31

810 103 32
                                    

"Tsunade-baa, apa maksudnya Sakura-chan tadi? Dia..."

Naruto tak berani melanjutkan kata-kata nya. Tsunade yang memperhatikan Sakura tengah berdiskusi dengan kedua orang itu, hanya menghela napas.

"Ya. Dulu dia seperti 'itu'. Traumatis nya terhadap laki-laki tidak lah kecil." jawab Tsunade. "Traumatis?" tanya Gaara. Tsunade mengangguk. "Dia mengalami kejadian buruk bersama laki-laki. Entah, aku sendiri tidak tahu, dia tidak pernah mau menceritakan nya. Baginya, semua laki-laki itu sama saja. Brengsek." jawab Tsunade.

Hening....

Mereka tanpa sadar melirik Sasuke yang hanya bisa mengepalkan tangan nya.

"Dan ya, dia berada di jalur yang salah saat itu. Dengan upaya ku dan profesional lain, akhirnya dia dinyatakan sembuh dan normal kembali." sambung nya. "Kuharap kalian tidak akan membencinya. Bagaimanapun, bukan hal mudah untuk nya." kata Tsunade.

Mereka mengangguk, mengerti.

Nampak nya diskusi itu berakhir cepat. Mereka melihat saling berjabat tangan dengan ada sebuah map dokumen ditangan Sakura, seperti menyepakati sesuatu. Setelah cukup berbincang, dua orang itu pun pergi. Mereka kembali mendekat.

Sakura membuka isi file itu dan membaca nya. Mereka yang penasaran mengintip. Sayang, mereka tak mengerti dengan bahasa yang diketik disana. Seperti huruf atau tulisan dalam bahasa Rusia?

"Kalian bekerja sama?" tanya Gaara intens. "Hm, ya. Aku cukup akrab dengan Master mereka. Dia sangat ramah dan baik. Bahkan menawarkan kerja sama untuk berkolaborasi." jawab Sakura seraya tersenyum tipis. "Mereka penjahat, Sakura." peringat Gaara yang diangguki mereka.

"Ha? Penjahat? Kalian bercanda, ya? Mereka sebegitu baiknya. Memangnya kalian pernah melihat mereka?" tanya Sakura nampak tak percaya sekaligus terkejut.

"Ya, mereka memban-"

"Intinya mereka tidak baik!" kata Shikamaru memotong jawaban Ino. Sakura mengerutkan alis nya sebelum menggelengkan kepala nya pelan, dengan ekspresi tak percaya.

"Ya, selama tidak ada bukti, aku tidak bisa percaya. Dan aku sudah sepakat." jawab Sakura seraya membolak-balik kertas dokumen itu. Ia kemudian nampak meniliknya dengan hati-hati, sebelum sesaat ekspresi nya menegang.

"Tsunade-san, kapan Kakak kembali?" tanya Sakura sedikit berteriak. "Ada kemungkinan, nanti malam." jawab Tsunade mengingat pesan Sasori. Sakura menghela napas. Ia kemudian melirik kearah selang yang terhubung dengan pack berisi darah yang sudah hampir habis, begitupun dengan cairan infus.

Ia melihat kearah selang-selang terhubung.

"Aku harus pergi."

Ha?!

"Kau gila? Kau baru saja sadar setelah satu minggu tak bangun, dan kau ingin pergi?!" seru Gaara tak percaya. "Ada banyak hal yang harus kulakukan." jawab Sakura santai. Ia mengangkat file itu. "Dan ini sangat penting!" sambung nya. Ia kemudian dengan hati-hati menyentuh selang-selang di tubuh nya. Sebelum secara hati-hati mencabut satu persatu.

Suara erangan nya membuat mereka bergidik. Itu pasti menyakitkan. Tsunade berusaha menahan nya, namun Sakura sangat keras kepala. Ia terpaksa menempelkan plester luka yang bening. Kemudian dia dengan hati-hati melepas infus dan selang yang menyalurkan darah.

"Ugh!"

Ia hanya sedikit mengerutkan alis nya sebelum rileks.

Srattt

Ia segera turun dari ranjang dan hampir saja terjatuh jika Gaara tidak menahan nya.

"Kembali!" perintah Gaara dengan nada memeringati. Namun, Sakura hanya menggelengkan kepala nya. "Aku ingin belajar berjalan sebentar." jawab Sakura segera berpegangan pada sisi nakas. Dia sangatlah keras kepala. Awalnya memang agak susah, namun karena Sakura terbiasa berlatih dan menari, ia bisa kembali berjalan normal walau agak pelan.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang