I'am Not Alone °Empatpuluh Tujuh°

672 44 4
                                    

[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------


Ali menatapnya dengan datar. "Gak perlu jelasin apa pun untuk sekarang!"

Prilly maju selangkah lebih mendekat, kepalanya menggeleng pelan. "Aku perlu jelasin pliss kamu jangan salah paham dulu." mohon nya berusaha meraih tangan lelaki itu namun Ali menghindar dengan cepat.

Tatapan Ali beralih ke belakang menatap Iqbal yang berdiri dengan muka yang cukup miris dilihat. Bibirnya berdecak sinis menatap keduanya secara bergantian.

"Gue ada urusan jadi gak perlu jelasin sekarang!"

Setelahnya lelaki itu berlalu meninggalkan Prilly yang menatapnya sendu. Iqbal maju merangkul bahu Prilly dengan cengirannya.

"Santai aja kayanya dia shok liat gue yang terlalu ganteng ini,"

"Dia bukan gay!"

Iqbal mengedik acuh. "Yang penting gue ganteng."

"Stress!" umpat Prilly menghempaskan tangan Iqbal yang terasa berat.

"Buruan! Gue udah gerah pengen mandi!"

Lelaki itu mencibir "iya tuan putri yang terhormat!" unjarnya membungkukan sedikit badanya seperti pengawal.

Keduanya mulai pergi meninggalkan area kantor milik Syarief dengan motor putih milik Iqbal. Tanpa keduanya sadari bahaya sedang mengancam mereka saat ini.

Seseorang dengan pakian casulnya berdecit sinis di dalam mobil dengan sepuntung rokok di tangan kanannya. Tangan yang bebas menekan benda kecil yang menempel di telinga kirinya dengan pelan.

"Target... Mendekat!" ucapnya.

Jendela mobil dia buka lalu tatapnya bertemu dengan seseorang. Tangannya yang mengapit rokok mengisyaratkan sesuatu, yang di angguki oleh orang itu.

Setelah merasa puas bibirnya menghisap rokok secara perlahan sebelum membuang sisa rokok yang tinggal sedikit.

Tangannya kembali menekan tombol yang menutup jendela mobil secara otomatis. Lalu menghidupkan mesin mobil dan melaju meninggalkan area itu.

***

Prilly memeluk Iqbal dengan pikiran melayang jauh, memikirkan bagaimana cara agar Ali bisa mempercayai nya. Semoga saja lelaki itu hanya membutuhkan waktu beberapa saat untuk berpikir jernih.

Terlihat egois memang namun Prilly tidak mempermasalahkan nya karena disini dirinyalah yang tidak jujur sadari awal ke pada lelaki itu.

"Damn it!"

Prilly mengerjap saat mendengar umpatan Iqbal yang cukup keras.
"Ken—"

Brakkk

Motor yang di tumpangi keduanya terlepar cukup jauh dan menghempaskan mereka secara brutal. Sementara itu seuah mobil truk berwarna hijau terguling di tengah jalan mengakibatkan jalan tertutup total. Jalan yang memang sepi mengakibatkan tidak ada korban lainya.

Prilly mati rasa semunya terasa tidak berarti, helm yang di gunakan terlepas begitu saja mengakibatkan darah mengucur cukup banyak dari kepalanya. Begitupun dengan anggota tubuh lainya yang tidak kalah parah.

Matanya yang buram menatap seseorang yang juga terkapar cukup jauh dari posisinya saat ini. Prilly tersenyum kecil mulai berhalusinasi.

I'am Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang