49

606 82 14
                                    

Mereka sampai di depan sebuah mansion besar yang... nampak terasa hampa.

Para penjaga di gerbang sudah memperbolehkan mereka masuk begitu melihat Sakura yang berada di dalam mobil. Sudah lama sekali mereka tidak melihat Nona Muda mereka, semenjak...

Sakura memandangi mansion besar itu dengan teliti, sebelum dengan gugup dan perlahan menaiki tangga, menuju pintu. Damian terus menemani di samping nya dan teman-teman nya ada dibelakang. Mereka sedikit ragu dan takut bahawa itu masih Sakura mode Lily, jadi mereka menjaga jarak.

Sakura menekan intercom dan terlihat Ketua Maid yang nampak terecengang. Sedetik kemudian, pintu pun dibuka.

"Nona Muda! Anda kembali?!"

Ia nampak kaget sekaligus senang. Sudah berapa tahun? Sakura pergi sejak ia masih belia sekali dan sekarang ia sudah sebesar dan secantik ini?

"Halo, Ketua Maid" sapa nya ramah. "Mari masuk. Akhirnya, Nona kembali. Mansion terasa hampa tanpa kehadiran Anda dan Tuan Muda disini." kata Ketua Maid mempersilahkan mereka masuk.

"Kakak tak pernah kesini?" tanya Sakura terkejut. Ketua Maid menghela napas. "Tuan Muda tidak pernah kesini, ia bahkan hanya menghubungi melalui panggilan singkat untuk merawat mansion ini. Beliau nampaknya... belum mau kemari." kata Ketua Maid lemah.

Sakura jelas mengerti.

Tempat ini penuh kenangan. Dimulai dari kenangan indah yang hanya sedikiiit saja.. dan tentu, kenangan menyedihkan dan menyakitkan lah yang banyak.

Sakura tak lupa, disinilah ia dulu tinggal. Sasori yang awalnya tinggal di luar negeri, kembali ke mansion ini untuk merawatnya setelah kedua orang tua mereka meninggal. Sayang, ia terlanjur terpukul dan depresi berat karena kematian orang tuanya dan karena provokasi orang brengsek itu.

Sakura tak pernah lupa, bahwa musuh nya itulah yang membunuh kedua orang tuanya.

Ketua Maid mengajak mereka terus masuk. Namun, langkah Sakura terhenti saat ia melihat kearah foto besar yang berbingkai indah dan elegan.

Ia dengan langkah pelan dan tegas bergegas mendekat, menatap foto besar itu lekat.

Itu foto keluarga, versi formal.

Disana ada Ayah dan Ibu nya, Kakak nya, dan dia...

Saat itu Sakura masih sangat kecil. Mungkin sekitar kelas 4 SD? Entahlah. Karena pelecehan yang dialami nya jauh sebelum ia kelas 4 SD.

Disana ia nampak bahagia sekali. Ia memakai dress hijau muda, rambut nya dikepang dan digelung rapi, seperti Putri kecil. Sasori nampak tampan dengan setelan kemeja, jas dan celana pendek nya. Ia nampak seperti Pangeran kecil!

Orang tuanya pun tak kalah menawan nya.

Ibu nya nampak tersenyum manis, memegangi Sakura kecil. Ia tampil sederhana dengan gaun merah maroon nya, rambut nya digerai dan disisir rapi, cantik sekali!

Ayah nya pun nampak tersenyum tipis, duduk dengan tegak dan berwibawa. Siapapun dapat merasakan aura bangsawan darisana. Ia memakai setelan kemeja dan jas formal. Ayah nya memang nampak kaku, namun sebenarnya ia orang yang lembut dan penyayang. Belum lagi, ia begitu tampan!

Sakura merasa keluarganya sangat sempurna.

Dengan Ayah dan Ibu yang menyayangi dan melindungi nya dan Sasori, sebagai Kakak yang selalu berdiri di depan untuk melindungi dan melakukan apapun untuknya, sungguh ia merasa beruntung.

Sayang, ia tak dapat menikmati kesempurnaan dan keberuntungan itu dengan baik dan hanya dapat menikmati nya dalam waktu singkat saja. Karena....

Orang tuanya nya meninggal... dan Sasori yang memang selalu melindunginya, bahkan terancam.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang