I'am Not Alone °Tigapuluh Enam°

774 63 8
                                    

[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------

Semua kembali seperti semula. Seperti bersekolah dan hal-hal yang membosankan lainya. Namun berbeda dengan Prilly, gadis itu mengurung dalam kamar hampir satu minggu membuat Gritte frustasi melihatnya.

Kini Prilly hanya tinggal bersama dengan asisten keluarganya, jika sempat Gritte selalu menginap menemani gadis itu. Kesedihan seolah tak pernah hilang, setiap malam Prilly akan menagis sambil menatap foto keluarganya.

Tidak ada perubahan dari hubungan Prilly dan Ali seperti dalam mimpinya. Malahan Ali semakin perhatian dan selalu menemaninya serta membantu Prilly untuk bangkit kembali tidak terus menerus terbelanggu dalam keterpurukan.

Namun nampaknya hari ini raut Ali ada yang berbeda. Lelaki itu terlihat menahan amarah yang sangat besar. Prilly yang melihat itu mencoba untuk bertanya.

"Kamu kenapa? Ada masala" Ali mengulas senyum kecil berusaha membuat Prilly tertidur di ranjangnya, dengan ia yang berada di sebelahnya.

"Kamu tidur ya, ini udah malem!" bukanya menjawab Ali seperti mengalihkan pembicaraan.

Bukan Prilly namanya jika tida keras kepala, apa lagi keadaan gadis itu telah membaik akibat dukungan orang-orang di sekitarnya.

"Ali..."

Ali mengecup dahi Prilly lembut. "Gak ada Prill, aku cuma lagi capek aja sama tugas sekolah." Ali berunjar sambil mengelus kepala Prilly agar gadis itu cepat tidur dan tidak banyak bertanya.

Prilly tidak percaya begitu saja, Ali adalah lelaki yang genius tidak akan mudah mendapatkan kesulitan dalam pelajaran. Lelaki itu pasti bohong.

Namun Prilly akan membiarkannya, toh nanti jika telah siap lelaki itu pasti akan bercerita juga. Prilly tidak ingin terlalu memaksakan, dia takut Ali akan pergi jika dirinya terlalu mengekang dan memaksa semaunya.

Perlahan kantuk mulai menyerang Prilly namun sebelum benar-benar tertidur ia bertanya kepada Ali. "Kamu nginep lagi kan?" Ali menatap dalam manik mata Prilly lalu tersenyum manis.

Seminggu ini jika ada kesempatan Ali selalu menginap untuk menjaga gadis itu. Namun tenang saja mereka tidak satu kamar tentunya, Ali akan tidur di kamar Andrean setelah Prilly benar-benar tertidur.

"Iya, tapi aku mau keluar sebentar "

Prilly sedikit mengernyit. "Mau kemana malam-malam gini?" Ali tersenyum gemas mengetahui ada sedikit pikiran Prilly yang takut akan dirinya pergi.

"Aku ada urusan bareng om Ridwan!" jawabnya membuat Prilly mengangguk lega.

"Mangkanya sekarang kamu cepet tidur biar aku cepet selesain juga urusannya!" Ali menepuk-nepuk kepala Prilly pelan membuat mata gadis itu semakin memberat saja.

***

"Menjijikan!!" sepasang kekasih menoleh kearah suara itu dengan ekspresi berbeda-beda.

Si gadis berdiri dengan terkejut. "Aku ak-ku bi-bisa jelasin ini semua. Ini —" gadis itu berusaha menjelaskan namun langsung terpotong oleh orang yang memergokinya. Iya, lelaki itu mengetahui jika sang kekasih yang ia cintai bermain api di belakang nya.

Namun apa kabar dengan dirinya sendiri?.

"Ini gak yang Seperti kamu liat!"

"Basi!!" murkanya.

Gadis itu menghampiri kekasih nya yang ia selingkuhi. "Aku bisa jelasin!" mohonnya berusaha meraih tangan lelaki itu yang selalu di tepis kasar.

I'am Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang