47. Terlambat Menyadari

26 6 1
                                    

"Irhaaaam! Balikin ponsel gue!" Bella terus berlari, mengejar pria tampan seusianya yang kini sudah cengengesan tak mempedulikan teriakan Bella.

"Pinjem bentar, napa!" Irham menghentikan larinya, lalu mengangkat ponsel Bella yang berada digenggamannya sehingga gadis itu tak dapat menggapainya. "Pendek. Cerewet. Manja."

Bella mendengkus, dia melompat-lompat di depan Irham, berusaha menggapai ponselnya. "Irham balikin, enggak?! Cepetan ih, gue mau telpon Kak Leon!" Dia terus berteriak, namun pria itu tetap diam. "Wah, beneran ngajak berantem, ya?!"

"Gue pengen lihat isi handphone lo doang!" Irham langsung duduk di sofa, diikuti oleh Bella di sampingnya. Sekarang mereka berada di rumah Irham, jarak dari rumahnya ke sini lumayan jauh, namun dekat ke sekolahan.

Mereka ini selalu bertengkar, hal-hal kecil saja selalu dipermasalahkan. Bahkan, nama Kucing saja sampai diperdebatkan. Hhh, tentu saja Irham yang memulai. Irham dan Bella berteman sejak SD, waktu itu Bella hanya memiliki dua teman. Irham dan Yeri. Kalian tahu mengapa mereka berteman? Ya, karena mereka sama-sama penggemar Kapten Yoo.

"Irham ih, gak ada apa-apa, kok! Mau nelfon Kak Leon, minta jemput sekarang!"

Irham melengos pasrah, dia melirik Bella dengan pandangan datar—menahan rasa ingin menghujat.

"GUE MINTA FOTO DOKTER KANG DOANG, BELLA!" teriaknya menggebu-gebu.

"KAN BISA CARI DI GOOGLE IH!"

Bella menyambar ponselnya, lalu berdiri hendak pergi ke dapur. Namun, ketika berbelok—

Duk!

"Eh, Kak Alvaro!" Bella tak sengaja menabrak dada bidang Alvaro, jadi cengengesan salah tingkah. "Maaf, ya, buru-buru."

Alvaro mengangguk. "Gak apa-apa." Dia menangkap ekspresi kesal Bella, Alvaro yakin kalau adiknya itu cari gara-gara lagi. "Ke mana? Digangguin Irham lagi, ya?"

"Iya. Mau ke Bunda, ngadu." Yang dimaksud Bella di sini adalah Dara, bunda Irham dan Alvaro. "Dia itu nyebelin banget, Kak Alva gak pusing punya Adik kayak dia?!" Bella berkacak pinggang, memikirkan lagi apa yang baru saja dia katakan.

Alvaro terkekeh geli. "Bunda lagi masak. Hm, antar ke minimarket, yuk!" ajaknya, langsung menyambar tangan Bella sebelum gadis itu menolak ajakannya. "Cepet, bentar aja."

"Eh, eh! Bentar dulu!" Bella berhenti, otomatis Alvaro pun berhenti. Pria itu menaikkan sebelah alisnya, menunggu Bella berbicara. "Udah malam, mau pulang aja. Minta antar ke Irham aja."

"Kakak yang antar. Sekarang ke minimarket dulu."

Bella menghembuskan napas pasrah, seiring dengan pundaknya yang melemas. "Oke. Tapi beneran, antar pulang!"

Alvaro tidak membalas lagi, dia cukup capek mendengar ocehan Bella barusan. Ketika melewati ruang tamu, Irham memandang mereka. Tampak kerutan di keningnya.

"Ke mana?"

"Kepo!" Bella memutar bola mata, tidak peduli lagi dengan Irham, si Serangga pengganggu.

Sementara Irham, pria itu tampak diam sambil memandangi dua orang berbeda gender itu sampai tak terlihat lagi. Tapi ... sudahlah, mungkin Alvaro mengantarnya pulang, pikirnya. Irham kembali melirik ponselnya, mengecek foto wanita cantik berambut pendek yang tadi dia kirim dari ponsel Bella. Dokter Kang.

"Minimarket?" gumamnya, mengulang ucapan Alvaro yang samar-samar terdengar olehnya.

-

"Kak Alva, aku ke toilet bentar. Tungguin, ya, awas kalau kabur!" peringat Bella pada Alvaro yang sedang memandanginya. Setelah pria itu mengangguk, Bella bergegas pergi, meninggalkan Alvaro yang kini menyeringai.

RL's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang