[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------Ali mengetuk-ngetuk pelan jari telunjuknya di atas ponsel yang berada di pahanya. "Gue lupa gak izin sama sekolah." Ali bergumam pelan, menyenderkan punggungnya pada kepala ranjang.
"Biarlah, sekali ini gue gak masuk tanpa keterangan"
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya. Dia berjalan membuka pintu. "Kenapa om?" Ali membuka pintu lebar, mengikuti langkah Ridwan dari belakang yang memasuki kamar inapnya.
"Ada yang harus om kenalin sama kamu, tapi besok aja" Ridwan berkata tanpa menatap Ali, lalu mendudukkan dirinya di sopa.
"Ohh oke." Ali mengangguk pelan.
"Terus kapan kita mulai pekerjaan ini?"
Ali ikut mendudukkan dirinya di samping Ridwan.
"Kita tunggu aja situasi yang pas buat melancarkan semuanya. Lagian gak usah buru-buru, nikmati aja dulu mumpung kita lagi di negara orang. Hitung-hitung liburan " Ada saja lelucon yang keluar dari Ridwan, supaya suasana tidak terlalu kaku.
Sudah paham dengan karakter Ridwan yang selalu santai, Ali hanya tersenyum tipis. "Sip om, tapi Ali belum ada surat izin ke sekolah. Apa kita bakal lama di sini?" Ali bertanya santai tidak seperti tadi yang terlihat urat kaku pada wajahnya.
"Itu biar om yang urus nanti. Eh kalau kamu belum kasih surat izin hari ini kamu alpa dong?"
Ali mengangguk
"Yaudah lah biarain, om juga ragu kalau kamu sering masuk sekolah..."
"Sembarang! Ali emang keliatan kaya bandel tapi Ali gak pernah bolos. Kecuali kabur" Ali terkekeh yang di ikuti tepukan tangan Ridwan pada punggungnya.
Ali mengusap wajahnya, Ridwan yang melihat itu menyipitkan matanya. "Kamu lagi ada masalah?" Ali menoleh, menggeleng pelan.
"Gak usah bohong!"
Ali tau pamannya memang tidak bisa dia bohongi, malahan Ridwan lebih tau banyak tentang dirinya ketimbang papah nya sendiri.
"Dikit om, cuma urusan anak muda" jawab Ali sambil tersenyum tipis seolah meyakinkan dirinya baik-baik saja.
"Jadi orang tua gak boleh tau nih?" guyon Ridwan.
"Enggak deh, takut inget masa lalu. Gak baik!"
"Yaudah om gak mau ikut campur" acuhnya berdiri. "Mau kemana om?" Ali bertanya saat melihat pamannya bangkit.
"Istirahat, siap-siap buat besok jalan-jalan..." Ali ikut bangkit dengan kekehannya.
"Yaudah yang nyenyak tidurnya om."
Ridwan melambai, menutup pintu kamar Ali. Lelaki itu menggelengkan kepalanya dengan tikah Ridwan yang err di usia yang tak lagi muda.
Ali berjalan menuju balkon. Bangunan yang saat ini Ali tempati bisa di sebut sebuah villa megah yang berlantai tiga dan kamar yang di tempatinya saat ini berada di lantai paling atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Not Alone
Teen Fiction_Terimakasih telah hadir walau dengan membawa luka, tapi setidaknya kamu tidak pergi dan tidak membuatku sendiri di saat Tuhan lebih menyayangi mereka_ Prilly Latuconsina Aliando Syarief I'am Not Alone