"..."
"BUAHAHAHAHA, lihatlah ini! Bayi saja tahu ekspresimu itu menyeramkan dan sangat tidak bersahabat!" tawa Naruto menggelegar. Ia nampak puas sekali. Sasuke melirik Naruto tajam dan kembali melirik baby Taka yang kini ditimang Sakura.
Bayi itu nampak meliriknya sekilas, sebelum kembali memfokuskan tatapan nya pada Sakura. Nampak tidak mau menatap nya untuk yang kedua kalinya, lebih memilih memandangi Sakura.
Apa-apaan ini?! Ejekan macam apa itu?!
Sasuke memilih mengalihkan perasaan kesal tak jelas nya itu dan duduk di hadapan Sakura. Karena itu satu-satu nya tempat yang tersisa. Ia memandangi Sakura yang menenangkan baby Taka. Ia mengambil tas perlengkapan baby Taka dan mengambil botol berisi ASI..
"Ini, untukmu." bisik Sakura gemas. Baby Taka menerima nya dengan riang dan senang hati. "Itu... susu formula?" tanya Tenten ragu. Setahu nya, bayi belum boleh diberi susu formula. Jadi...
"Tidak. Ini ASIM" jawab Sakura seraya tersenyum tipis. "Aku mana mungkin bisa kan? Jadi, aku membeli nya." jawab Sakura melihat mereka yang tercengang. Mereka pasti berpikir karena ia masih remaja dan belum bisa menyusui.
Sayang, mereka salah....
Sakura bisa melakukan berbagai cara untuk membuatnya bisa menyusui kembali. Namun, karena ia sudah terlalu banyak mengkonsumsi dan tubuh nya dipenuhi obat-obatan, ia tidak mau ada hal yang tidak diinginkan terjadi pada baby Taka, karena meminum ASI dari nya.
"Nah, karena kamu terlambat, kamu harus tahu, pesta natal nanti akan diadakan di rumah Tenten! Bagaimana?" tanya Naruto meminta pendapat Sasuke.
"Terserah."
Sasuke tak mau ambil pusing untuk hal seperti itu. Lagi pula, ia memang terbiasa mengikuti mereka. Jadi, kalau pun ia menolak, suara terbanyak akan mengalahkan nya.
Iris onyx nya terus tertuju pada Sakura yang nampak asyik dengan bayi di pelukan nya. Entah mengapa, Sasuke terus saja merasa ada sesuatu yang janggal. Sakura terlalu luwes dan mahir mengurusi bayi.
Bahkan jika seorang gadis itu feminin dan suka anak kecil semacam bayi itu, mereka masih akan agak kaku, gugup dan ada kekhawatiran. Tapi, Sakura...
"Hoi Teme! Kenapa kamu memandangi Sakura-chan terus?!"
Sumpah, Sasuke ingin sekali menjahit mulut ember Naruto. Si Bodoh itu terus saja mengoceh dan tak bisa mengontrol mulut nya.
Mendengar kata-kata Naruto... Sakura menatap Sasuke terheran. Sisanya nampak kaku. Bagaimanapun, hanya Sasuke yang belum meminta maaf dan juga... mengingat bahwa Sasuke lah yang berurusan dengan Sakura dulu.
"Kenapa? apa ada yang salah dengan ku?" tanya Sakura berterus terang. Ia curiga. Sasuke terus saja memperhatikan nya. Kapan pun, sengaja atau tidak sengaja bertemu, Sasuke nampak selalu mengawasinya.
Ia jadi ingat tentang kejadian di tolong itu.
Well, ya... pasti itu karena... dia ada masalah dengan Kakek nya itu. Sakura baru ingat sekarang, jadi ia tak terkejut lagi.
"Tidak. Tidak ada." jawab Sasuke dingin, datar. Bagaimanapun, itu adalah hal yang sangat memalukkan. Si Bodoh Naruto, harus menanggung akibat nya! Ia melihat Naruto yang nampak menahan tawa nya.
Jelas, Naruto bahagia karena akhirnya ia mampu mempermalukan Uchiha bungsu yang ego nya setinggi langit. Jadi, ia puas sekali.
Meanwhile...
Gaara memilih menunggu di restoran bagian bawah. Karena ia tidak berniat menghampiri Sakura. Akan tak nyaman jika ia mengganggu kesenangan gadis itu. Jadi, ia memilih menunggu saja sampai selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionIni tentang mu.. Yang masih bisa tertawa bahagia walau selalu ingin menangis.. Yang selalu tegar dan sabar... . . . . Ps : ini hanya sekedar pengalihan dari story 'We'. Story ini up nya sesuai mood dan ide yang muncul. Tapi story 'We' tetep jadi pri...