[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------Prilly diantarkan pulang oleh Iqbal menggunakan mobil lelaki itu. Memang rencana awal Prilly akan menggunakan mobilnya untuk pergi, tapi rencana berubah saat dia memutuskan untuk meng-iyakan ajakan Iqbal asal bersama Gritte.
Saat perjalanan mereka berdua terbahak ketika melihat raut wajah Gritte seperti anak anjing emperan.
Mereka berdua bersekongkol untuk membiarkan Gritte pulang diantar oleh Al, lebih tepatnya mereka bertiga karena Al juga ikut adil dalam masalah ini.
Prilly yakin saat dirinya membuka ponsel pasti penuh notif dari sahabatnya itu.
"Udah sampai, masuk gih. Jangan lupa gosok gigi sama cuci kaki sebelum tidur!" Iqbal berkata congkak.
"Gue bukan anak kecil yang harus di ingetin!" Prilly membantah sebal lalu membuka seatbelt-nya.
"Lahhh, mana tau kan lo lupa. Secara lo jomblo jadi gak ada yang ngingetin. Gue udah berbaik hati bantu lo biar gak ngenes-ngenes amat." bersedekap dada dengan menatap Prilly mengejek.
"Gak sadar diri!"
Prilly turun dari mobil membanting pintunya dengan kasar. "Woyy, ini mobil mahal kalau rusak gimana?!" Iqbal membuka kaca mobil, protes saat Prilly tidak ada halus-halusnya menutup pintu mobil.
"Katanya anak sultan, masa mobil kaya gini rusak aja gak bisa beli lagi."
Shitt!
Iqbal mengumpat dalam hati, merasa bodoh sendiri. "Kan hemat pangkal kaya." elak Iqbal tidak mau kalah.
Prilly lebih memilih menjulurkan lidahnya dan berlalu meninggalkan Iqbal dengan mobil mahalnya.
Iqbal menutup mulutnya lalu segara menutup kaca mobilnya. Saat itu juga tawanya meledak. Prilly bener-bener lucu!.
***
Prilly telah sampai di dalam kamarnya, gadis itu langsung merebahkan tubuhnya tanpa mengganti pakaian.
Tanganya meraba-raba tas selempang, mencari-cari ponsel miliknya. Saat ketemu gadis itu menghidupakan saluran data.
Beberapa pesan masuk namun semuanya sama sekali tidak ada yang menarik perhatiannya.
Gadis itu lebih memilih bangun dan packing untuk besok ia terbang menyusul keluarga nya. Tidak terlalu banyak untuk dia bahawa, hanya beberapa pakaian penting saja.
Ponsel miliknya berbunyi, dengan segera Prilly menghampiri nya. Nama Gritte tertera di sana. Sudah dia duga pasti gadis itu akan menghubunginya lalu mengomel-ngomel.
"....."
Prilly menjauhkan ponsel dari talinganya. Belum apa-apa Gritte sudah berteriak.
"Apa sih? Gak usah teriak bisa kan?!"
"Suka-suka gue. Gue kesel tau gak sih sama lo! Lo itu bener-bener tega ya ninggalin gue sama si Al!!!" Gritte menggeram marah, emosinya langsung melambung tinggi ketika dia tiba di rumah.
Meski bisa saja Gritte menggedor-gedor rumah Prilly dengan berutal karena jarak rumah mereka yang terbilang sangat dekat.
"Terus apa masalah nya? Lo selamat sampai rumah kan?" Prilly mendudukan dirinya di atas ranjang.
"Masalahnya lo tega ninggalin gue sama orang asing!"
"Asing gimana sih Itte, dia kan laki lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Not Alone
Teen Fiction_Terimakasih telah hadir walau dengan membawa luka, tapi setidaknya kamu tidak pergi dan tidak membuatku sendiri di saat Tuhan lebih menyayangi mereka_ Prilly Latuconsina Aliando Syarief I'am Not Alone