Gaara mendekat, ia berjongkok di depan Sakura yang masih berada dalam posisi awal nya.
"Sakura..." panggilnya lembut. Gadis itu mendongak pelan. Menatap tepat ke iris jade pemuda itu. "Kenapa... rasanya terasa kosong, Gaara?" bisik Sakura lirih. Gaara menatapnya lekat.
"Harusnya aku lega, bahkan... mungkin senang? Tapi... kenapa aku tidak merasakan apapun?" balas dendam nya hampir tercapai sempurna, namun kenapa ia tidak lega ataupun senang sedikitpun?
Hatinya terasa kosong dan hampa. Dan lebih banyak rasa cemas, juga ketakutan akan terjadi sesuatu terhadap Sasori.
"Kamu bisa Sakura, kamu bisa merasakan apapun..."
Dibelakang nya, Damian menyeret Sasuke dan yang lainnya untuk keluar darisana. Namun, Sasuke nampaknya agak tidak rela. Ia nampak kaku dan bersikeras ingin tetap berada disana. Beruntung, dengan usaha Damian, ia mampu menyeret Sasuke pergi darisana.
"Bisakah? Kenapa? Bagaimana caranya?" tanya Sakura memburu, nampak menginginkan nya. Gaara tersenyum lembut, kemudian ia mengulurkan tangan nya dan menarik gadis itu ke pelukan nya.
"Tentu, bisa. Karena ada aku di sisi mu. Kamu memiliki aku, Kakak mu dan masih banyak lagi... kamu hanya perlu menerima dengan santai dan tenang, jangan pikirkan apapun."
🌸🌸
"Kenapa mereka lama sekali?"
Semuanya menatap Sasuke aneh. Ada apa dengan pemuda Uchiha itu? Semenjak kedatangan nya di rumah sakit, ia selalu saja nampak sensitif melihat interaksi Gaara dan Sakura.
"Ada apa dengan mu, Sasuke?" cetus Shikamaru yang terlanjur penasaran. "Tak biasanya kamu seperti ini." sambung Neji yang diangguki mereka.
Sasuke hanya diam tak menjawab. Walau begitu, dilihat dari ekspresinya, ia nampak dalam suasana hati yang buruk. Tatapan setajam elang nya terus tertuju kearah pintu ruangan itu, yang masih tertutup.
Namun sesaat kemudian, akhirnya pintu terbuka.
Gaara dan Sakura keluar darisana.
"Nona Muda, Anda baik-baik saja?" tanya Ketua Maid. Sakura tersenyum dan mengangguk. "Aku baik-baik saja. Benarkan, Gaara?" tanya Sakura sengaja. Gaara dengan terpaksa mengangguk.
"Baiklah, sekarang saatnya pergi ke kamar!"
Ia segera memimpin mereka. Bagaimanapun, ini terasa seperti house tour. Mereka dapat melihat bagaimana detail indah sekeliling mansion Akasuna itu. Tentu saja, karena ini pertama kalinya mereka berkunjung ke rumah Sakura.
Sakura memasukkan pass dan kode, pintu terbuka dan...
Semua orang terpesona melihat nya. Ruangan itu sangat mewah dan elegan! Walau di dominasi warna pink dan ungu, disana bertabur emas! Tempat tidur nya bahkan nampak mewah seperti tempat tidur kerajaan!
Namun.... aneh nya, semua jendela besar dan akses menuju balkon nampak di teralis! Jika begini, bagaimana mereka bisa menikmati pemandangan luar dari sana?
Berbeda dengan Sakura yang mengerti jelas.
Semua ini, diteralis untuk mencegah nya kabur dan melakukan bunuh diri. Orang tua nya terpaksa melakukan itu. Walau menyakitkan, lebih baik begitu dari pada nanti menyesal membiarkan putrinya mengalami hal tragis.
Dia jadi teringat akan kegilaan dan kesesatan nya saat itu. Pantas saja. Mengingat nya kembali membuat Sakura merinding.
Ia kemudian bergegas menuju sebuah ruangan. Nampaknya sedang mencari dan mengambil sesuatu darisana. Dan bergegas kembali, menyerahkan barang-barang ditangan nya pada Ino.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionIni tentang mu.. Yang masih bisa tertawa bahagia walau selalu ingin menangis.. Yang selalu tegar dan sabar... . . . . Ps : ini hanya sekedar pengalihan dari story 'We'. Story ini up nya sesuai mood dan ide yang muncul. Tapi story 'We' tetep jadi pri...