63

532 66 11
                                    

Maaf yaa baru up.. kemaren kehabisan kuota T_T ini aja nyolong hotspot dari kakak T_T

Well happy reading~
.
.
.

Sakura terlelap di pangkuan Sasori. Ia baru saja selesai merengek, memohon Sasori untuk berhenti terus mempertanyakan tentang obat-obatan itu. Karena Sasori terus saja bertanya, bahkan saat mereka makan malam sekalipun.

Yang diinginkan Sakura saat ini, fokus kedepan. Hal seperti obat-obatan itu, hal belakangan bagi nya.

Setelah sekitar 3 jam tertidur, Sakura akhirnya terbangun di tengah malam. Dengan keadaan terbungkus hangat oleh selimut besar yang begitu tebal dan lembut, tentunya. Ah, pasti Kakak nya, yang memindahkan nya kemari.

Keringat sebesar biji jagung, turun dari pelipis nya. Ah, mungkin...ia mengalami mimpi buruk, lagi?

Uh...

Rasa sakit di area tertentu, membuat Sakura menahan napas dingin. Ia dengan susah payah, mengambilkan obatan-obatan, yang disediakan Sasori. Dosis nya jelas sudah ditingkatkan, semakin tinggi.

Namun, efektivitas nya tidak sebagus dulu, tidak peduli seberapa banyak dosis yang di tambahkan, itu tak akan mempengaruhi nya, karena sakit nya pun semakin kuat.

Pattts

Suntikan itu, ia tusukkan di lengan kiri nya dengan telaten, seolah ia terbiasa melakukan hal itu sendirian.

"Ah..."

Sakura bersandar ke sisi tepi ranjang, menumpukan kepala nya diatas nakas. Beruntung, baby Taka tidak terbangun karena tadi ia cukup berisik.

"Lelah...." bisik nya halus. Ia tak bisa tidur. Karena itu, setelah rasa sakit itu sedikit mereda, Sakura memilih duduk diam, dengan laptop di pangkuan nya.

Saat seperti ini, bukan waktu yang tepat untuk bersantai. Ia tidak boleh terlalu terbuai karena masalah akan segera datang kembali dan juga, ia pasti akan kedatangan masalah.

Dan benar, ketika ia mengecek email nya, sudah penuh dengan laporan. Sakura membuka dan membaca nya satu persatu dengan sabar.

"Tunggu... si Brengsek itu... menyelidiki tentang... sial!"

Sakura mengumpat kasar. Ternyata Madara menyadari kejanggalan dan tahu tentang kematian putra nya. Dan ia sedang menyelidiki kebenaran itu dan segala nya.

Jika Madara sampai tahu, Sakura yakin.. si Tua Bangka Brengsek itu tak akan membiarkan dan akan mengejar serta menangkap nya. Sakura meremas selimut nya marah.

Ia sendiri tahu, dengan kemampuan Uchiha si Brengsek itu, cepat atau pun lambat, cara yang halus ataupun kasar, akan mampu mendapat informasi yang mereka mau dengan cepat. Mereka terlalu kuat.

Jadi, tidak mungkin jika mereka tidak akan tahu. Paling-paling, hanya terlambat mengetahuinya.

Iris seindah emerald itu mengerling tajam.

"Aku harus kembali fokus ke organisasi!"

Ia melirik kearah tempat tidur baby Taka. Bayi mungil itu tertidur dengan lelap. Ketajaman di mata nya melunak, menjadi kasih sayang yang halus.

"Maaf, Sayang... mungkin setelah ini, Mom akan jarang bersamamu. Ini semua untukmu dan Uncle Sasori dan semuanya...."

Ia tidak boleh lengah!

🌸🌸

Esok nya....

"Kamu mau kemana, Cherry?"

Sakura menghentikan langkah nya saat ditanyai Sasori.

"Oh, aku ingin berbelanja dan jalan-jalan sebentar." jawab Sakura berdusta. "Benarkah?" tanya Sasori memastikan. Sakura mengangguk polos. Sasori menghela napas. Ia tidak percaya. Karena begitu...

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang