19

883 102 24
                                    

Sakura duduk dengan santai tanpa menghiraukan tatapan orang-orang di kelas. Tadinya ia tak ingin masuk ke sekolah dulu. Ia akan menyuruh Kepala Maid berpura-pura menjadi Ibu nya dan mengizinkan nya untuk tidak masuk.

Namun, jika tidak masuk, Gaara pasti akan curiga. Jadi, dia memilih masuk saja.

Selama jam pelajaran berlangsung, Sakura benar-benar tak betah. Matsuri pun mengajak nya untuk ke UKS. Dia bahkan akan mengizinkan Sakura. Namun Sakura dengan halus menolaknya.

Hingga bel berbunyi, Sakura memilih ke tempat nya dan Gaara biasa bersama. Sedangkan Matsuri, sudah jelas gadis itu diseret gadis-gadis lain agar tak selalu bersamanya. Well, Sakura tak terlalu mempedulikan itu.

"Apa yang sedang kau baca?"

Sakura sengaja muncul tiba-tiba. Jelas mengejutkan remaja berambut merah itu.

"Komik. Kau mengejutkan aku!" cetus Gaara datar. "Haha, maaf maaf." tawa Sakura tanpa beban seraya menepuk-nepuk pundak Gaara. Ia tanpa ragu duduk disebelah pemuda itu dan mulai mengoceh. Mengatakan apapun.

Gaara hanya diam memperhatikan. Ia lihat Sakura nampak cerah dan ceria. Namun, entah mengapa ia tak bisa mempercayai gadis itu. Dan sekarang ia kesulitan memastikan suasana hati gadis itu yang sebenarnya.

Ia benar-benar khawatir.

Dan sepanjang hari itu, Sakura sangat menyadari bahwa Gaara benar-benar mengkhawatirkan nya. Bisa dilihat, ia selalu berusaha mengetahui segalanya dibalik akting nya yang perfect.

Tapi, siapa itu dirinya? Akting itu sama dengan berbohong. Dan itu sudah menjadi makanan nya sehari-hari agar orang-orang tak khawatir, repot ataupun merasa kasihan padanya. Jadi, ia benar-benar membuat Gaara berhenti mengkhawatirkan nya. Terlihat dari sikap nya yang rileks saat ia mengantar Sakura pulang setelah berlatih dance.

"Ah, untung sekali.Biasanya akan memar." gumam Sakura seraya mengelap keringat nya. Ia telah berlatih pole dance sendiri. Walau Kepala Maid sempat mengkhawatirkan nya, Sakura memilih menutup telinga nya dan tetap berlatih. Dan ia baru saja selesai, serta hari menjelang malam.

"Nona, Dokter Damian datang!"

Sakura menghela napas. Pasti Damian akan datang. Setelah kejadian kemarin, ia yakin Damian akan terus datang untuk mengecek dan memastikan kesehatan nya.

"Baiklah, suruh dia menunggu. Aku harus mandi." jawab Sakura. Maid mengangguk. Dan Sakura segera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Ketika mandi, ia sengaja berlama-lama. Selain tak ingin bertemu, ia sedang bersiap untuk mendapat ceramahan karena tak menuruti perintah Damian, yang menyuruh nya untuk tidak banyak beraktivitas yang melelahkan.

Setelah cukup lama, ia pun turun dan melihat Damian sudah menunggu nya. Pria itu nampak sangat tampan, seperti biasanya. Ia berpakaian sangat santai dan kasual. Hanya memakai tshirt putih yang bagian bawah nya dimasukkan kedalam ripped jeans, sepatu sport, bucket hat dan hand band hitam di pergelangan tangan kanan nya.

"Tadinya aku ingin mengajak mu jalan-jalan untuk refresing. Tapi kau malah sibuk pole dance dan mandi mu lama."

Sakura yang hendak menguap malas, mempersiapkan dirinya untuk di ceramahi, segera tercengang. Dia membuka matanya lebar. Jelas sangat terkejut. Sial, Damian memang sangat mengenalnya. Walau dia nampak tenang saja diam dirumah, ia pun diam-diam jenuh.

"Ah!!! Ayo ayo ayo, tadi aku buang air, jadi lama!!" seru Sakura dan tanpa ragu menjatuhkan semua image nya. Kapan lagi ia bisa keluar jalan-jalan di malam hari, bukan?!

"Tidak, ini sudah malam-"

"Huwaaa kumohon, Kakak!!!" rengek Sakura manja. Tanpa ragu berelayut pada Damian. Bagaimanapun, Damian selalu memperlakukan dan memanjakan nya, seperti Sasori. Jadi Sakura sudah menggap nya seperti Kakak nya sendiri dan Damian pun secara terang-terangan menganggapnya seperti Adik nya sendiri.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang