I'am Not Alone °Tigapuluh Satu°

761 53 0
                                    

[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------

Gritte menggeleng tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. "Terus si Ali juga ikutan amnesia kaya gue?" tanya Gritte.

Prilly tersenyum pahit. "Iya, dan dia lebih parah dari lo karena dia di temukan gak pake sabuk pengaman, apa lagi dia yang dapat hantaman dari mobil truk itu." Al mengelus pundak Gritte.

Mata lelaki itu menatap seksama kepada Prilly, bagaimana pun dia juga ikut merasakan penderitaan gadis itu.

"Tapi kenapa gue bisa inget sama lo dan Ali gak inget?"

Prilly menerawang menatap pintu rungannya. "Ali amnesia total sementara lo amnesia cuma setengah, lo cuma inget beberapa tahun lalu dan lupa beberapa tahun ke depan." Prilly menoleh tersenyum tipis.

"Gue ingetin sama lo satu hal. Sebenarnya yang ngejar-ngejar itu lo, bukan si Al, lo beruntung bisa langsung nikah sama tuh bocah meski  dia belum bisa nerima lo." Prilly menjelaskan sekaligus meledek gadis itu.

"Masa iya?!" Gritte melotot menatap horor Prilly lalu mendongkak menatap suaminya dari bawah.

"Benar gitu beb?" tanya nya

Prilly di buat mual sendiri dengan panggilan lebay gadis itu. Al mengangkat bahunya cuek, tidak ingin berkomentar banyak.

Lelaki itu sepertinya tengah mempunyai masalah jadi tidak banyak tingkah seperti biasa-biasanya.

"Gue masih banyak pertanyaan tapi gak tau harus mana dulu, sangking banyaknya."

"Pulihin dulu otak lo, gue curiga ada yang letaknya salah tempat!" Prilly memutar bola matanya. Setelah kecelakaan itu Gritte berubah jadi human yang agak-agak gimana gitu.

"Sembarangan!"

"Oh iya, ada satu pertanyaan yang sangat-sangat penting." Gritte menjetikan jarinya.

"Apa?" tanya Prilly santai.

"Apa hubungan lo sama Ali saat ini?" Prilly di buat terdiam.

"Untuk jawaban itu, skip!"

Gritte memutar bola matanya malas. "Mau main kucing-kucing lo sama gue?" Gritte berujar sarkas.

Sejauh mana Prilly akan bertahan tanpa bercerita kepada dirinya. Semua masalah gadis itu selalu berada bersamanya.

"Belum saat nya gue cerita sama lo." Prilly menjawab acuh, untuk kali ini ia ingin hanya dirinya dan Ali yang tau. Tidak ada orang pun yang boleh tau.

"Jujur aja nih ya Prill, gue lebih serem liat Ali yang lembut gitu. Setahu gue sih dia sama Rena aja gak gitu-gitu amat." Prilly tersenyum tipis mendengar perkataan sahabatnya.

"Hati itu tau kemana dia akan pulang" jawab nya.

"Kalian kapan sampai ke sini?" Prilly mengalihkan pembicaraan, dirinya sudah tidak ingin terus berputar-putar memikirkan masalah dirinya sendiri.

"Kemarin, kita cari hotel dulu dan langsung ke sini."

Prilly mengernyit, bagaimana gadis itu mengetahui dirinya berada di rumah sakit. Lalu pandangan nya beralih menatap lelaki di balik tubuh Gritte.

Al menaik nurunkan alisnya. "Enak ya punya suami, yang apa pun lo inginkan bisa terkabul?!" sindirnya.

"Harus bangga dong!" Al menjawabnya cepat.

"Hah, maksud lo?" Gritte bertanya tidak mengerti. Pasalnya ia belum mengingat semuanya bahkan tidak tau banyak tentang orang yang kini menjadi suaminya.

I'am Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang