2

1.3K 143 1
                                    

"Kau darimana?"

Sasuke menatap Kakak nya yang baru pulang dengan tatapan penasaran. Tak biasanya sang Kakak pulang begitu terlambat.

"Aku dari Suna."

Sasuke terkejut. Jarak antara Konoha dan Suna itu cukup jauh.

"Memangnya ada apa di Suna?" tanya Sasuke sembari melahap salad buatan Mikoto, yaitu Kaa-chan nya, dengan lahap. "Menjenguk Adik temanku yang sakit." jawab Itachi santai.

Sasuke hanya mengangguk pelan. Tak menanyakan lebih jauh. Toh itu tidak akan berpengaruh padanya.

"Ngomong-ngomong kudengar kau berhasil mengenyahkan pengganggu." celetuk Itachi yang kini duduk disebelah nya. Sasuke mendengus kasar. Sudah pasti, sahabat pirang nya yang bodoh itu yang mengatakannya.

"Yah, seorang perempuan. Aku membenci nya." jawab Sasuke tegas. Itachi memperhatikan nya. "Tsk, walau begitu, tidak seharusnya kau melakukan itu. Kasihan, kan. Dia hanya menyukai mu." jawab Itachi.

Ia belum mengetahui bahwa orang yang dimaksud Sasuke itu, Sakura. Adik teman nya yang baru saja dia jenguk.

"Aku tidak peduli. Toh yang penting ia masih hidup kan?" jawab Sasuke kasar. Ia memang begitu. Itachi mengerutkan kening nya tidak setuju. Ia menyentil dahi Sasuke.

Ctakk

"Tsk!"

Sasuke seketika kesal. Itachi menggelengkan kepala nya.

"Berubahlah. Aku tahu kau orang yang sangat sulit bersikap baik. Tapi setidaknya perlakukan dengan baik. Menjaga jarak saja sudah cukup. Tidak perlu menyingkirkan nya. Bagaimana jika suatu hari nanti kau menyesal?" ceramah Itachi.

Sasuke cemberut. Selalu saja begini. Waktu itu yang menasehati nya itu Naruto. Dan sekarang, Itachi...

"Aku tak akan menyesal!"

🌸🌸

Beberapa hari berlalu dan Sakura memilih masuk ke sekolah.

Seperti biasa, tidak ada seorang pun yang menyambutnya kecuali Matsuri. Ia duduk di halaman belakang sekolah yang sepi dan kosong dengan earphone menempel di telinga.

Tatapan nya terfokus kearah ponsel. Ia sedang membaca novel online. Ia tidak bersama Matsuri karena gadis itu diseret teman sekelas nya untuk membantu membereskan peralatan olahraga.

Sakura ditinggalkan begitu saja. Sebelum pergi, Matsuri meminta maaf dan berjanji akan makan siang bersamanya nanti.

Namun, Sakura tidak menyadari kedatangan remaja berambut merah yang selama ini diam-diam menantikan nya di sekolah.

Ya, dia adalah Sabaku Gaara.

Remaja itu mematung melihat gadis aneh itu. Gadis itu benar-benar kembali. Dan dia kini berada tepat di depan mata nya!!

Gaara mendekat dengan ragu. Sakura yang dapat merasakan kehadiran seseorang, menoleh. Mengerutkan alis nya, lantas kembali menormalkan ekspresinya.

"Boleh kan, aku duduk disini? Kulihat kau selalu diam disini sendirian. Tempat yang nyaman." celetuk Sakura sembari melepas salah satu earphone nya. Ucapan nya mengejutkan remaja berambut merah itu.

Jadi... gadis ini memperhatikan nya?

'Mustahil!!!'

Gaara hanya mengangguk. Sakura mengerutkan bibir nya. Namun ia tak banyak berkomentar. Ia sendiri merasa familiar begitu melihat Gaara.

'Dia sangat mirip dengan Sasuke-kun. Laki-laki yang tampan. Sayang, terlalu dingin dan pelit kata.'

🌸🌸

"Hei, apa orang-orang disini memang selalu sibuk sendiri?"

Gaara menoleh, menatap Sakura tajam. Sakura sendiri salah tingkah karena ditatap seperti itu.

"Uhm, yah sebenarnya aku yakin bukan karena sibuk. Tapi-"

"Kau punya teman?"

Sakura diam tertegun ketika remaja itu memotong ucapan nya. Sakura menormalkan ekspresinya dan tertawa riang.

"Tentu saja, aku punya!!" jawab nya riang. "Benarkah? Berapa banyak?" jawab Gaara dengan pertanyaan. Sakura mengerutkan alis nya. Sulit dipercaya, remaja sedingin itu begitu kepo tentang pertemanan nya?.

"Banyak!" dusta Sakura. Ia terlihat bahagia dan biasa saja. Berbeda dengan remaja Sabaku itu. Entah kenapa, ia dibuat terkejut dengan jawaban gadis itu.

"Hoo.. kuharap kau tidak berbohong."

Glekk

Sakura menelan ludah nya susah payah. Apa maksudnya?

"Kenapa kau begitu penasaran? Dan hei, bahkan kita belum berkenalan!!" seru Sakura seraya memprotes. Remaja Sabaku itu mengerutkan kening nya mendengar seruan Sakura yang bagi nya, terlalu berisik.

Sraat

"Kenalkan, aku Haruno Sakura. Tapi, di rapot dan akta kelahiranku, Akasuna Sakura. Haruno itu marga Nenek ku yang dulu, jadi aku biasanya memperkenalkan dengan nama itu karena menurutku itu lebih cantik!"

Gaara mengerutkan kening nya. Sakura berbicara terlalu cepat dan berisik. Namun, ia tidak protes. Malah merasa senang. Gaara menatap uluran tangan itu dengan tatapan dingin. Tidak membalas nya.

Sakura menjadi canggung sendiri.

'Yeah Sakura, sudah pasti selalu begini. Kenapa kau tidak bisa bersikap biasa saja? Tidak bisakah kau berhenti menjadi terlalu ramah dan baik?!'

Senyum Sakura secara perlahan memudar. Ia berniat menarik uluran tangan nya. Namun, sebelum tangan nya benar-benar diturunkan, remaja Sabaku itu dengan cepat meraih dan menggenggam tangan lembut itu erat.

"Salam kenal, aku Sabaku Gaara."

Singkat, padat, dan jelas. Sakura kembali tersenyum cerah.

"Senang bisa berkenalan dengan mu. Kuharap kau mau berteman dengan ku... dan juga... tahan berteman dengan ku." jawab Sakura. Namun di kalimat terakhir, ia mengatakan nya dengan sangat pelan, seolah sedang bermonolog.

Namun, Gaara masih dapat mendengarnya dengan jelas.

Setelah sesi perkenalan, keduanya duduk berdua. Asyik mengobrol. Sebenarnya, yang sering berbicara itu Sakura. Karena disetiap pembicaraan nya seolah tak ada topik yang tidak bisa dia bahas.

Gaara sesekali menanggapi dan hanya menjawab saja jika ditanya oleh gadis musim semi itu.

"Bagaimana dengan Konoha?"

Pertanyaan tiba-tiba Gaara mengejutkan Sakura.

"Menyenangkan!! Disana sudah seperti kota besar yang sangat modern. Disini juga, tapi masih banyak unsur tradisional nya." jawab Sakura lugas dan bahagia.

"Lalu, kenapa kau memilih ke tempat tradisional dari pada tempat sangat modern itu?" tanya Gaara setengah mengejek. Membuat gadis bersurai soft pink itu mendengus.

"Aku lebih nyaman disini. Aku benci sesuatu yang terlalu modern."

Itu hanya sebagian alasan nya. Alasan utama nya, ya jelas sang pujaan hati. Tapi, Sakura memendam nya.

Gaara diam sejenak, lantas menganggukkan kepala nya.

"Begitu, ya."

🌸🌸

Holaaa hollaaaa

Lagi ada ide jadi up deh

Ehehe gimana sama chapter ini...

Freak gak sih??

Semoga oke oke aja yaa

Ehehe makasih udah mau baca

Jangan lupa vote + komen nya yaaa

Arigatou.

.
.
.

Jumat, 28 Januari 2020

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang