32

819 102 30
                                    

Sasuke yang ditatap seperti itu merasa tak nyaman. Namun, entah kenapa ada terselip rasa bersalah. Tak ada tatapan kekaguman, memuja ataupun tatapan lembut nya. Hanya kedinginan tajam dengan niat membunuh yang kuat.

"Hey, Sakura... ada apa?? Apa ada masalah?"

Gaara yang khawatir segera bertanya. Mengalihkan perhatian dan fokus gadis itu. Sakura menghela napas kasar seraya mengacak surai merah muda nya frustasi. Bagaimana ini? Ia hanya punya waktu 3 hari untuk mempersiapkan dirinya.

"Aku tak apa, hehe." ia dengan mudah menjawab dan mengubah ekspresi nya menjadi riang. Memang, kemampuan akting nya tak bisa di ragukan, hebat! Tetap saja, mereka tak bisa dengan mudah ditipu. Apalagi, setelah melihat kemarahan gadis itu tadi.

"Oh ya, saatnya mengobrol dengan kalian semua." kata Sakura riang. Seolah kejadian tadi tak pernah terjadi. "Darimana kalian tahu aku ada disini?" tanya Sakura penasaran.

"Deidara-nii, memberitahu kami." jawab Hinata halus. Sakura diam, sebelum mengangguk-angguk. "Kenapa kamu tidak memberitahuku?" tanya Gaara dalam. Sakura tahu, pemuda itu pasti marah. "Karena... aku tidak ingin merepotkan mu." jawab Sakura hati-hati. Ia menyengir ria kala Gaara menatap nya semakin tajam.

"Jangan menatapku seperti itu." kata Sakura seraya memalingkan wajah nya. "Kamu membuatku merasa bersalah." sambung nya seraya mengulurkan tangan nya dan menutupi wajah serius Gaara dengan telapak tangan nya. Sungguh, Kankurou dan Temari dibuat terkejut melihat bagaimana berani nya Sakura melakukan hal itu pada Adik mereka.

Gaara sendiri hanya diam. Ia dapat merasakan betapa halus dan lembutnya telapak tangan gadis itu. Namun, walau begitu, ada rasa dingin disana.

"Jika kamu ada masalah, kamu bisa memberitahuku. Aku akan selalu membantumu."

Ah???

Tapi jika masalahnya itu adalah Uchiha... ia tak bisa menyeret Gaara atau orang lain kedalam masalah pribadi nya. Lagipula ini adalah perjuangan nya. Sasori adalah satu-satunya keluarga terakhir yang dimiliki nya. Mana mungkin ia akan membiarkan Sasori jatuh.

"Kamu melamun lagi!"

Sakura kembali tersadar. Namun, entah mengapa otak nya terus memikirkan strategi yang akan dilakukan nya.

Srakkk

"Aku harus sehat lagi!!"

Mereka melihat Sakura berdiri cepat dan nampak berusaha berjalan cepat bolak-balik. Kemana dia yang lemah dan sakit tadi?! Sakura sendiri merasa kelelahan. Namun, walau begitu ia sudah tak peduli. Dalam beberapa hari, ia harus siap.

Fisik dan mentalnya harus kuat. Namun, entah mengapa ia rasa ia harus memperkuat kesehatan mentalnya. Karena ia takut, hanya dengan melihat wajah pria tua itu, ia akan lepas kendali. Tidak, tidak, tidak! Itu tidak boleh terjadi!

Naruto dan Shikamaru yang ingin membicarakan tentang permintaan maaf itu, tertahan. Mereka benar-benar dibuat terdiam karena Sakura. Entah mengapa disaat seperti ini, mereka rasa bukan saat yang pas.

Bagaimana tatapan membunuh itu di layangkan pada Sasuke, ada kekhawatiran pada mereka. Dengan kecerdasan Shikamaru dan Naruto yang peka, mereka khawatir jika gadis itu sedang dalam masalah dan itu menyangkut Sasuke.

Tokk Tokk Tokk

"Masuklah!" seru Sakura seraya mengatur napas nya. Ia kemudian berjalan mendekat kearah pintu yang dibuka penjaga yang mana mereka diam-diam bekerja padanya. Bisa dibilang, agen ganda.

Salah seorang membawa buket bunga super besar. Berisi mawar merah yang menawan dengan campuran lily valley yang imut. Juga, ada sebuah kotak cukup besar yang dibawa salah satu dari mereka.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang