[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------Ali telah sampai di apartemennya dan kini ia tengah berada di dalam kamar miliknya, lelaki itu langsung membuka ponselnya yang berada di dalam saku jaket yang sejak tadi ia belum sentuh.
NihilKetika dirinya melihat log panggilan tak ada satupun pangilan yang masuk kedalam ponselnya.
Lalu apa maksud seorang OB tadi yang mengatakan jika seseorang yang menunggunya telah menghubungi nya, nyatanya tak ada satupun pangilan yang masuk.
Ali memijat pangkal hidungnya ketika menyadari sesuatu.
"Prilly. Gue yakin gadis bar bar itu yang datang!" gumamnya menggeram pelan.
Dari pada memikir kan hal yang tidak penting lebih baik dirinya membersihkan diri lalu beristirahat untuk menghilangkan penatnya.
Namun langkah Ali terhanti di depan cermin ia menatap pantulan dirinya disana.
Satu hal yang ia sadari
Kenapa hari ini Rena tidak menghubunginya.
***
"Kenapa tuh muka ditekuk gitu? Di ambil kucing garong baru tau lo!"
Prilly berdecak malas, menghempaskan tubuhnya di samping Andrean yang sedang menonton tv tak lupa cemilan yang ia pangku. Jika dilihat lihat Andrean persis seperti perempuan rumahan saja.
"Kenapa sih?!" tanyanya lagi meletakan toples keripik di atas meja.
Prilly masih diam enggan menjawab namun menggelengkan kepalanya pelan. "Hehh kalau udah kaya gini lo susah ngomongnya minta ampun!!" decak Andrean menepuk pelan kepala Prilly.
"Sini deh!" titah Andrean menarik kepala Prilly untuk bersandar di bahunya.
Prilly menurut menyenderkan kepalanya di bahu kakaknya.
"Kalau ada masalah lo bisa cerita sama gue, meski gue ini cowok tapi gue juga kakak lo yang bisa jadi pendengar dan insyaallah ngasih solusi buat masalah lo. Kalau lagi gak ada gue masih ada si Gritte,"
Prilly menutup matanya terlalu beruntung kah dirinya sampai sampai dalam urusan cinta ia harus sesusah ini?!
"Gue capek!" gumam Prilly akhirnya, Andrean dapat mendegar makna tersirat dalam nada bicara adiknya.
Dengan pelan lelaki itu mengelus rambut Prilly yang halus. Andrean diam menunggu kelanjutan dari perkataan adiknya.
"Gue cape abis jalan kaki dari ujung sampai ujung!!!" teriak Prilly histeris memeluk erat Andrean yang diam mematung.
Apa dirinya tidak salah dengar bukan?! What the fuck adik syialan, gatal rasanya Andrean ingin mengabsen semua nama hewan.
"Bangke lo gue kira lo seriusan ada masalah!!" lelaki itu berdiri dari duduknya membuat Prilly sedikit terhuyung kedepan.
Prilly berdecak memilih membaringkan tubuhnya di atas sopa empuk. "Gue serius cape bang, lo bayangin aja mungkin adalah 200 kiloan gue jalan kaki." Andrean berbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Not Alone
Teen Fiction_Terimakasih telah hadir walau dengan membawa luka, tapi setidaknya kamu tidak pergi dan tidak membuatku sendiri di saat Tuhan lebih menyayangi mereka_ Prilly Latuconsina Aliando Syarief I'am Not Alone