I'am Not Alone °Sembilan°

1K 74 0
                                    

[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------

Ali berjalan tergesa-gesa, ia baru saja mendapat telpon dari Ridwan jika ada masalah yang harus segera di selesaikan.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam" semua mata terpatut kepada Ali yang baru saja sampai di tempat mereka setiap ada keperluan seperti ini, atau bisa di sebut sebagai markas.

" jadi kamu abil alih ya li, sekalian ini buat belajar kamu" unjar Ridwan membuka pembicaraan setelah Ali menduduki sopa yang kosong.

"Tapi Ali masih baru om, emang gak papa?!"

"Kita yakin kamu bisa! Selama liat kamu latihan saya liat kamu cukup bagus," sahut dari salah satu anggota lain.

"Oke Ali ambil!" kata Ali yakin.

Semua tersenyum menatap Ali, mereka yakin anak itu yang akan membuat semuanya lebih mudah terlihat dari keyakinan dan tekad yang kuat. Apa lagi anak itu cucu dari pemimpin nya dulu. Meski pekerjaan ini milik negara tapi yang lebih tinggi dalam pekerjaan ini adalah Kakek Ali dahulu.

Semua bergegas bersiap, hanya angota inti yang turun tangan.

"Letaknya di Huta barat ya Li!" kata Ridwan, lelaki paruh baya itu tidak ikut karena semua ia serahkan kepada Ali. Ditambah anggota lainya yang sudah cukup.

"Dan satu lagi, kamu jagan sampai masuk perangkap mereka!"

"Iya om aku yakin pasti bisa, semua trik om udah ajarin dalam mingu-mingu ini jadi masalah kaya gitu hal yang kecil dalam pekerjaan seperti ini!"

"Oke good luck boy !!"

***

"Ayah mau kemana?!" tanya Prilly ketika melihat Rizal yang tergesa-gesa.

"Ada urusan penting!"

"Urusan penting apa ayah!!" gadis itu terlalu malas hari ini, jadi ia hanya berselonjoran di sopa ruang keluarga dengan berbagai cemilan dan tayangan tv yang membosankan.

"Adeh deh, gak usah kepo!!"

"Eh dasar, aygul!"

"Ayah gaul!!" tariak Rizal berlalu keluar rumah.

"Tau ah! Gelap!"

Prilly mendengus pelan sudah tak terhitung dirinya melakukan seperti itu dari tadi. "Ih kok kesel gini ya!!, atau gue jalan-jalan aja ya? Eh tapi gue males" gumamnya menangkup kedua pipinya.

"Arghhhhhh tau deh!!"

Prilly bangun dari tiduranya saat gadis itu tidak menemukan ponsel miliknya. Ia berdecak kesal ketika melihat ponselnya terselip di sisi sopa.

"Gue coba telpon Ali aja ah, siapa tau di angkat!" serunya dengan bantal sopa ia letakan di pangkuannya.

Deringan pertama belum di angkat.

Deringan kedua masih sama.

Deringan ketiga masih belum ada jawaban.

Dan terus seperti itu sampai suara operator menyapanya

Menyebalkan! Rasanya Prilly ingin membanting ponsel itu jika ia tak menyayangi nya karena ponsel yang ia punya lumayan mahal.

Prilly menjentikkan jarinya ketika tiba-tiba saja sebuah ide melitas di pikiran nya, tak ingin menyia-nyiakan waktu gadis itu segera bangkit dari sopa utuk menuju kamarnya.

Selang beberapa menit Prilly keluar dengan pakaian rapih namun simple.

"Mau kemana Prill?" tanya bunda Ully saat tidak sengaja melihat putrinya yang sudah rapih saat ia hendak menuju dapur.

Gadis dengan rambut yang dikuncir kuda itu tersenyum kikuk. "Mau main keluar sebentar bun, abis Prilly bosen di rumah." jawabnya menghampiri Ully yang berada di dekat meja makan.

Ully hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Gak papa kan bun?"

Prilly tersenyum polos "gak papa asal kamu hati-hati ya, kalau ada apa-apa langsung kabarin orang rumah!" pesan Ully mengelus pelan kepala Prilly.

"Iya bun, salim dulu. Assalamualaikum " salamnya mencium punggung tangan bundanya.

"Waalaikumsalam, hati-hati bie!!"

Panggilan itu! Sudah lama sekali dirinya tidak mendengar.

***

Suasana hutan yang sunyi dan cukup gelap akibat pohon-pohon yang menjulang tinggi membuat matahari sulit untuk menyinarinya.

Ali dan anggota lainya bersiap di posisi masing-masing. Mata tajam Ali tak lepas menatap setiap pergerakan seseorang di depannya, lebih tepanya beberapa orang. Mereka semua adalah target nya untuk saat ini.

"Apa sekarang waktunya kapten?" suara seseorang mengintrupsi Ali dari benda kecil yang berada di telinganya.

Lelaki itu menekan benda tersebut "tunggu aba-aba dari saya" bisik Ali.

Sementara yang berbicara bersama Ali barusan hanya mengangguk kecil yang tidak dapat Ali lihat tentunya karena jarak mereka yang tertutup oleh semak-semak yang ada di sana.

1...

2...

3...

"Misi dimulai dari sekarang!" titah Ali menghubungkan benda yang ada di telinganya kepada semua anggota yang terhubung.

Semua siaga dengan cepat maju di sertai suara tembakan yang memekang telinga.

I'am Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang