Sakura duduk bersandar dengan tangan yang menutupi mulut nya. Ia baru saja memuntahkan darah. Sial, rasa sakit nya sungguh tak tertahankan.
"Sa... kit...." bisiknya halus. Padahal ini baru jam 10 malam, dan ia sudah tersiksa. Ia tak bisa tiba-tiba keluar dari kamar. Itu akan mengejutkan semua orang dan membuat semua orang tahu kebenaran bahwa ia sengaja menggunakan obat itu.
"Uhukk... uhuk..."
Baby Taka untung nya tidak terusik. Sakura cukup lega. Dengan gontai, ia mulai menyuntikkan kembali cairan obat yang di sediakan Sasori. Seusai menyuntikkan nya, ia hanya bisa duduk diam bersandar.
Piyama nya sudah ternoda banyak darah. Sungguh, ini sangat kacau. Ia harus segera membereskan semuanya sebelum ada Maid ataupun Sasori masuk kemari. Ia harus segera membereskan ini semua!
Meanwhile...
"Apa semuanya sudah aman?"
Sosok berpakaian serba hitam itu melirik orang di belakang nya.
"Sudah, Tuan. Tuan Tua tidak menyadari keberadaan kita." balas orang itu. Sosok tertutup pakaian serba hitam itu mengangguk. Ada katana yang disematkan di pinggang nya, tak lupa dengan berbagai senjata di balik pakaian serba hitam nya.
Ya, itu adalah Sasuke.
Ia berniat datang, untuk memastikan langsung kebenaran nya. Ia sengaja membawa semua senjata itu, siapa tahu kan ia akan berurusan dengan anak buah Kakek nya yang berpangkat tinggi semua itu?
"Tuan Tua baru kembali dari luar. Beliau ada di ruang bawah tanah, tempat Tuan Tua berkumpul dengan para bawahan nya. Sisa yang lain sedang menunggu Anda, Tuan."
Sasuke mengangguk mengerti. Ia segera bergegas untuk masuk. Bagaimanapun, ia sudah sering kemari dan mengenal tempat ini dengan sangat baik. Dan... ruang bawah tanah?
Terakhir kali ia menelusuri nya saat ia masih kecil. Saat itu, ia tak sengaja menemukan itu dan ia ingat, Kakek nya sangat marah saat itu.
Dengan kecepatan dan kegesitan nya, ia mampu mencapai tempat itu dengan cepat dan hening. Ia mengendap-endap dan bersembunyi di plafon, langit-langit ruangan bawah tanah itu. Ia bisa melihat para bawahan nya yang tergabung dengan anak buah Kakek nya itu.
Sasuke dengan tenang agak mendekat, untuk mendengar....
"DIA BERNIAT MATI?!"
"SIALAN! KENAPA KALIAN BARU MENYADARINYA?!"
"KEPALA KALIAN YANG AKAN MENJADI JAMINAN NYA! JANGAN BIARKAN DIA MATI! DIA HARUS MERASAKAN RASANYA HIDUP TAPI BERHARAP MATI!!!"
Semua dokuemen dan barang-barang disana dilempar hingga hancur dan berhamburan tak jelas. Sasuke menahan napas nya. Apa... Kakek nya mengatakan itu dengan sungguh-sungguh? Kenapa?
"Permisi, Tuan... ada informasi baru mengenai kehamilan putri Akasuna itu."
Tunggu...
Apa?!
Sakura... hamil?!
Sejak kapan?! Dan... bagaimana bisa?!
Sasuke mengepalkan tangan nya. Tidak, ia harus menunggu dan bersabar.
Ia melihat dari sela langit-lagit plafon itu, bawahan itu menyerahkan dokumen itu.
Kakek nya nampak membaca itu dengan serius, sebelum akhirnya menjatuhkan diri nya di kursi kebesaran nya.
"Tuan Tua... apa yang akan Anda lakukan selanjutnya?"
Sebenarnya ada apa? Sasuke tak mengerti!
"Tangkap dan seret putri Akasuna itu kemari!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionIni tentang mu.. Yang masih bisa tertawa bahagia walau selalu ingin menangis.. Yang selalu tegar dan sabar... . . . . Ps : ini hanya sekedar pengalihan dari story 'We'. Story ini up nya sesuai mood dan ide yang muncul. Tapi story 'We' tetep jadi pri...