I'am Not Alone °Tigapuluh Empat°

698 56 4
                                    

[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------

Bagikan di di hantam sebuah tombak. Prilly menangis histeris tak kala mendengar kabar yang sangat menyayat hatinya.

Baru saja beberapa jam yang lalu mereka masih tertawa bersama, saling menatap penuh cinta. Namun nyatanya semua kebahagiaan itu adalah untuk terakhir kalinya.

Ali mendekap tubuh gadis itu berusaha menenagkanya. Sementara Gritte ikut menangis dengan di tenangkan oleh Al.

"Kenapa mereka ninggalin aku begitu cepat?!" lirihnya.

Sakit, apa lagi ketika keluarganya dikatakan tidak ada yang selamat dalam kecelakan itu.

"Seettt... Ini semua udah kehendak Tuhan. Kamu hanya cukup mengikhlaskan dan bersabar... ingat kamu gak sendiri masih ada kita!"

"Ali, bunda titip anak bunda yang manja ini ya, jaga dia dan jangan pernah sakiti dia. Karena luka batin itu lebih sakit"

"gue sayang lo dek, jangan pernah lo lupain gue mentang-mentang Ali udah balik!"

"Ayah juga sayang kamu"

Nyatanya semua itu adalah salam perpisahan mereka untuk terakhir kalinya. Tuhan seolah begitu kejam kepadanya, mengambil sekaligus orang yang sangat berarti dalam hidupnya.

"Aku mau pulang hiks... Pasti mereka udah di rumah, berita itu pasti bohong!!" Prilly memukul dada Ali berulang-ulang.

"Itu pasti cuma nge-prank, Ali... Iya, mereka pasti mau aku pulang cepet dan bikin kejutan di sana!" Ali memejamkan matanya, hatinya ikut sakit mendengar tangis Prilly yang begitu menyayat.

Gritte menggeleng melepaskan pelukannya untuk menghampiri sahabatnya yang lebih terpukul. Namun karena tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya gadis itu terjatuh di depan ranjang Prilly.

Tangis nya tak henti, bagaimana pun keluarga Prilly adalah kelurga kedua baginya, hanya mereka yang selalu ada untuk dirinya di saat keluarganya tidak bisa melakukan itu.

Al menghampiri nya membantunya untuk berdiri dan membawanya ke arah ranjang milik Prilly.

Saat berada di dekat gedis itu, Gritte menariknya dari pelukan Ali dan di ganti oleh ia yang memeluknya.

Kaduanya menangis kencang saling memeluk, sementara kedua lelaki itu diam dengan mata yang memerah. Tangan keduanya ikut mengelus punggung gadis masing-masing.

"Itte gue pamit ya, jaga Prilly dan jaga diri lo oke! Gue sayang kalian kalau udah sampai di Indonesia kita kumpul bareng kelurga masing-masing"

Seharunya dia menyadari perkataan itu, tidak biasanya Andrean mengungkapkan sayang padamya meski dirinya tau bahwa kaka laki-laki dari Prilly itu menyayangi nya.

Perkataannya pun terasa janggal namun dengan bodoh ia tersenyum ceria saat itu. Tuhan benar-benar apik dalam sebuah perpisahan mereka.

"Udah jangan nagis berlebihan, entar tenaga kalian hilang saat mau pulang." Al bersuara memisahkan mereka berdua.

Mata mereka sudah bengkak dengan hidung memerah. "Sekarang istirahat, besok kita langsung terbang ke Indonesia!" pinta Ali sambil merapihkan anak rabut Prilly yang berantakan.

Prilly menggeleng dengan segukan sehabis menangis. "Apa gak bisa hari ini kita pulang?" isaknya dengan air mata yang sudah tidak dapat keluar lagi.

Ali mengecup kening Prilly. "Besok kita pulang, pake jet. Sekarang kita istirahat biar besok gak drop." akhirnya Prilly mengangguk menurut, di susul di bantu merebahkan dirinya di ranjang oleh Ali.

I'am Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang