[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------Sudah terhitung empat jam lamanya dokter baru keluar dari ruang operasi, saat itu juga semua orang yang menunggu di depan ruang operasi langsung berdiri, menghampiri seorang dokter pria berusia empat puluh tahunan.
Dokter itu membuka masker yang menutup setengah wajahnya. "Bagaimana kondisinya dok?" Ali yang bersuara lebih dulu. Sangat kentara sekali lelaki itu terlihat cemas.
Sebelum menjawab dokter Garen tersenyum tipis menatap semua orang di hadapan nya. "Syukurlah, kondisinya saat ini membaik dan pasian akan segera di pindahkan ke ruang rawat." semua bernafas dengan lega begitupun dengan Ali yang tersenyum penuh rasa syukur.
"Terimakasih dok!" unjar Andrean
Dokter Garen mengangguk singat. "Sama-sama itu sudah tugas saya sebagai dokter. Kalau begitu saya permisi untuk mengurus pasien yang lainnya."
Semua tersenyum dan mengangguk, mempersilakan dokter Garen untuk melaksanakan tugasnya kembali.
"Lebih baik kita membersihkan diri, sebelum menemui Prilly yang akan di pindahkan ke ruang rawat" tutur Ridwan ketika melihat semuanya masih menggunakan seragam masing-masing.
"Ayo Ali, tenang saja Prilly tidak akan kenapa-kenapa jika kita tinggal sebentar!" Ridwan menepuk bahu Ali pelan saat lelaki itu masih saja menatap pintu ruang operasi.
Ali tersenyum kikuk.
***
Di sebuah ruangan yang temaram terlihat ke tiga orang yang tengah berbincang-bincang, nampak sekali dalam raut mereka terlihat amarah yang tertahan.
"Bagaimana bisa lelaki itu tertangkap?" sentak pria berkecamata dengan rahang yang tegas meski usianya sudah tidak muda lagi.
Salah satu dari kedua orang lainnya menggeleng pasrah. "Ada agen negara yang baru membuat Lean tertangkap. Sepertinya agen satu itu memang lebih cerdas dari Lean." salah satunya yang ternyata seorang wanita hanya diam menatap mereka.
"Lalau bagaimana kita sekarang? Apa perlu mengangkat ketua mafia lagi untuk menggantikan Lean di Paris?!" si pria berkacamata bertanya jengah.
Tidak ada yang seperti Leandre, lelaki muda itu sangat handal dalam dunia hitam seperti yang mereka jalani ini. Namun ada sesuatu yang salah sampai membuat lelaki itu berhasil tertangkap.
"Tidak perlu!" sahut pria satunya lagi.
Si wanita yang sejak tadi diam menyungingkan senyumnya. "Tidak lama lagi dia pasti akan bebas dari penjara!" timpalnya
Kedua pria di depannya menatap wanita itu penuh arti dan tanda tanya secara bersamaan.
"Kita lihat ayah, apa yang bisa lelaki itu lakukan untuk keluar dari penjara."
***
Gritte menatap Al dengan jengah saat melihat lelaki itu berjalan berdampingan dengan wanita lain. Katanya 'aku cuma cinta sama kamu!' Terus kenapa lelaki itu bisa berjalan berdampingan ditambah canda dan tawa seperti orang yang tengah kasmaran di masa SMA.
Gritte bersedekap dada melihat sejauh mana kedekatan di atara mereka, tubuh rampingnya menyender pada tembok kolidor.
Dari sebelum masuk gerbang Gritte telah memperhatikan keduanya tanpa berkedip, seolah jika dia berkedip, maka kedua makhluk itu akan hilang dari pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Not Alone
Teen Fiction_Terimakasih telah hadir walau dengan membawa luka, tapi setidaknya kamu tidak pergi dan tidak membuatku sendiri di saat Tuhan lebih menyayangi mereka_ Prilly Latuconsina Aliando Syarief I'am Not Alone