I'am Not Alone °Empat°

1.4K 98 0
                                    

[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------

Prilly berjalan dengan cerianya menghampiri Ali yang tengah duduk di kursi taman seorang diri.

"Ali..." pangilnya pelan.

Sontak suara itu membuat lelaki yang duduk di kursi taman menolehkan kepalanya ke arah Prilly, yang berdiri disampingnya dengan memberi jarak beberapa langkah.

Prilly mendekat dan mendudukan dirinya disamping lelaki itu. Raut wajah Ali berubah  dingin saat melihat Prilly.

"Kamu ngapain di sini?," tanyanya sedikit memiringkan tubuhnya untuk melihat Ali yang anteng dengan ponsel pintarnya kembali.

Gadis itu melirik sekitar "kamu disini sendirian?!" hening masih tak ada jawaban namun tak mengurungkan Prilly untuk bertanya lagi. "Temen kamu kemana? Biasanya kamu suka bareng mereka." teman yang di maksud disini adalah Gio dan Juan.

Prilly menundukan pandangannya untuk beberapa saat sebelum melihat Ali kembali. Ia tersenyum dengan manisnya. "Oh iya, pacar kamu juga kemana gak bareng dia?, Padahal kan ini malam minggu biasanya kalau orang-orang punya pacar itu suka ngapel," Prilly tertawa sendiri dan itu membuatnya langsung menggaruk tengkuknya salah tingkah.

Ali memutar bola matanya namun enggan meladeni Prilly yang belum menyerah juga. "Ali jawab dong jangan diem aja. Aku ini manusia loh yang bisa aja bosen kalau kamu gak ajak ngomong!" rengeknya memajukan bibirnya cemberut.

Karena sebal tetap tidak mendapat respon, Prilly melipat kedua tangannya di depan dada dan menyenderkan punggung nya pada sandaran kursi.

"Gue kira lo manusia yang gak punya harga diri!" sindirnya membuat Prilly tertegun untuk beberapa saat.

Andrean yang melihat Prilly dari kejauhan mengernyit ketika melihat adiknya bersama seorang cowok.

"Itu si Prilly sama siapa Itte?!" tanya Andrean tanpa menoleh. Gritte mengigit bibir bawahnya gugup.

Andrean menoleh ketika tidak mendapat respon. "Pacarnya kali!" celetuk Raka yang di angguki setuju oleh Iqbal.

Mereka masih diam di dalam mobil mainan itu, karena terlalu lelah jadi berhenti untuk sejenak. "Itte!" panggil Andrean curiga.

"Kenapa sih lo, kaya grogi gitu!"

Gritte menggeleng dengan cepat.

"Gak kok bang, gue cuma kebelet pengen pipis aja!"

Andrean dan yang lainya memutar bola matanya malas sementara Devan menatap gadis itu datar, ia terlalu tak suka dengan gadis yang cerewet dan banyak tingkah, dan Gritte termasuk kedalam kategori itu.

"Heuh gimana sih lo, udah sana pergi ke toilet dari pada keluar di sini lo!!" usir Andrean mendorong bahu Gritte pelan. "Iya iya bang, sabar napa gak usah dorong-dorong juga kali!"

Gritte berlalu meninggalkan ketiganya ke toilet, hanya sebagai alasan untuk menghindar dari pertanyaan Andrean. Bisa saja sih Gritte menjawab itu adalah teman mereka namun mulut Gritte suka keceplosan.

Bisa bahaya jika Andrean tau kalau Prilly mengejar-ngejar seorang lelaki.

Ali bangkit dari duduknya ketika ponselnya berbunyi pertanda ada panggilan masuk. Prilly yang melihat itu menatap punggung Ali heran. "Mau kemana?, disini aja kali angkat panggilannya!" Ali melirik Prilly sebentar setelahnya berlalu begitu saja tanpa sepatah kata pun.

"Ih cuek banget sih, salah apa sih gue sampai bisa-bisanya suka sama cowok yang kaya gitu apalagi udah punya pacar!!. Bagus Prill sekarang lo jadi gadis rendah yang suka ngerebut pacar orang." gerutunya tersenyum mengejek untuk dirinya sendiri.

I'am Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang