Sakura duduk bersebelahan dengan Gaara. Sementara di sisi lainnya ada Damian.
Pria itu sudah pulih karena obat yang dibuat Sakura untuknya sangat manjur dan efektif. Ia sendiri sempat kesal dan memarahi Sakura karena kenekatan nya saat itu.
"Terimakasih dan maaf membuat kalian semua kerepotan!" kata Sakura seraya menunduk, merasa bersalah. "Hm, tak apa Sakura-chan. Asalkan kamu baik-baik saja, itu cukup." kata Hinata lembut.
Membuat Sakura mendongak dan beterimakasih. Sementara Sasuke yang duduk diseberang nya memperhatikan. Baik-baik saja? Omong kosong!
"Kak, kapan Saso-nii pulang?" tanya Sakura. "Belum ada kabar." jawab Damian kalem. Ia tahu Sakura sedang berakting. Jadi, ia menyeimbangi saja. Sakura nampak lesu.
"Aku ingin pulang ke rumah."
"..."
Damian menatapnya. Apa yang dimaksud Sakura... rumah di Konoha?
"Disini membosankan. Aku sangat merindukan Ayah dan Ibu!" ia tersenyum cerah. Untuk ini, tak ada akting. Ia jujur sekali. Namun, Damian tak yakin.
"Bisa. Jika Kakak mu mengizinkan nya." balas Damian. Sakura menghela napas. Sudah jelas, Sasori tak akan membiarkan nya jika diberitahu. Saat Sakura akan memohon, mereka mendengar suara pintu dibuka...
Cklek
"Selamat siang... Sakura, tadi pagi kamu keluar ya? Saat nya konsultasi!" kata Shizune riang. Rupanya Sakura ada jadwal untuk hari ini.
"Eh? Ada apa dengan pakaian mu? Kamu... bekerja?" tanya nya curiga. "Sedikit." jawab Sakura seraya menyengir. Dan ia pun mendapat siraman ceramah dari Shizune.
Sakura? Ia nampak tak peduli.
"Sudahlah, Shizune-san. Lebih baik kita segera melakukan konseling." kata Sakura beranjak berdiri, mengambil set teh dan membawa nya ke tempat santai di balkon. Ia mengatur tempat itu dengan baik.
Shizune menyusul di belakang nya.
Dan mereka segera melakukan ritual konseling itu.
Dari jauh, mereka memperhatikan Sakura yang nampak tenang menjawab setiap pertanyaan yang dilayangkan Suzune. Entah pertanyaan apa itu. Namun, Sakura sesekali nampak serius.
Hingga akhirnya, tanpa terasa konseling pun selesai.
Shizune berpamitan pergi. Sakura masih duduk, namun ia tampak menghubungi seseorang....
Namun, saat itu, Sakura melihat sekelompok orang berpakaian hitam, terlihat dari atas atap rumah sakit. Ia belum sempat bereaksi, karena orang-orang itu segera meluncur turun kearah nya.
Refleks, ia menghindar dari pagar balkon dan kini ia terkepung...
"Sakura!!!"
Orang-orang itu segera menyerbu, dengan niat menjatuhkan nya. Namun, Sakura dengan mudah menghindar dan bahkan memberi hadiah, memberikan mereka pukulan dan bahkan melempar beberapa keluar balkon. Dan menyisakan satu orang yang ia tendang masuk ke dalam.
Ia kemudian menutup pintu balkon.
"Kalian, berlindung!" perintahnya setelah ia melumpuhkan sejenak orang itu. Sakura menatap dingin. 'Orang' itu nampak nya murka dan habis kesabaran. Kemudian, menyuruh anak buah nya bertindak gegabah dan tanpa ragu menyerang nya.
Bukkk
Sakura menendang perut orang itu keras. Membuatnya terbatuk dengan darah. Kekuatan dari tendangan nya, tidak main-main.
Sakura menyeret nya hingga terpojok di dinding. Ia menahan dada orang itu, menekan dengan kaki nya. Walau nampak biasa, siapapun yang merasakan tekanan dari kaki nya, akan kesakitan!
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionIni tentang mu.. Yang masih bisa tertawa bahagia walau selalu ingin menangis.. Yang selalu tegar dan sabar... . . . . Ps : ini hanya sekedar pengalihan dari story 'We'. Story ini up nya sesuai mood dan ide yang muncul. Tapi story 'We' tetep jadi pri...