I'am not Alone °Empatpuluh Empat°

547 40 2
                                    

[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------


Prilly menepikan motornya di area yang cukup aman. Matanya beredar menatap taman yang lumayan rame di sore hari.

Dirinya berjalan menuju tempat yang cukup dekat dengan taman bermain anak-anak lalu mendudukkan dirinya di kursi yang kebetulan ada beberapa ibu-ibu di sana. Tanpa sengaja matanya menatap seseorang yang ia kenal.

Prilly kembali berdiri hendak menghampiri orang itu. Sudah lama sekali dirinya tidak pernah melihatnya setelah kejadian beberapa tahun lalu.

"Om!" merasa ada suara orang lain lelaki paruh baya itu menoleh dengan ekspresi yang mengeryit, namun tak lama ekspresi itu tergantikan dengan rasa terkejut.

"Prilly?!" tanyanya memastikan sambil berdiri menatap gadis di depannya tak percaya.

"Iya, om apa kabar? udah lama Prilly gak liat om,"

Lelaki paruh baya itu tersenyum haru. "Om baik Prill, kamu sendiri gimana?"

"Allhamdulillah Prilly baik om!"

"Ayo duduk dulu sini!" suruh nya mempersilakan Prilly duduk di kursi taman tempat dia duduk barusan. Prilly mengangguk dan duduk di samping pria itu. "Om ke sini sama siapa?" tanya Prilly memperhatikan sekitar.

"Kebetulan om habis pulang kerja gak tau kenapa om mau kesini aja. Mungkin rindu!" jelasnya terkekeh kecil.

"Kamu satu sekolah lagi sama Ali?" Prilly tersenyum ceria.

"Iya om, malahan aku satu kelas sama dia!" Prilly menjelaskan dengan semangat membuat pria itu yang tak lain Syarief—papah Ali mengembangkan senyumnya.

"Hubungan kalian masih di lanjut?"

Prilly terdiam cukup lama. "Om tau sendiri kan kalau Ali amnesia, jadi Prilly gak bisa berbuat apa-apa!"

Syarief menepuk puncak kepala Prilly pelan. "Om tau ini berat buat kamu. Om juga ngerasain nya, setelah Resi tiada dan om menikah lagi lelaki itu lebih memilih pergi dari rumah. Tapi itu tidak membuat om benci padanya!" Prilly dapat melihat mata Syarief yang meredup.

Jika seperti ini tekad untuk menghancurkan mereka semakin membuatnya semangat! "Prilly tau om. Oh iya om, katanya om lagi sakit?" Syarief mengernyitkan dahinya.

"Siapa yang bilang?"

"Waktu itu istri om dateng ke apartemen Ali dan kebetulan aku lagi ada di sana!"

"Reganta?" tanya Syarief.

Untuk apa istrinya itu datang ke apartemen Ali? Padahal dirinya menyuruh untuk tidak mengganggu terlebih dahulu lelaki itu. Mungkin hanya ingin mengecek keadaannya saja.

"Iya om!"

Syarief mengangguk kecil. "Waktu itu om emang sempat drop gara-gara kekurangan cairan aja."

"Tapi sekarang om udah sehat kembali!" lanjutnya.

"Syukur kalau gitu om. Om Prilly boleh tanya sesuatu? Tapi mungkin ini agak menyinggung." Prilly menatap Syarief yang juga tengah menatapnya.

"Iya silakan, santai aja Prill kaya sama siapa aja. Calon papa mertua ini!"

Prilly tertawa kecil. "Apa sih om!"

"Maaf sebelumnya nih om. Om cinta sama tante Reganta?" cukup lancang memang namun Prilly ingin memastikanya agar rencananya lebih mudah.

Syarief menghela nafas panjang. "Kalau di bilang cinta om lebih cinta sama mamahnya Ali," Syarief menatap kosong ke depan.

I'am Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang