1

1.7K 149 5
                                    

"Matsuri, kau dekat sekali dengan si Sakura itu!"

"Memang nya kenapa? Dia baik kok."

"Baik? Pemalas, bodoh, lemah, tidak bisa diandalkan begitu. Daripada itu, karena kamu dekat dengan nya... kenapa tidak tanyakan saja sakit nya?"

"Bukankah Ibu nya sudah memberitahu?"

"Memang nya kami percaya? Aku lebih percaya kalau si Pink itu menyuruh Ibu nya berbohong."

Sosok remaja berambut merah yang sedari tadi duduk menguping nampak memasang ekspresi dingin yang menyeramkan.

Dia mengerutkan kening nya namun memilih tidak mengatakan apa-apa. Ia menyalakan ponsel nya. Memperlihatkan wallpaper seorang gadis berambut soft pink yang terlihat riang.

Dia jadi mengingat masa lalu nya.

Dibenci, dijauhi, sendirian...

Sudah dari dulu ia mengacuhkan segala nya. Bahkan tanpa ragu membalas mereka dengan kekejaman nya. Ia akan balas menyakiti orang yang berani mengusik dan menyakiti nya.

Tapi gadis ini...

Yang tanpa sengaja dia temukan menangis di belakang sekolah, tempat dimana ia biasa diam disini. Gadis itu memarahi dan kesal padanya karena ia datang tanpa memberitahunya.

Gadis itu malu.

Mengingat nya membuat dia menghela napas dan menampilkan senyum yang sangaaaat tipis. Yang sangat jarang dia perlihatkan.

Ia dibuat tidak percaya dengan sikap gadis itu. Dia selalu diam-diam memperhatikan nya. Setiap dia melewati kelas nya...

Setiap teman sekelas nya akan melewati kelas nya, mereka selalu malu-malu karena banyak laki-laki yang selalu bergerombol disana.

Tapi... gadis itu dengan sombong dan percaya diri yang tinggi, bersikap seolah menjadi perisai mereka. Ia selalu berjalan paling depan, membuat teman nya dapat lewat dengan tenang.

"Aku ingin bisa seperti mu. Kau sangat kuat."

🌸🌸

Sakura menutup buku harian nya setelah ia puas menuangkan semua perasaan nya.

Cklek

Bersamaan dengan itu, pintu kamar nya terbuka. Disana, sosok berambut merah dengan wajah tampan baby face yang khas, muncul membawa nampan berisi makanan dan segelas air putih.

"Waktu nya makan..."

Sakura tersenyum cerah. Membuat sang Kakak, Akasuna Sasori ikut tersenyum. Sebulan ini, Sakura selalu terlihat ceria padahal dia sedang sakit. Gadis itu memiliki semangat dan kemauan yang kuat untuk sembuh.

"Enak?"

Sakura mengangguk antusias. Sasori mengusap puncak kepala gadis itu lembut.

"Syukurlah kau menyukai nya. Sudah sebulan. Tak ada seorang teman yang datang menjenguk mu?" tanya Sasori nampak tak puas.

"Mereka sibuk. Lagi pula, Matsuri selalu menghubungi ku. Aku tidak masalah dan tidak terlalu memikirkan nya karena mereka tidak menjengukku."

Bohong...

Kata siapa Sakura tidak memikirkan nya? Sepanjang hari dia memikirkan segala nya hingga ia kehilangan keinginan untuk terus bertahan.

Ia ingin mati!!

Tapi dia tidak sanggup membayangkan kesedihan keluarga nya. Alasannya selama ini bertahan adalah... KELUARGA NYA.

"Tak usah sedih. Teman-temanku nanti siang akan datang menjenguk mu."

Sakura tersenyum. Ini membuat nya sulit.

Sasori sangat menyayangi nya. Bahkan dia rela melakukan apapun untuk membuatnya terus tersenyum. Iris emerald nya berkaca-kaca.

Ia secara tiba-tiba memeluk kakak nya.

"Terimakasih, Nii-chan... aku sangat menyayangi mu!"

🌸🌸

"Sakura-chan, lama tidak bertemu! Kau semakin kurus saja, hmm."

Sakura menampilkan cengiran nya.

Teman-teman Sasori datang menjenguk nya. Mood Sakura membaik. "Hehe, iya. Karena aku sedang kurang sehat." jawab Sakura.

"Tapi kamu terlihat bersemangat!" tambah sosok pria tampan dengan senyum lembut nya. Sakura tersenyum ceria. Dia mengenal nya, dia adalah Itachi. Kakak kandung dari orang yang disuka nya.

"Aku harus terus bersemangat jika ingin sembuh kembali." jawab Sakura. "Itu bagus, teruslah seperti itu, hm!" kata Deidara berapi-api.

"Terimakasih sudah mau datang dan menjengukku! Aku sangat senaaaang sekali!!"

Mereka menatap Sakura sembari tersenyum. Gadis ini berbeda dengan Sasori yang nampak malas seperti tidak memiliki semangat hidup sama sekali.

Tapi mereka cukup dibuat terkejut dengan perilaku Sasori yang berubah akhir-akhir ini. Apalagi ketika ia memohon untuk membuat mereka datang ke rumah nya.

Ini tidak pernah terjadi sebelumnya!!!

"Oh ya, Sakura... Ino selalu menanyai mu. Dia katanya ingin mengajak mu berbelanja"

Ucapan Deidara membuat Sakura malu. Well, selain di Suna... ia punya teman juga disana. Ino, nama nya.

Sayang sekali, daripada berpihak padanya... Ino lebih memilih mengikuti orang-orang itu untuk menjauhinya. Mengucilkan nya sendirian.

Ia tidak mengerti. Apa salah nya?

Dia selalu berbuat baik, melindungi, melakukan apapun... dia selalu tidak menolak permintaan mereka. Tapi kenapa mereka mempermalukan nya begitu buruk?

Apa karena... dia itu lemah?

Tapi sebelumnya tidak ada yang tahu jika dia sakit. Jadi apa alasannya, huh?!

"Hehe, katakan saja... lain kali ketika aku pulang... kita berbelanja sepuasnya."

Bohong...

Jika memang terjadi, Sakura sendiri akan dikucilkan. Dia hanya akan dijadikan pembantu disana. Membawakan barang-barang nya.

Walau ada keinginan untuk menolak, tapi ia takut tidak memiliki teman. Tetap saja.. semuanya SIA-SIA.

Sakura selalu bersikap sedewasa mungkin, tidak kekanak-kanakkan. Tapi kenapa tidak ada yang mengerti selain keluarga nya?

'Yah, kuharap setiap impianku itu terwujud.'

🌸🌸

Holaaa minna-san!!

Kembali lagi sama saiaaaa

Selamat datang di story baru ini..

Saia buat ini cuma pengalihan dari story 'We'

Nah buat story ini, saia bakal up sesuai mood atau pas ada ide aja, ehehe

Tetep story 'We' adalah prioritas

Well segitu aja..

Jangan lupa untuk support story ini juga

Arigatou

.
.
.

Kamis, 16 Januari 2020

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang