39

655 84 43
                                    

Note : Harap bijak saat membaca chapter ini.

Dosa tanggung sendiri. Tq
.
.

Pesta yang megah dan indah itu berjalan dengan baik. Sakura meneguk habis wine itu. Membuat Madara yang memperhatikan diam-diam, akhirnya rileks.

Sakura diam-diam mengkode Damian untuk pergi. Sehingga ia dengan enggan sekaligus terpaksa patuh pun menurut. Memilih pergi menjauh menemui Aiden dan Hannie. Yang tersisa di meja itu hanya Sakura dan Madara. Sisa dari mereka sibuk bermain.

Entah itu bermain domino, berdansa atau apapun. Bahkan para pelacur kelas atas pun berada disana. Menghibur para tuan.

"Uchiha-sama, maukah kamu menari dengan ku?" tawar Sakura bangkit berdiri, seraya sedikit mencondongkan tubuh nya, menggoda. Membuatnya cukup tergoda. Benar, hanya gadis kecil ini yang mampu menarik minat nya.

Madara tersenyum tipis, sangat menawan. Melihat itu, Sakura benar-benar seolah melihat Sasuke. Memang Kakek dan Cucu... tidak jauh berbeda.

Melihat Tuan Tertinggi, semuanya menyingkir dan memberi ruang yang sangat luas sehingga keduanya berdansa bersama.

"Sudah lama sekali. Kamu semakin berani..."

Sakura menahan dirinya saat bajingan itu berbisik dan mengecup daun telinganya halus. Bagaimanapun, mental nya tidak boleh runtuh. Dari kejauhan, ia dapat melihat kemarahan di mata Damian, Aiden dan Hannie. Bagaimanapun, Sakura adalah Nona mereka.

Melihat Nona mereka diperlakukan seperti itu, mereka tidak tahan!

Sakura sengaja menempelkan tubuh nya dan melingkarkan tangan nya di leher pria tua itu. Ada senyum menggoda dan penuh kelicikan di bibir merah merona nya yang indah. Matanya menyipit tajam dengan kilau kejahatan.

Tak memungkinkan untuk menusukkan jarum disini. Terlalu ramai.

Jadi, ia dengan sabar menunggu hingga tarian nya selesai.

"Ah, kenapa terasa panas sekali?" keluh nya dengan wajah merona merah. Melihat perubahan gadis itu, membuat Madara terkejut dan juga senang. Ia tak menyangka bahwa gadis kecil itu akan tetap terjebak dalam jebakan yang dibuat nya.

"Ah, apa disini memang panas?" tanya Sakura seraya mengipasi dirinya. Madara tersenyum tipis. "Mau kuantar ke tempat yang sejuk?" tanya nya dengan seringai tajam. Sakura menyipitkan matanya. Dan itu sangat menggoda.

"Tidak. Aku tahu apa yang akan kamu lakukan!" bagaimanapun, ia tidak boleh bertingkah terlalu bodoh. Madara sudah tahu bahwa ia sudah mulai bergerak melawan nya. Akan konyol jika ia berpura-pura dengan mudah jatuh ke dalam trik rendah nya itu.

"Tapi aku memaksa!" suara nya tajam sekali. "Sial, kemana Damian?" umpat nya kepayahan. Berpura-pura. Damian dan yang lainnya pasti sudah bersembunyi dan menjalankan strategi.

Yaitu, berpura-pura seolah sudah tertangkap orang-orang Madara. Sakura tahu kemana orang-orang itu mencari dan meminta tim eksekusi yang membunuh mereka sebelum dapat menemukan Damian dan yang lainnya.

Srattt

Sakura tercengang saat pria itu menyeret nya pergi menjauh dari sana.

"Hey! Lepaskan aku!!!" ia memberontak. Ia bisa saja langsung mengalahkan nya, namun bukan itu strategi nya. Madara sendiri hanya diam dengan seringai licik. Bagaimanapun, karena obat itu, sekuat apapun Sakura, saat ini tak akan bisa melawan pengaruh obat itu dan akan kesusahan untuk melawan nya.

Para tamu tak menghiraukan, seolah itu bukan apa-apa. Memang, entah mereka tidak peduli atau sudah tahu tujuan pria tua itu.

"Kalian, jaga semua akses, jangan sampai ada yang bisa menyelinap menggangguku!"

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang