Pagi hari di koridor kelas 11 IPA, Leon berjalan santai sambil melirik jam tangannya. Dia rasa, sekarang suasana hatinya sedang baik. Ngomong-ngomong, tadi dia tidak berangkat bersama dengan Riana. Daffin bilang, gadis itu sudah berangkat lebih awal.
Kedengarannya agak aneh, biasanya Riana akan menunggu Leon menjemputnya walaupun dia terlambat datang. Mungkin hari ini ada tugas atau keperluan lain yang harus Riana selesaikan?
"Hai, Singa!"
Arion dan Zio merangkul Leon, membuatnya sedikit hampir mengumpat. Leon tidak berniat menjawab sapaan itu, inginnya hanya diam. Dia terus menatap lurus, tidak peduli pada dua orang aneh itu.
"Lah, Cinderella mana?" Arion membenahi posisi tasnya, lalu menatap Leon lagi. "Telinga lo gak kemasukan Burung Puyuh, kan?" tanyanya jengkel.
"Orang lagi PMS suka gitu, Ar. Diajak ngobrol cuma manggut-manggut sambil monyongin bibir. Rese, emang!" Zio memutar bola mata, berdecak pelan sebelum tersenyum melihat layar ponselnya.
Leon diam, ingin sekali menendang mereka dari sana sampai ke lantai dasar. "Berisik." Dia mempercepat langkahnya, masuk ke kelasnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Baru sampai pintu, Leon jadi mematung saat melihat Riana duduk di kursinya sambil tersenyum pada Leon.
Leon melanjutkan langkahnya. "Apa?" Dia menyimpan tasnya di meja, lalu duduk di samping Riana. "Kenapa ke sekolah sendiri?"
Riana tersenyum. "Ini, buat kamu." Dia mendorong kotak bekal yang lumayan besar ke dekat Leon, membuat pria itu ikut memandangi. "Ini aku yang buat, loh! Sebenarnya dibantu sama Bunda juga sih."
"Ini...?"
Tangan Leon terangkat, membuka kotak itu lalu mengeluarkan isinya. Dia terdiam saat melihat beberapa donat berwarna-warni, bentuknya berbeda namun ukurannya sama. Riana jadi mengulum bibir, menunggu reaksi Leon seperti apa.
"Oh, donat." Leon menarik napas panjang, tidak mengerti dengan jalan pikiran kekasihnya itu. Ya, tentu saja karena itu bukan donat normal seperti biasanya. Leon menggigit satu donat berwarna hitam-putih dengan dua telinga di atasnya. Persis seperti seekor Sapi. "Enak."
...Dan seperti anak TK.
"Beneran?! Lucu kan lihat ada Gajah warna biru, Kelinci putih, terus ini Kodok atau Alien?" Riana menunjuk satu-persatu donat di sana, membuat Leon terdiam sambil memandanginya. "Ada Ibunya Ayam–"
"Induk Ayam," ralat Leon datar.
Dia meringis. "Eh, oh ya! Terakhir ada Koala. Bunda nih yang buat Koala, padahal bagusan Dinosaurus!" ucapnya bersemangat sambil mengalihkan pandangan ke pintu. "Kak Rion, Kak Zio! Sini cepetan!"
Arion dan Zio langsung mendekat, penasaran juga mengapa pagi-pagi seperti ini Riana sudah berada di kelas mereka. Tadinya Zio mau bertanya, namun ketika melihat sesuatu di meja, dia langsung mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
RL's Story
Teen FictionBagaimana jika hidupmu dipenuhi dengan misteri? Sama seperti Riana Maudy yang berhari-hari kebingungan karena mendapat notes aneh, dan itu kerap terjadi semenjak bertemu dengan pria menyebalkan. Sudah berapa notes yang dia temukan? Riana pun malas...