67

544 66 8
                                    

Sasuke masih memegangi jepit rambut itu, sampai ketukan pintu menghentikan lamunan nya.

"Masuk!"

Cklek

Ternyata bawahan nya...

"Ada informasi lagi?" tanya Sasuke mengira-ngira. "Tuan Tua marah sekali dan beliau mengacau." sudah di duga. Untung ia sudah berantisipasi.

"Selama kita sudah menghapus jejak dan keberadaan anak buah Tuan Tua, Nona Muda Akasuna itu nampak nya tidak baik-baik saja. Tadi pagi-pagi sekali ia pergi ke markas. Tuan Tua marah dan membobol markas mereka!"

Sasuke berdecak kesal. Memang, Kakek nya itu bukan orang yang suka main-main.

"Juga... Nona Akasuna menyelidiki email yang Anda kirimkan. Beruntung tidak terlacak!" sambung nya. Sasuke mengangguk puas. Memang, inilah keinginan nya.

"Bagus. Kamu bisa kembali"

Bawahan nya membungkuk sopan, setelah itu bergegas pergi.

Sasuke menghela napas, mengecup halus jepit rambut itu.

"Aku akan melindungimu!"

🌸🌸

"Pft, uhukkk!"

"Master!!!"

Aiden dan Hannie berseru terkejut melihat Sakura tiba-tiba terbatuk, memuntahkan darah.

"Master, tunggu sebentar. Sial, dimana Damian?" umpat Hannie kesal. Ia menghubungi Damian. "Shh, tak usah. Aku baik-baik saja. Ini faktor aku kelelahan." jawab Sakura menahan Hannie yang panik.

"Tapi-"

"Sudah tak apa. Aku membawa persediaan obat ku!" potong Sakura. Ia mengambil botol kecil berisi cairan dan suntikan yang baru.

Ia dengan cepat menyuntikkan nya. Setelah itu, ia duduk sejenak. Menunggu obat nya bereaksi.

"Master, apa separah ini?" tanya Hannie nampak menahan diri nya untuk tidak menangis. "Sudahlah, jangan khawatirkan aku!" jawab Sakura seraya mengibaskan tangan nya malas.

"Yang terpenting, kita harus segera menyelesaikan semua masalah ini." kata Sakura tajam dan dalam. Hannie dan Aiden jelas terkejut.

"Master, maksud mu-"

"Ya, kita harus segera mengakhiri semua ini... secepatnya!"

🌸🌸

Sakura pulang saat hari hampir malam.

Dan...

Benar saja.

Mobil nya dihadang. Sudah pasti itu Madara yang ingin menangkap nya. Tapi, apa Sakura akan pasrah begitu saja? Jelas tidak! Ia sudah mengira dan mempersiapkan segala nya.

Di musim salju yang dingin ini, ia terpaksa turun tangan untuk membantai mereka bersama dengan anak buah nya. Ia yakin, Madara sendiri akan membereskan semua kekacauan itu, karena itu anak buah nya sendiri.

Sakura menghela napas lelah. Sumpah, ia berusaha sekuat tenaga sekali. Hanya bermodalkan tekad, ia berhasil melawan mereka. Dibantu Lily yang meningkatkan kekuatan dengan emosi nya, tentu saja.

Ia mengibaskan katana milik lawan nya kasar. Ia menggunakan katana lawan, jelas untuk membunuh lawan nya sendiri. Untung ia memakai sarung tangan, begitupun dengan anak buah nya. Jadi, tak akan ada jejak yang tertinggal.

"Ayo, kita bergegas kembali ke mansion!" ajak Sakura setelah memastikan tak ada setitik pun noda darah yang mengotori nya.

"Baik, Nona!"

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang