I'am Not Alone °Sepuluh°

1.1K 87 1
                                    

[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------

"Satu orang berhasil kabur!" perkataan itu membuat Ali mengeraskan rahangnya, bodoh. Hal sekicil itu bisa terjadi. Ia tidak menyalahkan orang lain namun disini dia merasa gagal dalam menjalankan tugas.

"Balik ke markas! kita omongin itu di sana." titah Ali mutlak dengan nada tegas dan dingin miliknya.

Semua mengangguk patuh lantas meninggalkan hutan.

***

"Ayah... Ayah dari mana? kok lari-lari gitu?!" tanya seorang gadis kepada lelaki paruh baya yang diyakini sebagai ayahnya.

Gadis itu mengeryit saat dirinya sedang jalan-jalan di sebuah taman dekat hutan sendirian lalu melihat ayahnya yang lari-lari seperti dikejar-kejar rentenir.

Lelaki itu menarik napas dalam sebelum mengeluarkannya secara perlahan, berupaya untuk bernapas dengan normal.

"Ah, itu ayah habis melakukan pekerjaan bersama rekan ayah." jawabnya dengan senyum yang lembut menatap putrinya.

Kernyitan gadis itu semakin dalam, saat matanya melirik baju yang dikenakan milik ayahnya.

"Tap--"

"Ayah ada urusan lain. Nanti kita lanjut ngobrolnya dirumah ya" ujarnya mengelus kepala gadis itu pelan sebelum benar-benar berlalu.

Gadis itu termenung di tempatnya dengan pandangan yang tak dapat di mengerti.

***

Ridwan, Ali dan beberapa orang lainya berkumpul di sebuah ruangan yang sudah di khusus kan untuk mereka.

"Ali gagal om, satu orang berhasil kabur dan dia adalah ketua dari dunia gelap itu." Ali menghela nafas baginya ini adalah hal yang sangat mengecewakan.

Ridwan menggeleng dengan senyum simpul. "Gak usah meyerah gitu, dia memang orang yang paling sulit untuk kita tangkap kerena penyamarannya yang begitu apik. Dan dia tidak sering turun tangan jika tidak ada hal yang sangat penting,"

"Ini pelajaran bagi kamu Ali, lain kali kamu gak akan pernah negelapasin dia begitu saja." lanjutnya menepuk bahu Ali memberikan semangat kepada lelaki itu.

"Makasih om!"

"Sudah tugasku"

***

Ali merebahkan tubuhnya yang terasa lelah, pandangan nya menatap lagit-langit kamar. Kenapa akhir-akhir ini pikirannya bercabang kemana-mana.

Yang pertama tentang Rena, akhir-akhir ini gadis itu jarang sekali menguhunginya atau sekedar memberi kabar padahal mereka satu sekolah. Setiap Ali menghampiri kelas gadis itu Rena selalu tidak ada dengan alasan bermacam-macam.

Yang kedua tentang keluarganya, sebentar lagi ia akan melepas diri dari papah nya. Ali memejamkan matanya ia merasa sesak di dalam rongga dada nya. Sungguh Ali sangat menyayangi papah nya namun kecewa dalam hatinya terlalu mendominasi.

Mata itu terbuka kembali.

Sungguh Ali adalah lelaki yang tampan dengan wajah yang hampir sempurna. Pantas saja semua kaum hawa begitu tergila-gila dengannya.

Seperti apapun gaya Ali itu sangat menarik.

Ia menghela nafas dengan masalah yang satu ini.

Prilly

Gadis itu akhir-akhir ini menghampiri pikiranya membuatnya kadang gondok sendiri dengan tingkah ajaib milik gadis itu. Sifatnya yang suka berubah-ubah seperti bunglon.

"Kenapa gue jadi mikirin dia sih!" gerutu Ali mengeplak kepalanya pelan. Sayang jika keras-keras.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi pertanda ada pesan masuk.

"Apaan nih, siapa yang naruh nomor ponsel si nenek lampir di hp gue?!!" teriak Ali ketika matanya melihat pesan masuk dari kotak dengan nama  Prilly cans punya Ali.

Ingin sekali Ali melempar ponsel itu kepada dinding, namun itu bukanlah ide yang baik.

Via WhatsApp

Prilly cans punya Ali

• Ali gak usah mikirin aku terus😍, aku tau aku ngegenin😳 cuma jangan dipikir terus nanti kamu sakit😷.

Read

Nonjok orang sampai masuk rumah sakit dosa gak sih?! Dengan pedenya gadis itu mengirim pesan dan sialnya kenapa bener!!!

yah kok di read doang sih!😡 eh btw kamu lagi ada di apart?  Aku kesana ya. Kebetulan aku lagi jalan-jalan😚

Gak nanya bambang!

Terus saja seperti itu Ali selalu mengumpat dan menatap jijik dengan emot yang digunakan gadis gila itu. Sangking bencinya kepada Prilly membuat Ali mempunyai banyak nama pangilan yang buruk untuk Prilly.

Dari pada gadis itu kesini mending Ali membalasnya.

gk ada

Read

Oh balas dendam ceritanya. Ali menatap sinis ponselnya. Peduli benget gue mau dia bales kek mau di baca doang bodoamat! Gue gak peduli.

"Katanya gak ada di apartemen!"

"Astagfirullahalazim!!!" Ali terlonjak kaget segara bangun dari tidurnya ketika mendengar suara yang tak asing di telinganya.

"Emang aku setan?! sampai kamu liatnya gak kalem gitu!" gerutu Prilly menghampiri ranjang milik Ali.

Lelaki itu menatap waspada.

"Lo emang setan, masuk rumah orang gak pake salam, gak ketuk pintu, gak minta izin pula!!" desis Ali masih menatap waspada Prilly yang semakin mendekat.

Ini kenapa Ali jadi kaya takut gini sih, "lo ngapain duduk di sana!!" pekik Ali menghampiri Prilly dan menarik gadis itu supaya beranjak dari ranjang miliknya.

"Ihhh Ali jadi cerewet ya sekarang?!!" Prilly mengejek Ali dengan senyum menggoda.

Ali mendesis terus menarik tangan Prilly. Siapa dia yang berani menyentuh barang Ali dengan leluasa. Siapa pun belum ada yang pernah memasuki kamar Ali terkecuali dirinya tentunya.

Dan ini?!!

Bukanya pergi Prilly malah membuka sandalnya dan semakin menaiki kasur Ali.

"Udah jangan bacot, kamu lagi kangen kan sama aku?! Sini kita tidur bareng!"

Shitt

Cinta datang karena keterbiasaan bersama.

I'am Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang