[Tandai jika ada typo]
---------------------------
-----------
Happy reading
-----------"Kamu mau nyoba yang ini gak?"
"Engak, itu pedes banget mending kamu buang aja!"
"Kok di buang sih, kan sayang!"
"sayangan sama makanan itu apa sama aku?!"
"Ya, emmm mana ya?" Prilly menggaruk alisnya dengan jari telunjuk.
Ali menggelengkan kepalanya sambil menuntut jawabaan. "Makanannya aja deh!" Prilly tersenyum tegil, mengambil salah satu jajanan itu lalu memakannya tanpa memperdulikan raut wajah Ali yang mendatar.
"Yaudahlah!" Ali menggeser duduknya sambil membawa satu kue cubit untuk ia makan.
Prilly meliriknya lalu tertawa. "Uhuk... uhuk... uhuk... A-l uhuk..." Ali melotot melempar kue cubit di tangannya sembarangan.
"Tuh kan!" dengan cepat Ali meraih sebuah kap minuman yang mereka beli. Namun sial isi telah habis.
"Shitt!"
Mata hitamnya melirik kesana kemari mencari sesuatu, dan apa yang ia cari tak jauh dari sana. "Tunggu sebentar, aku beli minum. Tahan ya!" dengan gesit Ali turun dari gazebo tanpa memakai alas kaki.
"Mas, air nya satu!" penjual minuman itu terkejut dengan suara Ali yang tiba-tiba berteriak.
"Air apa mas?" penjualan bertanya kalem, sementara Ali sudah katar ketir melihat ke arah Prilly dan penjual itu bergantian.
"Air minum masa air coberan!!" si penjual malah terkekeh membuat Ali mengepalkan tangannya, siap meninju gigi si penjual yang ompong itu. Biar sekalian membuatnya rontok.
Lelaki itu berdecak, "BISA CEPAT GAKK! PACAR SAYA LAGI SEKARAT!" Ali berteriak nyaring membuat si penjual kicep dan beberapa orang yang langsung melihat ke arahnya.
Persetanan! Prilly lebih membutuhkan pertolongan saat ini. "Airnya mau air apa? air put–"
"LO BANYAK OMONG GUE RONTOKIN TUH GIGI!" Ali berteriak kembali.
"YA SLOW DONG MAS SAYA KAN CUMA NANNYA MAU AIR APA?, SAYA JUALAN BUKAN AIR PUTIH AJA!"
"LOO!! AIR APA AJA BURUAN! GAK TAU APA PACAR GUE LAGI SEKARAT!"
"YA MANA SAYA PEDULI MAS, ITU KAN PACAR MASNYA BUKAN PACAR SAYA!"
"BENER-BENER! NGAJAK RIBUT LO!"
Si penjual mengambil acak kemasan, toh si pembelinya bilang minuman apa saja.
"NIH! LAIN KALI GAK USAH TERIAK-TERIAK, SAYA GAK BUDEG!"
Ali melotot tajam. "LO JUGA KENAPA IKUT TERIAK! GUE JUGA GAK BUDEG!" Ali memberikan uang berwarna biru lalu dengan cepat berlari ke arah Prilly yang masih terbatuk sampai mengeluarkan air mata, tanpa memperdulikan si penjual yang berteriak jika Ali belum mengambil kembaliannya.
"Ini minum!" Prilly mendongak menatap Ali dengan mata yang berkaca-kaca.
Prilly meraihnya dengan cepat. "Sedotannya mana! Uhuk... Uhuk..." geram Prilly membuat Ali memejamkan matanya sambil menepuk jidat.
Ali berusaha tenang dengan mata yang melirik jajanan yang masih banyak. Dengan cepat tangannya mengambil kap bekas minuman Prilly yang sudah kosong. Di ambilnya sedotan yang berada di kap itu dan di tusukannya pada kap yang baru ia beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Not Alone
Novela Juvenil_Terimakasih telah hadir walau dengan membawa luka, tapi setidaknya kamu tidak pergi dan tidak membuatku sendiri di saat Tuhan lebih menyayangi mereka_ Prilly Latuconsina Aliando Syarief I'am Not Alone