau puas, Sasuke?"
Remaja berambut raven itu mendengus mendengar ucapan sahabat pirang nya. Ia memainkan gelas berisi wine ditangan nya dengan santai.
"Tentu saja. Gadis pengganggu itu akhirnya enyah." jawab nya kejam.
Sahabat nya, menatap dia dingin.
"Aku tahu kau tidak menyukai nya. Tapi caramu untuk membuatnya pergi itu salah. Aku jadi menyesal membantumu. Aku harap kau tidak akan menyesali nya."
Setelah mengatakan itu, remaja berambut pirang itu pergi.
"Cih, menyesal? Tidak akan!!"
🌸🌸
Sosok berambut merah sibuk memandangi ponsel nya. Disana, menampilkan gambar sosok gadis bersurai soft pink yang tertawa bahagia.
"Aku iri dengan mu, Nona. Kau masih bisa tersenyum, tertawa dan bersikap baik pada mereka... padahal mereka sendiri yang melukai dan menghancurkan mu."
Remaja itu menghela napas. Ia mengambil gitar, lalu menaruh ponsel di depan nya dan mulai memainkan gitar nya.
Tatapan nya yang tajam dan dingin terfokus pada foto itu sedangkan jemari nya sibuk memainkan gitar nya.
🌸🌸
Welcome on my new story!!
Ini masih awal kok. Jadi maaf kalo ada typo,ehehe
Berharap kalian suka story ini, ya walaupun saia buat nya pas mood atau ada ide aja
Well jangan lupa support yaa
Arigatou
.
.
.Kamis, 16 Januari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionIni tentang mu.. Yang masih bisa tertawa bahagia walau selalu ingin menangis.. Yang selalu tegar dan sabar... . . . . Ps : ini hanya sekedar pengalihan dari story 'We'. Story ini up nya sesuai mood dan ide yang muncul. Tapi story 'We' tetep jadi pri...