26. Diskusi

50 10 27
                                    

Aku tidak peduli tentang apapun, mau Upin dan Ipin mulai berambut, atau Spongebob berubah warnapun tidak peduli. Tapi, jika itu berhubungan dengan Riana, aku siap. Peduliku akan beralih semuanya padamu.

-Leon Anggara

-Leon Anggara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sampai di kediaman Riana, Leon mematikan mesin motornya. Tangannya bergerak membuka helm, lalu mengacak rambutnya.

Dia sangat tampan, terbuktikan oleh Riana yang kini sudah memejamkan mata. Kak Leon kenapa bikin deg-degan terus? Ria susah nahan senyum, tahu!

"Kenapa merem?" tanya Leon kebingungan.

Riana menggeleng, "Enggak. Ini lagi belajar doang." dia menjawab tanpa membuka mata.

Sementara di hadapannya, Leon sedang mencerna ucapan Riana barusan. Sudah tidak yakin dengan tebakannya, dia kini berucap.

"Belajar?"

"Belajar itu penting banget, kan?" Riana mulai membuka mata, sedikit mengerjapkannya. "Iya, kan, ih?" lanjutnya.

"Emang pagi-pagi udah belajar?"

"Udah," jawabnya singkat.

"Belajar apa?"

Riana diam sejenak, "Belajar menanak nasi." dengan polosnya dia berujar demikian, mendapat kekehan geli dari Leon. "Kenapa, kak?" tanyanya pelan.

"Enggak. Gue pulang, ya?" Leon menepuk puncak kepala Riana, disusul anggukan kecil darinya. "Salam aja buat yang di rumah."

Setelah Leon berpamitan, dia melajukan kuda besinya menuju rumah Argi, guna mencari tahu kertas yang menempel di-tas Argi tadi siang.

Ketika Leon asyik menjalankan kendaraannya, seorang wanita yang kini berdiri di trotoar mencuri fokusnya. Leon menghentikan motornya tepat di depan wanita tadi, lalu menghampirinya.

Leon menepuk bahunya, "Din!"  sapanya. Sesaat setelah itu, Dinda menoleh sambil tersenyum manis. "Ngapain berdiri di sini? Jangan bilang lo lagi nyari jodoh?" guraunya.

Mendengar itu, Dinda mendecih sembari menonjok bahu Leon pelan. Dia menggeleng, "Gue lagi nunggu taxi. Mau pulang," jawabnya. Telunjuknya terangkat tepat di depan hidung Leon. "Lo sendiri mau kemana? Ngojek?"

"Enak aja! Gue mau ke rumah si Argi. Ada penting," ucapnya.

"Yee! Kok punya sepupu cowok kerjaannya nongkrong mulu, ya?" ujarnya sinis. Dinda memainkan ponselnya, "Eh, kok gak bawa cewek? Tumben, Nel."

"Stop panggil gue Onel, Adinda!" Leon meninggikan nada suaranya, mungkin dia kesal karena terus-menerus dipanggil 'Onel' oleh Dinda, sepupunya. "Nama gue Leon, bukan Onel!" lanjutnya.

RL's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang