69

576 69 18
                                    

Sakura memberi arahan pada Sasuke kemana mereka akan pergi. Sebelum nya, mereka mampir ke florist sejenak, untuk membeli bunga.

Dan Sasuke jelas tahu kemana Sakura akan pergi.

Benar saja.

Pemakaman itu.

Sasuke menahan napas nya. Apalagi saat melihat Sakura nampak menarik dan menghembuskan napas nya kasar.

"Sasuke-kun, kamu mau ikut?" tawar Sakura ramah. "Ah, boleh?" tanya Sasuke memastikan. "Tentu saja, boleh sekali!" jawab Sakura riang. Sasuke mengangguk setuju dan bergegas turun.

Keduanya berjalan beriringan bersama.

Sakura nampak nya agak kaku. Namun, dia nampak berusaha menguatkan diri nya. Setelah membuka kode kunci itu, keduanya memasuki area pemakaman itu dan... berhenti di depan nisan orang tua Sakura.

Sakura berjongkok diikuti Sasuke. Ia menaruh satu tangkai mawar putih di masing-masing nisan mereka berdua, kemudian mulai menangkupkan tangan nya, merapalkan doa, diikuti Sasuke.

"Sudah lama sekali, ya. Akhirnya Cherry bisa kembali. Maaf... Cherry tak pernah memiliki waktu untuk berkunjung. Cherry malah lebih sering menjenguk Kakek di Suna!" kekeh Sakura lirih.

Ia menyingkirkan helaian merah muda nya yang dirasa menghalangi pandangan nya. Angin dingin bertiup, namun tak meruntuhkan semangat dan keteguhan gadis itu.

"Maaf... kalian pasti marah pada Cherry ya? Maaf... gara-gara aku, kalian pergi." lirih nya seraya memejamkan matanya erat. Ia memang terus saja menyalahkan dirinya. Ia merasa... hadirnya di dunia ini, hanya menimbulkan kesalahan dan bencana.

"Tapi, tenang saja." ia berbisik halus.

"Cherry akan membalas." sambung nya sangat pelan, namun masih dapat di dengar jelas oleh Sasuke. Setelah mengatakan beberapa kata, akhirnya mereka berpindah ke nisan lain nya yang lebih kecil.

Tentu saja, siapa lagi jika bukan milik Akasuna Tama.

"Wah, syukurlah! Mom senang ada orang baik hati yang mau menjengukmu ya, Sayang?" ia terkekeh lirih saat melihat buket bunga yang cukup segar, namun agak tertutup salju. Matanya memerah berkaca-kaca.

"Jika Mom menemukan orang nya, Mom akan sangat-sangat berterimakasih!" lirih nya. Ia melirik kearah Sasuke yang berjongkok di samping nya. "Sasuke-kun, apa kamu mengerti?" tanya Sakura dalam.

"Apa yang kamu katakan hari itu benar sekali. Aku ini jalang... aku itu sampah dan kotor."

Sasuke mengepalkan tangan nya. Rahang nya mengeras. Pasti kalimat menyakitkan itu akan terus teringat Sakura.

"Yang ada di depan kita ini... anakku, loh!" kekeh Sakura halus. "Aku sangat menyayangi nya, sampai aku rela jika memang aku yang harus mati. Namun, Tuhan lebih menyayangi nya daripada aku." sambung nya seraya terkekeh halus.

"Baby, apa kamu bertemu dengan Nenek, Kakek dan Buyut mu? Kamu tidak mungkin kesepian, kan?" tanya Sakura namun tak ada jawaban sama sekali. Hanya ada keheningan. Sasuke menghela napas dan tanpa banyak bicara, menarik Sakura ke pelukan nya.

Sakura tak dapat menahan nya lagi. Air mata nya yang tertahan, akhirnya lolos begitu saja.

"Aku... aku sangat merindukan nya... sungguh!"

Sasuke mengelus lembut surai merah muda itu lembut, kepala nya menunduk, memandangi gadis yang berada dalam pelukan nya, lekat.

"Aku hanya melihat nya sekali. Bahkan aku belum pernah melihat nya menatap ku.. sedetik saja.. belum..."

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang