23. Sebuah Foto

64 14 43
                                    

Pukul 22:16, Riana sampai di kediaman. Dia mengetuk pintu beberapa kali, hingga bunda keluar.

"Loh, Leon mana?" tanyanya.

Tanpa menjawab, Riana masuk dengan wajah kusutnya. Dia melempar ponselnya ke sofa, lalu menjatuhkan tubuh di sana.

"Gak tahu. Kalau gak diculik nenek lampir, ya diculik Alien nyasar!" ucapnya asal.

Riza terkekeh geli melihat anak gadisnya. Dia yakin ada yang terjadi sebelumnya. Buktinya, Riana kelihatan kesal. "Mau makan?" tanyanya lembut.

Tangannya memegang perut, "Gak minta jatah, kayaknya." Riana menunduk sambil meletakkan tangan kanannya di belakang telinga.

"Maksudnya?"

"Kalau perut minta jatah, pasti 'krubuk-krubuk' dan ini enggak."

"Emangnya udak makan?" tanya sang bunda.

Dia mengangguk, "Dimasakin mama Sarah." Tanpa sadar, Riana tersenyum singkat. Namun, dia ingat Leon lagi. Riana menggeleng, mengenyahkan Leon dari pikirannya.

"Oh, punya mama baru? Bunda dikemanain?" ucapnya bercanda.

"Enggak, ih! Riana ke atas dulu, ya?"

Riza mengangguk, kemudian keduanya kembali ke kamar masing-masing. Riana mengambil ponselnya, lalu pergi ke dapur sebentar untuk melepas haus.

Sebelum tidur, Riana mandi terlebih dahulu dan mengganti pakaiannya. Dia sudah terbiasa mandi malam-malam seperti itu. Kalau tidak, Riana sukar tidur bahkan tubuhnya terasa gerah.

Ponselnya berada diganggaman tangan, dengan cekatan dia membuka grup chat sambil mengangkat kakinya dan menyandarkannya ke tembok.

Gak Tahu Grup Apa (4)

Sebel, tahu, gak?!

Nada

Baru nongol udah marah-marah

Anira

Anin sakit, woy!

Nada

Beneran, Nir?

Anira

Bohong!

Bohong itu dosa, loh

Anira

Abisnya! Gue beneran,
Anin sakit dari kemarin sore.

Nada

Jenguk, kapan?

Terserah

Anira

Kok terserah?

Nada

Kok terserah?

Nada gak kreatif banget, sih.
Ngikutin mulu_-

Anira

Tau, tuh! Lagi chating
Sama ayam bebek, kayaknya

Nada

Enak aja! Ogah banget

Lah, emangnya ayam kamu
Punya handphone, ya?

RL's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang