I'am Not Alone °Empatpuluh Dua°

624 45 3
                                    

[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------

Ali mendudukan dirinya kembali setelah wanita sialan itu pergi, raut muka lelaki itu membuat Prilly beratanya-tanya.

"Apa kamu ada masalah sama keluarga kamu?" Prilly bertanya sambil menyentuh pundak lelaki itu.

Bukan tanpa alasan Prilly bertanya, dia hanya tidak ingin lelaki itu curiga.

Ali menoleh dengan helaan nafas beratnya. "Dia ibu tiri aku, dan aku gak suka dengan papah aku karena wanita itu!" jawab Ali.

Prilly mengangguk pelan. "Kamu mendingan sekarang mandi biar lebih segeran,"

Ya, mungkin dirinya membutuhkan mandi agar emosinya bisa stabil kembali.

"Yaudah kamu tunggu ya!" Ali mengelus puncak kepala Prilly sebelum berlalu menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Prilly menatap punggung lelaki itu yang mulai menghilang di balik pintu. Tatapanya kembali pada layar televisi yang menyala sejak tadi.

Matanya memang menatap pergerakan di dalam televisi itu namun pikirannya jauh melayang pada masa lalu. Jika bukan karena wanita itu tante Resi mungkin masih hidup saat ini dan status nya bersama Ali tidak akan seperti ini.

Secepatnya masalah ini harus segera selsai sebelum mereka mancapai tujuannya.

"Maaf ayah, Prilly butuh pekerjaan itu. Tapi Prilly janji jika sudah selsai Prilly benar-benar akan melepasnya."

***

"Ali aku harus pulang,"

Lelaki itu mengangguk. "Ayo aku antar kamu pulang!" sahutnya dan segara bangkit untuk mengambil kunci mobil. Tidak baik jika dirinya membawa motor karena udara yang akhir-akhir ini terasa dingin.

Prilly bangkit mengambil tas sekolahnya lalu berjalan pada rak sepatu untuk memakai sepatunya yang di simpan disana.

Waktu yang sudah menujukan pukul delapan malam membuat dirinya mau tak mau harus segara pulang. Bagaimana pun ada atau tidak ada keluarga nya tapi tetap masih ada beberapa orang yang menunggu nya, lagi pula dia tidak bisa berlama-lama di apartemen Ali. Kalian juga mengerti bukan?

"Udah siap?" tanya Ali yang sudah rapih memakai hoodie berwarna putih dan celana jeans hitam panjang.

Prilly mengangguk, "yokk!" ajaknya mengulurkan tangannya meminta Ali untuk menggandeng nya.

"Kaya mau nyebrang aja," kekeh Ali namun tetap menerima tangan mungil itu.

"Biar makin lengket!" Prilly menyahut.

Selama perjalanan menuju rumah Prilly keduanya hening hanya terdengar suara kendaran dan mesin mobil yang Ali kendarai.

Prilly melirik dengan ekor matanya, "Ali, mobil ini kamu yang beli sendiri?" Ali yang semula fokus dengan jalan di depanya kini melirikan matanya kepada Prilly.

"Emang kenapa?" tanya balik lelaki itu. Prilly sedikit berdecak bukanya menjawab Ali malah kembali bertanya.

"Ya gak papa, aku cuma mau nanya aja"

I'am Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang