[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------
"Kamu yakin dengan semua keputusan ini?"Ali mentap langit yang terlihat mendung dari teras rumah, berapa hari yang lalu lelaki itu memang telah kembali ke kediamannya.
Lelaki itu diam sama sekali tak bersuara, "sebelum pergi kamu gak mau lihat Prilly untuk terakhir kalinya?" Syarief bertanya kembali.
"Dua jam lagi Ali harus ada di bandara, jadi gak mungkin Ali bisa ke rumah sakit. Jalanan jam segini pasti macet pah!"
Syarief menghela nafas. "Ayo kita berangkat sekarang!"
Ali mengangguk lalu berjalan beriringan menuju mobil yang akan membawanya ke bandara. Keduanya duduk di belakang dengan keadaan hening sampai sopir yang mengemudikan mobil masuk.
Mobil perlahan melaju meninggalkan perkarangan rumah besar milik mereka. Di perjalanan Ali banyak melamun sampai suatu bayangan melintas di kepalanya.
"Kamu janji gak bakal tinggalin aku!"
"Kamu janji gak bakal tinggalin aku!"
"Kamu janji gak bakal tinggalin aku!"
"Pah, Ali mau lihat Prilly untuk terakhir kalinya!"
Syarief menoleh dan tersenyum kecil. "Kita kerumah sakit dulu!" titahnya yang di balas anggukan sang sopir.
***
Prilly menatap ruang rawatnya yang begitu sepi, Gritte telah pergi bersama Al. Entah kemana mereka pergi dan meninggalkan dirinya seorang diri di sini.
Matanya beralih menatap bekas luka di tangannya, tak terasa matanya kembali berkaca-kaca. Seseorang yang dia anggap kakak keduanya telah pergi meninggalkan nya lagi. Belum cukup kah takdir merebut keluarga nya? Kenapa harus satu lagi mereka ambil di saat dirinya sedang membutuhkan.
Dengan cepat Prilly menghapus air mata nya saat pintu ruang rawatnya terbuka dan menampilkan seorang suster. Suster itu tersenyum ramah.
"Ini obatnya di minum ya, biar cepet sembuh!" tuturnya menyimpan obat itu di atas nakas bersama dengan makanan yang tersimpan di sana.
"Iya sus, terimakasih!"
"Kamu sendirian? Apa perlu saya temani?" tanyanya tetap mempertahan senyum ramah.
"Tidak usah sus, teman saya hanya keluar sebentar. Suster bisa lanjut bekerja"
"Baiklah jika begitu, cepet sembuh ya!"
"Iya sus, terimakasih sekali lagi"
Suster itu pergi meninggalkan Prilly seorang diri. "Dari kemarin kok gue gak liat Ali ya?" gumamnya menatap pintu ruang rawat.
Nafasnya menghembus pelan, matanya bergulir cepat saat melihat sosok bayangan di luar ruang rawatnya. "Siapa?" tanyanya.
"Ali?!" tanyanya saat mengenali bayangan itu.
Bibirnya melangkung bahagia, dengan terburu-buru tanganya spontan merapihkan rambutnya yang padahal sudah rapih.
Dahinya mengkerut saat melihat bayangan itu seolah pergi dengan terburu-buru. "Kok dia pergi?!" tanya nya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Not Alone
Teen Fiction_Terimakasih telah hadir walau dengan membawa luka, tapi setidaknya kamu tidak pergi dan tidak membuatku sendiri di saat Tuhan lebih menyayangi mereka_ Prilly Latuconsina Aliando Syarief I'am Not Alone