Kelopak mata itu terbuka perlahan. Menampilkan iris emerald yang sangat indah. Yang sudah seminggu ini tak terlihat. Sakura berusaha membiasakan penglihatan nya. Hingga, kesadaran nya berhasil dia raih.
Ia sedikit mengerutkan alisnya saat ia merasa kesulitan untuk berbicara. Ia menghela napas berat dan melihat selang-selang medis di tempel di tubuhnya. Jika begini, bagaimana bisa ia bangkit dan melindungi Kakaknya?
"Aku tidak mati, eh?" gumam nya lirih. Suaranya sangat serak. Seolah sudah lama ia tidak berbicara. "Sudah berapa lama aku disini?" gumam nya lagi. Sebelum ia merasa sesuatu yang menyakitkan kembali menyerangnya, ia segera melepas oksigen.
"Ugh, uhukkk uhukkk uhukkk!"
Mendengar suara seseorang yang terbatuk hebat, segera orang-orang yang duduk di sofa bangkit dan mendekat.
Srattt
Tsunade membuka tirai dan mereka tercengang melihat Sakura sudah bangun namun berdarah-darah.
"Astaga, Sakura!"
Tsunade segera menginstruksikan mereka untuk mundur. Ia segera menangani gadis itu. "Mana yang terasa sakit?" tanya Tsunade berusaha tenang. Sakura mencengkram piyama bagian dada nya erat.
Tsunade mengerti dan segera melakukan pemeriksaan intensif. Kemudian, mengambil banyak cairan obat-obatan dari nakas dan mulai memasukkan cairan itu satu persatu dan menyuntikkan nya. Itu adalah obat yang dibuat Sasori.
Setelah itu ia segera mengecek infus, darah dan segala hal yang menyambung dengan selang-selang ditubuh Sakura.
Rasa sakit itu perlahan berkurang sebelum akhirnya menghilang. Sakura dapat bernapas dengan teratur. "Pakaian mu kotor. Aku akan membantumu menggantinya. Kalian tunggu!" kata Tsunade segera menarik tirai untuk menutupi itu semua.
Sakura hanya bisa diam saat Tsunade mengganti pakaian nya yang kotor.
"Aku ingin duduk. Rasanya tak nyaman!" kata Sakura lirih. Tsunade menuruti keinginan nya dan dengan hati-hati membantu Sakura untuk duduk.
Srattt
Tsunade membuka tirai dan memperbolehkan mereka mendekat. Gaara duduk di kursi kecil di samping ranjang gadis itu.
"Halo, Panda-chan!" sapa nya. Suaranya sangat serak. Senyum tipis terlihat dari bibirnya. Gaara tak menjawab. Bibirnya mengerut kecil. Kenapa? Kenapa disaat seperti ini Sakura masih bisa tersenyum?
"Kapan aku bisa melepas semua ini?" tanya Sakura menunjuk-nunjuk selang di tubuhnya. "Sampai kau membaik. Harusnya kau berbaring diam. Namun, kau malah ingin bangun dan bergerak banyak!" kata Tsunade sedikit mengomelinya.
"Aku bosan diam terus. Apalagi setelah selama ini. Kupikir aku sudah mati." jawab nya lugas. Namun, itu jelas merubah atmosfir semakin mendingin. "Syukurlah, aku masih hidup!" sambung nya lega.
'Jika tidak, aku tidak bisa melindungi k
Kakakku dan tak bisa membalaskan dendam ku.'"Kau harus tetap hidup. Ingat itu. Aku akan duduk disana." jawab Tsunade kesal seraya menunjuk kearah sofa yang tak jauh dari sana. Sakura hanya terkekeh tanpa beban. Seolah ia tidak mengalami apapun, seolah ia baik-baik saja.
"Kenapa kamu menutupinya dariku?"
Ah?
"Aku tidak!" jawab Sakura mengelak. "Kau tahu kan kalau aku sakit? Ya, itulah." jawab Sakura enteng. "Tapi kau bilang hanya anemia!" jawab Gaara dalam. "Pembohong!" sambung nya.
"Maaf."
Gaara hanya diam. Sakura jadi tidak enak.
"Jika aku mengatakan kebenarannya, kau akan memaafkan aku?" tanya Sakura. "Tergantung seberapa jauh kau menutupinya." jawab Gaara datar. Sakura menggigit bibirnya pelan. Apa dia memang harus mengatakan nya? Di depan orang-orang ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionIni tentang mu.. Yang masih bisa tertawa bahagia walau selalu ingin menangis.. Yang selalu tegar dan sabar... . . . . Ps : ini hanya sekedar pengalihan dari story 'We'. Story ini up nya sesuai mood dan ide yang muncul. Tapi story 'We' tetep jadi pri...