72 (Epilog)

1.6K 104 72
                                    

~Beberapa tahun kemudian~

"Sasuke... kamu yakin benar-benar ingin sendiri?"

Sosok pria tampan berjas hitam yang sedang memandangi nisan di depan nya menoleh, menatap kearah sahabat nya dengan tatapan dingin.

"Tentu saja!" jawab nya dingin. "Kamu benar-benar mencintai nya, kah?" tanya Naruto memastikan. Sosok itu, Sasuke, mendengus kasar. "Sebaiknya kamu diam dan pergi dari sini!" jawab nya ketus, mengusir sahabat nya itu.

Naruto hanya bisa mendengus, meninggalkan Sasuke sendirian di area pemakaman itu sendirian.

Sasuke bersimpuh, berlutut di depan nisan dengan nama gadis pujaan nya, yang meninggalkan nya sejak lama.

"Sakura... aku kesini untuk menjenguk mu." lirih nya. Ia menaruh buket bunga sakura dengan mawar merah disana. "Kuharap kamu tidak akan kesepian!" bisik nya halus.

"Kamu tahu Sakura, aku membaca semua isi buku harian mu. Setiap hari aku selalu membaca nya ulang. Terimakasih banyak, Sakura. Terimakasih karena membuatku menjadi cinta pandangan pertama dan terakhir mu... terimakasih banyak!"

"Dan juga, kamu tahu... tak ada seorang pun yang mampu membuat ku jatuh cinta lagi, selain kamu. Aku membenci setiap perempuan yang berusaha menarik minat dan perasaanku. Maka dari itu, aku membunuh mereka yang berani menggantikan mu." ia terkekeh halus.

"Sakura, aku akan tetap terus seperti ini. Sendirian. Aku akan dengan sangat sabar menunggu. Menunggu saat-saat aku bisa menyusul mu." ia tersenyum tipis.

"Juga... aku akan tetap dan selalu mencintai mu. Seperti Kakek ku yang brengsek itu, yang mencintai Nenek ku sampai mengubah nya menjadi segila itu. Tapi, tenang saja... aku tidak akan sama gila nya dengan dia!" kekeh Sasuke.

Ia memperbaiki posisi bersimpuh nya.

"Kamu tahu, Sakura... aku akhirnya tahu kenapa Kakek ku begitu terobsesi pada mu. Itu karena... kamu sangat mirip dengan Nenek. Kalian sangat-sangat mirip. Dengan ciri khas yang sama, perawakan dan perilaku yang sama. Nenek orang yang positif, baik hati dan juga sangat riang. Sama seperti mu. Aku tidak menyangka, bahwa dengan kepribadian Kakek yang dingin dan kejam, ia akan mencintai Nenek sedalam itu." Sasuke tertawa lirih. Matanya berkaca-kaca.

"Dan juga..." ia nampak tak berani melanjutkan kata-kata nya.

"...kenapa ia sangat marah saat tahu kebenaran kamu sakit karena berusaha menyelamatkan Tama... itu karena... kasus mu sama dengan Nenek." Sasuke manarik napas pelan. Angin yang lembut, menerbangkan helaian surai hitam nya.

"Nenek meninggal setelah Paman ku meninggal. Saat itu, Nenek memperjuangkan Paman mati-matian, bahkan rela menukarkan nyawa nya. Namun sayang, Paman terlanjur meninggal. Nenek sakit parah dan juga depresi setelah nya dan ikut menyusul Paman. Itulah... yang membuat Kakek ku sangat marah dan membenci Tama. Ia tidak percaya reinkarnasi, namun setelah melihatmu, dia sangat menyakini bahwa kamu reinkarnasi Nenek. Bodoh memang. Itu juga yang membuat nya takut kamu akan meninggal seperti Nenek." sambung nya.

Hening...

Sasuke tahu segala pikiran dan isi hati Kakek nya. Ia membaca nya di buku memo milik Kakek nya, yang disimpan rapi, bersamaan dengan barang-barang penting milik Kakek nya.

Saat itu, ia berhasil menghapus semua anak buah Kakek nya dan ia menggeledah mansion dan ruangan pribadi Kakek nya, mencari hal-hal yang dirasa penting. Dan tidak tahu nya, ternyata ia menemukan itu... hal yang sangat penting.

"Aku membenci Kakek ku tapi aku juga sedih dan merasa kasihan padanya. Kakek ku mencintai Nenek sedalam itu dan akhirnya malah berimbas melibatkan mu. Aku sungguh meminta maaf, Sakura."

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang