Pagi yang dingin...
Sasuke turun dari mobil mewah nya diikuti dua anak buah nya. Iris gelap di balik kaca mata hitam nya, berubah suram.
"Disini tempat nya?"
"Ya, Tuan!"
Sasuke menahan napas sejenak, sebelum menghembuskan nya kasar. Membuat uap-uap halus muncul di udara karena helaan napas nya.
Sasuke melangkah maju, memasuki areal pemakaman itu. Pemakaman itu terasa sepi dan hening sekali. Namun, tetap terawat rapi meski bersalju sekalipun.
Ia tak menyangka akan datang kemari.
Tidak, setelah ia membaca laporan terkutuk itu.
Area pemakaman ini memang khusus keluarga kelas atas. Dan hanya Akasuna dan Haruno yang menempati nya. Ia dengan mudah bisa masuk kesini dengan kemampuan nya. Tak ada seorang pun yang bisa mencegah nya.
Anak buah nya melangkah maju, membuka sandi gerbang itu. Memang, mereka sangat berhati-hati sekali.
Sasuke melangkah masuk, dengan sebuket besar mawar putih dan merah yang lembut dan indah. Ia tidak terlalu memikirkan jika bunga itu tidak pas sekali untuk dibawa ke pemakaman.
Hingga...
Langkah nya terhenti tepat di depan nisan milik orang tua Sakura. Tuan dan Nyonya Akasuna yang meninggal beberapa tahun silam.
"Ternyata benar disini."
Ia menghela napas, dan berjongkok. Memandangi kedua nisan itu lekat. Tertera nama keduanya disana. Sasuke menangkupkan kedua tangan nya, berdoa untuk mereka.
"Maafkan semua kesalahan ku, Tuan dan Nyonya. Aku tahu, perbuatan ku sangat tak termaafkan. Tapi, aku akan menebusnya dengan selalu melindungi nya!" bisik nya halus.
Melihat perbuatan Sasuke, anak buah Sasuke yang berjaga dan memperhatikan, jelas saja terkejut. Karena mereka belum pernah melihat Tuan mereka akan melakukan ini.
Setelah selesai dengan kedua orang tua Sakura, Sasuke beralih ke nisan lain nya, yang letak nya tak jauh dari sana. Kali ini nisan nya kecil. Dan disana tertera nama...
Akasuna Tama
Sasuke menarik napas dingin dan berjongkok. Memandangi nisan itu tanpa ekspresi.
"Maafkan aku."
"Karena aku... kamu meninggal."
"Jika bukan karena Ibu mu mendonorkan ginjal nya untukku saat itu, akan ada peluang untukmu selamat."
"Maafkan aku. Karena aku juga telah menyakiti Ibumu. Maafkan aku, karena membuat kalian berada dalam keadaan sulit saat itu. Maafkan aku!"
Suaranya kian lirih. Ia tidak bisa membayangkan apa yang dialami Sakura sejauh ini. Ia sungguh tidak percaya bahwa Sakura mampu bertahan, berdiri sendiri hingga mencapai semua ini.
"Maafkan aku... karena aku telah melukai perasaan Ibumu."
Sasuke mengeratkan pegangan nya di buket bunga itu. Ia bukan orang yang cengeng. Ia bukan orang yang akan dengan mudah mengekspresikan perasaan nya.
Ia melepas kacamata hitam nya.
Mata nya memerah berkaca-kaca. Seolah air mata siap untuk lolos kapan saja.
Sasuke menaruh buket bunga itu di dekat nisan itu. Ia menangkupkan tangan nya dan mulai merapalkan doa. Sesaat kemudian, ia membuka matanya. Iris onyx nya nampak suram.
"Dan... aku akan membalaskan perbuatan brengsek Ayah mu."
🌸🌸
"Cherry, mau kemana lagi? Juga... kamu pucat sekali! Apa kamu sudah menyuntikkan obat nya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionIni tentang mu.. Yang masih bisa tertawa bahagia walau selalu ingin menangis.. Yang selalu tegar dan sabar... . . . . Ps : ini hanya sekedar pengalihan dari story 'We'. Story ini up nya sesuai mood dan ide yang muncul. Tapi story 'We' tetep jadi pri...