[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------"Kalian serius mau pulang duluan?" Prilly merengek manja kepada keluarganya.
"Iya sayang, bunda ada urusan di Indonesia. Ayah dan abang kamu juga ada pekerjaan di sana!" jawab Ully sambil mengelus kepala Prilly lembut.
"Terus aku gimana?"
"Kan masih ada Ali, Prill. Entar kamu pulang bareng om Ridwan aja dia juga masih ada urusan di sini, lumayan kan kalian bisa liburan sebentar." sahut Rizal
"Siap omm qu!!" Gritte menyahut dengan cepat, lumayan dirinya bisa liburan sebelum masuk sekolah kembali.
"Iya, tapi jangan lama-lama inget kalian harus kembali sekolah, hampir dua minggu kalian gak sekolah!" Ully memperingatkan menatap satu persatu anak remaja itu.
"Oke tante, kalau gak mau pulang biar Al tendang aja dari sini sampai Indonesia..."
Prilly mendelik, "lo kira gue bola apa pake di tendang segala!"
"Loh, elo kan mau mirip bola tingal gue gulung aja biar bulet." Al mengejek yang di ikuti tawa yang lain.
"Aliiiiii..." rengek nya menggoyangkan tangan lelaki itu bermaksud mengadu.
"Idih manja lo!" cibir Andrean.
"Prilly mah gitu, sebelum sama Ali aja dia gelendotan terus sama gue!" Gritte mencemooh sambil menyenderkan kepalanya pada bahu Al.
"Fintah banget lo!!"
"Gak papa, gue suka dia manja apa lagi sama gue." jawab Ali membuat semuanya diam tersenyum tipis.
Prilly ikut tersenyum "aku suka kalau kamu manja gini" perkataan Ali sama seperti dulu, dalam do'anya ia meminta agar lelaki itu segera kembali lagi kepadanya seperti dulu, bukan menjadi selingkuhan tapi menjadi pacar lelaki itu sesungguhnya. Atau dia harus meralatnya, menjadi tunangan?.
"Ali, bunda titip anak bunda yang manja ini ya, jaga dia dan jangan pernah sakiti dia. Karena luka batin itu lebih sakit," pinta Ully megemgam tangan cowok itu lembut.
Ali terenyuh, sentuhan Ully membuatnya teringat kepada ibunya yang sudah meninggal. Ali tersenyum manis. "Insyaallah tan, Ali akan jagain Prilly sebisa dan semampu Ali." Ully tersenyum.
"Pangil bubda aja. Kalau kaya gitu bunda gak akan khawatir ninggalin Prilly."
"Bunda jangan mellow gini dong!" Prilly berhambur memeluk Ully tanpa sadar keduanya menitihkan air mata nya.
Rizal dan Andrean menghampiri mereka, sementara Ali sedikit menyingkir tubuhnya memberi ruang kepada mereka.
Mereka berpelukan. " gue sayang lo dek, jangan pernah lo lupain gue mentang-mentang Ali udah balik!" bisik Andrean sedikit mencubit bahu Prilly pelan.
"Apaan sih lo, gak usah cubit juga!!" rajuk Prilly.
Mereka tertawa. "Ayah juga sayang kamu!"
"Aku lebih sayang ayah, jaga diri kalian ya sebelum aku pulang, awas lo bang harus jaga bunda sama ayah!!" Prilly melepaskan pelukan nyaman itu lalu menatap peringatan kepada Andrean.
"Iya monyet gue!!"
"Bunda masa di katain monyet!!" Ully terkekeh.
"Entar biar bunda jewer telinganya! Karena udah berani ngatain anak bunda." sahut Ully membuat Prilly tersenyum senang.
"Yaudah udah jam sembilan lebih, kita harus berangkat sekarang..." Rizal berkata sambil melirik jam tangannya.
"Ayah udah bilang sama Ridwan buat jagain kalian di sini, kalau gitu kita pulang dulu ya!" Prilly mengangguk tak rela.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Not Alone
Fiksi Remaja_Terimakasih telah hadir walau dengan membawa luka, tapi setidaknya kamu tidak pergi dan tidak membuatku sendiri di saat Tuhan lebih menyayangi mereka_ Prilly Latuconsina Aliando Syarief I'am Not Alone