I'am Not Alone °Duapuluh Empat°

1K 77 1
                                    

[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------


Setelah malam kemarin mereka menghabiskan malam berdua di wisata menara eiffel, saat ini keduanya harus kembali bekerja dengan serius. Agar masalah di negara ini cepat selsai.

"Bagaimana Rell, apa kau menemukan posisi Lean saat ini?" Ali bertanya dengan posisi berdiri di belakang Darell, kedua tangannya ia masukan kedalam kantong celana.

Mata hitam itu ikut meneliti komputer didepannya yang menampilkan peta rumit.

Darell Eloi pria muda berusia 23 tahun dengan rambut pirang rapih. Agen FBI yang ahli dalam urusan komputer atau seorang hackers.

"Aku menemukan posisi dia berada sekarang, tapi aku harus memeastikan kembali karena pria itu ternyata sama sekali tidak bisa diam!" Darell menjawab tanpa menoleh karena mata yang fokus pada komputer yang tengah ia utak atik.

Ali mengangguk paham, menghembuskan nafas kecilnya. Mereka berdua berada di ruangan khusus. Dimana banyak sekali alat-alat elektronik.

Suasana hening hanya terdengar ketika keyboard.

"Aku menemukan nya!" Darell memekik pelan setelah menekan salah satu keyboard dengan sekali hentakan.

"Good! Dimana itu?"

"Ini letaknya di sebuah hutan yang jarang sekali di masuki oleh para penduduk. Tempat ini juga jauh dari kota,"

Darell meneliti satu titik biru pada peta yang sudah terlihat jelas. Pantas saja sangat sulit untuk menemukan keberadan pria kaparat itu.

"Sepertinya ini markas utama mereka!" lanjut Darell saat memperbesar peta itu.

"Kita harus memberi tahu yang lain!" Ali berkata sambil  menyurai rambut hitamnya kebelakang.

"Baiklah aku harus mengurus beberapa hal lagi." unjar Darell

"Good luck, aku akan memberi tahu yang lainnya!"

Ali berlalu setelah menepuk bahu Darell pelan untuk menuju ruangan yang lain, yang sudah terdapat beberapa orang di sana.

Ia membuka pintu pelan membuat semua orang yang tengah berbincang menghentikannya dan menatap kearah pintu.

Tatapan Ali tertuju pada seorang gadis yang berpipi chubby dan tersenyum kecil kerahnya.

Ali diam tidak membalas senyum itu. Lalu ia melangkah semakin dalam.

"Darell telah menemukan keberadaannya."

Semua mengangguk

"Ini lebih cepat dari perkiraan sebelumnya" unjar Ridwan

Ali mendudukan dirinya di samping Prilly. Semua orang tidak ada yang mengetahui akan hubungan mereka sebagai sepasang kekasih. Mereka hanya tau kalau keduanya dekat karena satu sekolah dan teman sekelas.

Namun secara diam-diam Andrean menatap keduanya dengan pandangan yang sulit di mengerti.

Rizal sedikit menghela nafas. "Jika seperti itu kita hanya perlu menyusun banyak rencana hari ini"

Di dalam ruangan itu terdapat sepuluh orang untuk ikut dalam rapat kali ini. Itu pun gabungan FBI dan CIA.

Perbincangan dilanjutkan dengan khidmat sampai menghabiskan waktu tiga jam lamanya. Sampai semuanya matang dan hanya tingal terjun langsung.

"Tiga hari kita latihan, setelah itu kita akan melaksanakan tugas itu dengan persiapan yang telah sedia" unjar Advent yang diberi anggukan oleh yang lain.

I'am Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang